• Login
  • Register
Minggu, 5 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Perlunya Kesalingan dalam Penyesuaian Perkawinan

Neng Eri Sofiana Neng Eri Sofiana
06/09/2020
in Keluarga, Pernak-pernik, Personal
0
539
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sejatinya, manusia dituntut melakukan proses penyesuaian diri terhadap keadaan baru, perubahan suasana dan kebutuhan baru. Terlebih dalam perkawinan, kita akan dihadapkan banyak keadaan, suasana dan kebutuhan baru, seperti saat menjadi seorang istri, saat menjadi seorang menantu, saat hamil dan menjadi seorang ibu yang tentunya diperlukan penyesuaian diri.

Penyesuaian dengan teman hidup tanpa ikatan perkawinan mungkin lebih mudah, tetapi penyesuaian perkawinan melibatkan lebih dari hanya sekedar teman hidup, yakni melibatkan dua keluarga besar yang memiliki keragaman watak.  Menurut penulis, konsep penyesuaian perkawinan mengandung dua pengertian, yaitu adanya hubungan mutualisme atau saling menguntungkan antara pasangan suami istri untuk memberi dan menerima atau menunaikan kewajiban dan menerima hak.

Kemudian disertai adanya proses saling belajar antara dua individu untuk mengakomodasi kebutuhan, keinginan dan harapannya dengan kebutuhan, keinginan dan harapan dari pasangannya, sehingga penyesuaian perkawinan atau penyesuaian marital berarti mencapai taraf yang baik dalam hal kenyamanan relasi yang diperoleh melalui saling memberi dan menerima.

Penyesuaian perkawinan juga mengacu pada bagaimana mengatasi konflik dan bertahan hidup lebih lama dengan pasangannya. Kemauan baik dan toleransi dapat menjamin tercapainya cita-cita setiap pasangan suami isteri. Akan tetapi dalam hal ini perlu diingat bahwa perbedaan-perbedaan yang lebih banyak antar suami isteri harus disertai dengan toleransi yang lebih besar pula. Makin besar perbedaan latar belakang dan asas-asas hidup, makin besar pula porsi toleransi diperlukan unutuk mengatasi jurang perbedaan antara kedua pribadi ini.

Penyesuaian perkawinan sangat penting dilakukan dan diupayakan demi mencapai kebahagiaan, sebagaimana maksud dijalankannya suatu perkawinan. Penyesuaian perkawinan juga dilakukan untuk mendapatkan kedamaian. Sebab tanpa penyesuaian terhadap perubahan-perubahan dan perbedaan-perbedaan yang ada akan sangat sulit dicapai kebahagiaan dan sulit pula mempertahankan kelangsungan lembaga perkawinan dalam jangka waktu panjang, karena kegagalan penyesuaian perkawinan dapat berujung pada perceraian.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

Baca Juga:

5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad

Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

Dalam melakukan penyesuaian diri, ada beberapa faktor yang berpengaruh. Namun meski demikian terdapat perbedaan faktor di kalangan para tokoh psikologi. Menurut Hurlock, dalam pernikahan terdapat empat hal penting masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi oleh pasangan suami istri. Pertama, penyesuaian dengan pasangan, yakni mampu menunjukkan bahwa terdapat kebersamaan, mampu mengeluarkan pendapat dan bertukar pikiran, memberi perhatian, pengertian, saling mencintai serta mampu bekerja sama dalam mengerjakan tugas rumah tangga.

Kedua, penyesuaian seksual, yakni menyangkut pengungkapan cinta dan tercapainya kepuasan dalam berhubungan seksual. Ketiga, penyesuaian keuangan, yakni terkait dengan pengelolaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam hal ini, keluarga perlu belajar untuk membelanjakan pendapatannya dan menghindari hutang sehingga dapat menikmati kepuasan atas usahanya dengan sebaik-baiknya. Keempat, penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan, yakni meliputi penerimaan anggota keluarga pasangan dengan saling menghormati dan menghargai.

Untuk mencapai suksesnya penyesuaian perkawinan, diperlukan adanya 3K 1E, yakni kesepakatan, kedekatan, kepuasan dan ekspresi. Kesepakatan dituangkan dalam pengaturan anggaran belanja, tugas keluarga, serta hal lainnya, kemudian kedekatan diterapkan dalam melakukan hal bersama-sama, berbagi pengalaman, dan hal lain yang memberi kebahagiaan. Kepuasan akan lahir dengan melaksanakan peran rumah tangga dengan baik sehingga terdapat ekspresi atau kesepahaman dalam mengungkapkan perasaan dan hubungan seks pasutri. []

Neng Eri Sofiana

Neng Eri Sofiana

Ibu rumah tangga yang senang mengkaji hukum Islam dan budaya, lahir di Cianjur, kini berdomisili di Ponorogo dan sedang menempuh Pascasarjana Hukum Keluarga IAIN Ponorogo.

Terkait Posts

Mendidik anak

5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad

5 Februari 2023
Perempuan Miskin

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

4 Februari 2023
Mitos Sisyphus

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

4 Februari 2023
Mendidik Anak

5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

4 Februari 2023
Perempuan Masa Nabi Saw

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

4 Februari 2023
Nabi Muhammad Saw

Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw

4 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Industri Halal

    Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Komentar Terbaru

  • Indonesia Meloloskan Resolusi PBB tentang Perlindungan Pekerja Migran Perempuan - Mubadalah pada Dinamika RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang Tak Kunjung Disahkan
  • Lemahnya Gender Mainstreaming dalam Ekstremisme Kekerasan - Mubadalah pada Lebih Dekat Mengenal Ruby Kholifah
  • Jihad Santri di Era Revolusi Industri 4.0 - Mubadalah pada Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist