Mubadalah.id – Islam bukan agama yang mendiskriminasi perempuan. Bahkan sebaliknya, Islam sangat menghormati perempuan karena kehadiran Islam mengangkat harkat dan martabat perempuan. Al-Qur’an dan hadits sesungguhnya sudah menjelaskan tentang nilai tauhid dan kemanusiaan, termasuk juga memanusiakan perempuan. Benarkah perempuan dan laki-laki setara dalam Islam?
“Hai kalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS Annisa: 1)
Dalam surat tersebut ditafsirkan bahwa perempuan diciptakan bukan untuk menjadi pesuruh atau direndahkan tetapi menjadi pendamping dan penentram bagi laki-laki. Teks-teks primer Islam menggunakan bahasa Arab yang mempunyai cara pandang dunia berdasarkan jenis kelamin dengan aturan bahasa yang bias gender atas keduanya. Bagaimana cara mengetahui kesetaraan gender dikonstruksi dalam bahasa Arab menjadi penting agar pesan tauhid dan kemanusiaan penuh perempuan tidak terkubur oleh karakter bahasa ini.
Sistem patriaki masih sangat kuat tidak hanya di Arab pada masa turunnya, melainkan hingga kini. Budaya patriarki yang masih terkonstruksi akibat dari konstruksi gender dapat menjadikan perempuan Indonesia terpenjara dalam ketidakbebasan. Kebebasan berekspresi, mengemukakan pendapat, menjadi mandiri, kuat, dan menuntut ilmu akan terbatasi.
Jika demikian, perempuan Indonesia jelas akan mengalami kemunduran karena tidak mampu mengembangkan potensi dirinya. Padahal, kebebasan mengembangkan potensi diri merupakan hak baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Islam datang mengubah budaya dan tradisi patriarki bangsa Arab dengan cara yang revolusioner. Rasulullah SAW dikenal dengan sosok yang sangat menghargai perempuan, merombak budaya yang menyudutkan posisi perempuan menjadi bermartabat, dan laki-laki diperintah untuk berlaku adil dan bijak, berbuat baik, dan melindungi perempuan.
Syariat Islam dan hukum-hukumnya berlaku untuk laki-laki dan perempuan secara seimbang. Begitu pun dengan janji pahala dan ancaman siksaan. Tidak dibedakan satu dengan yang lainnya. Masing-masing memiliki kewajiban dan hak yang sama di hadapan Allah sebagai hamba-hambaNya.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baikdan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)
Dari sini kita bisa tahu bahwa kesetaraan atau persamaan antara laki-laki dan perempuan adalah nilai yang berasal dari Islam.[]