• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Perempuan (Yang) Disembunyikan

Hendra Januar Hendra Januar
11/02/2020
in Pernak-pernik
0
80
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sejarah pada umumnya menampakkan kegagahan laki-laki. Para filsuf, ilmuan, sastrawan dan orang-orang besar yang ditulis cenderung patriarkis. Sebut saja buku populer “The History of Western Philosophy” karya Betrand Russel, yang tebalnya mencapai 500 halaman itu, didominasi kaum laki-laki.

Orang lalu bertanya-tanya, di mana peran perempuan dalam perjalanan sejarah?

Malah ada sejumlah filsuf yang misoginis, membenci perempuan dengan sangat jelas. Sebut saja salah satunya, Nietzche, pernah bilang “Perempuan adalah kesalahan Tuhan yang kedua” – terlepas dari sakit hatinya kepada Salomé, perempuan yang menolak cintanya berkali-kali dan Ibunya menjadi musuh di sepanjang karirnya sebagai professor filologi.

Tidak sampai di situ, para penganut agama yang berpikir pendek dan dangkal, memandang perempuan sebagai “the others”. Seringkali kita melihat sejumlah postingan di sosial media yang merendahkan posisi perempuan. Dengan dalil agama dengan tafsir yang fatal, seseorang berkata, “Laki-laki berada di atas perempuan.”

Setahun lalu, saya mendapat kiriman buku yang mengubah pandangan saya terhadap sejarah. Enam jilid buku itu diberi judul “The History of Women Philosophers”, ditulis dengan rinci oleh Mary Ellen Waithe, professor filsafat di Universitas Claveland State. Ia, dengan bahasa yang apa adanya, membongkar siapa yang berjasa di balik laki-laki hebat dalam sejarah.

Baca Juga:

Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir

Merebut Kembali Martabat Perempuan

Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

Kala Kesalingan Mulai Memudar

Saya menemukan banyak nama yang tidak disebutkan dalam buku-buku sejarah lainnya, baik yang ditulis oleh penulis populer, seperti Copleston, atau oleh filsuf atomis seperti Russel. Di sini, saya ingin memberikan satu contoh saja yang luput dari catatan kuno.

Siapa yang tidak kenal dengan Pythagoras? Seorang filsuf klasik terkemuka, yang menemukan rumus matematika dan memiliki ajaran spiritual pada jamannya. Bahkan istilah “philosophia” pertama kali diucapkan olehnya, yang kemudian digunakan mulai dari Socrates sampai detik ini. Di tangan Pythagoras, matematika yang semula hanya angka-angka abstrak, menjadi angka-angka konkrit dan bisa mengatur realitas fisik. “Dunia ini,” katanya, “adalah keseluruhan angka-angka.”

Tapi orang-orang mengenal Pythgoras semata, tanpa tahu siapa orang yang berjasa di balik kecermalangan filsud Yunani itu. Pertama, Pytaghoras tidak mungkin sehebat itu tanpa Themistoclea, seorang perempuan asal mesir yang mengajarkannya tentang estetika dan spiritualitas.

Kedua, Pytaghoras tidak akan menjadi lelaki yang hanya fokus belajar, jika tanpa Theano Crotona, istri yang dinikahinya. Theano lahir dan tumbuh dari keluarga bangsawan yang kaya raya, termasuk dalam “Orphic Family” di Yunani. Sehingga Pythagoras bisa dengan leluasa menggali pengetahuan tanpa memikirkan biaya hidup. Selain itu, Theano menjadi kawan diskusi yang kerapkali mengkritik Pythagoras jika ditemukan gagasan keliru.

Masih banyak nama-nama lain di balik keberhasilan filsuf-filsuf besar dalam sejarah. Termasuk Phintys perempuan tangguh dari Sparta, Aesara dari Lunia, dll. Bahkan ada Hypathia, filsuf perempuan yang sukses melengkapi astronomi Ptolemy. Namuan sayang, Hypatia yang dituduh “nenek sihir” pada jamannya, mati mengenaskan dengan diseret di tengah pasar dan dilempari batu dengan keadaan telanjang. Hypatia adalah seorang pagan yang mencintai filsafat dan mati demi mempertahankan pendapatnya.

Selain nama-nama itu, siapa lagi? Mungkin yang membaca tulisan ini, jika Anda perempuan, saya menyakini ada kualitas yang Anda miliki, yang tidak dipunyai laki-laki.

Hendra Januar

Hendra Januar

Terkait Posts

Tafsir Keadilan Gender

Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir

13 Juli 2025
Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Praktik Kesalingan

    Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merebut Kembali Martabat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir
  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID