• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Perkembangan dan Tantangan Masa Depan Pesantren

Dalam menghadapi tantangan abad ke-21, pesantren perlu terus mengembangkan kurikulum yang relevan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan modern.

Ratu Mawaddah Ratu Mawaddah
30/10/2023
in Personal
0
Tantangan Pesantren

Tantangan Pesantren

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dengan tantangan tersebut, bagaimana pesantren tetap menjadi pusat penting dalam pendidikan, pembentukan karakter, dan pengembangan masyarakat di Indonesia.

Mubadalah.id – Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan budaya dan tradisi, memiliki sejarah panjang dalam sistem pendidikan yang unik dan bernuansa agama. Salah satu institusi pendidikan yang menjadi bagian integral dari budaya dan sejarah Indonesia adalah pesantren.

Pesantren telah menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang berkembang sejak abad ke-13 dan keberadaannya kini terus menjadi pusat penting bagi pengembangan umat Islam yang memiliki basis kepesantrenan.

Sebagai salah satu pusat pendidikan agama Islam yang paling tua di Indonesia. Pesantren menyediakan kurikulum yang sejalan dengan prinsip ajaran Islam. Seperti al-Qur’an, Hadis, Fiqh, dan ilmu-ilmu agama lainnya.

Dengan kurikulum tersebut, pesantren membantu para santrinya memahami prinsip-prinsip Islam dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:

Tambang Nikel dan Masa Depan yang Terancam di Raja Ampat

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan Proses Perkembangan Janin dan Awal Kehidupan Manusia

Konstruksi Kemandirian Anak dalam Bayang-bayang Ekspektasi Figur Ayah

Selain pembelajaran agama, pesantren juga menjadi tempat untuk melatih dan mengembangkan karakter yang ada di setiap para santri. Mereka diajarkan nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, dan kesederhanaan.

Hal tersebut, bagi saya, merupakan aspek penting dalam pengembangan karakter yang ada dalam setiap diri para santri.

Sehingga, berkat kedispilinan, tanggung jawab dan kesederhanaan itu lah, banyak para santri ketika ia lulus nanti, ia akan menjadi pemimpin di masyarakatnya. Ada yang menjadi ketua RT, RW, kepala desa, bahkan menjadi presiden.

Mungkin kita ingat, sosok Abdurrahman Wahid, atau yang lebih akrab disapa sebagai Gus Dur. Ia adalah sosok santri yang menjadi presiden.

Selama menjadi seorang presiden, Gus Dur sudah banyak membela hak-hak santri, mencoba membangun jembatan antara agama-agama, dan mengadvokasi nilai-nilai pluralisme.

Bahkan selain itu, Gus Dur menjadi sosok yang kita kenal sebagai pemimpin yang peduli dan berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan sosial dan hak asasi manusia.

Semangat Gus Dur selalu membara dalam melindungi hak-hak minoritas. Bahkan selalu mengedepankan dialog antar agama.

Tantangan Masa Depan Pesantren

Meskipun pesantren telah berkontribusi dalam kemajuan negara, akan tetapi pesantren juga kini menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa tantangan yang pesantren hadapi seperti yang saya rangkum dari berbagai sumber di antaranya:

Pertama, pengembangan kurikulum yang modern. Dalam menghadapi tantangan abad ke-21, pesantren perlu terus mengembangkan kurikulum yang relevan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan modern.

Kedua, meningkatkan aksesibilitas pendidikan. Pesantren harus bekerja untuk memastikan bahwa pendidikan yang mereka sediakan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang kurang mampu.

Ketiga, mengatasi stereotip dan stigma. Beberapa orang mungkin memiliki stereotip negatif tentang pesantren. Penting bagi pesantren untuk berkomunikasi secara efektif dan membuktikan peran positif mereka dalam masyarakat.

Oleh sebab itu, dengan tantangan tersebut, bagaimana pesantren tetap menjadi pusat penting dalam pendidikan, pembentukan karakter, dan pengembangan masyarakat di Indonesia.

Dengan demikian untuk terus beradaptasi dengan perubahan zaman, pesantren harus terus menerus menjadi tempat yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat dan negara. []

Tags: Masa DepanPerkembanganpesantrentantangan
Ratu Mawaddah

Ratu Mawaddah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID