• Login
  • Register
Selasa, 24 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Potret Toleransi Non Muslim Saat Ramadan: Ikut Berpuasa Satu Bulan Penuh

Bahkan hal ini mereka lakukan bukan hanya untuk mendapatkan manfaat bagi diri sendiri, tapi merupakan salah satu cara untuk menghormati dan mempererat relasinya dengan kawan-kawan Muslim di sekitarnya.

Pitri Apipatul Milah Pitri Apipatul Milah
28/03/2024
in Publik
0
Ramadan

Ramadan

888
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Maka tidak heran jika bulan suci ini banyak dinantikan dan dirindukan oleh seluruh umat Muslim di dunia.

Selain itu, Ramadan juga merupakan bulan spiritual yang melambangkan refleksi dan disiplin. Sebab, khusus di bulan ini Allah memerintahkan seluruh umatnya untuk melakukan ibadah puasa. Hal ini dapat kita lihat dalam QS. al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. al-Baqarah ayat 183).

Salah satu tujuan perintah puasa tersebut adalah untuk melatih umat Muslim dalam memperdalam spiritual mereka, supaya mampu menjadi orang yang bertakwa. Maka dari itu, di bulan Ramadan, kita melihat banyak orang Islam yang berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan. Entah itu dengan saling berbagi, memperbanyakan membaca al-Qur’an dan yang lainnya.

Baca Juga:

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

Merawat Toleransi, Menghidupkan Pancasila

Pesan Nyai Alissa Wahid di Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan

Selain memperdalam spiritual, puasa Ramadan juga melatih umat muslim untuk berlatih mengelola emosi. Makanya selama puasa, Allah menganjurkan manusia untuk bersadar dan menahan hawa nafsu. Hal ini tergambar dalam salah satu hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud

“Ramadan akan melatih kita makna kesabaran, karena kesabaran adalah setengah dari iman dan puasa adalah setengah dari kesabaran.” (HR. Ibnu Mas’ud).

Makna spiritual dan melatih diri ini ternyata bukan hanya menarik untuk dilakukan oleh umat Islam saja. Melansir dari Republika.co.id bahwa semangat untuk berpuasa di bulan Ramadan juga menginsiprasi orang-orang Non Muslim.

Kisah Jayden Vermeulen

Di Uni Emirat (UEA) ada banyak sekali orang-orang Kristen yang setiap bulan Ramadan ikut melakukan puasa satu bulan penuh. Salah satunya yang dilakukan oleh mahasiswa Belanda, Jayden Vermeulen (16 tahun), yang sudah ikut berpuasa selama empat tahun pada bulan Ramadan.

Menurut pemaparan Jayden ketika diwawancara oleh jurnalis Republika.co.id, puasa Ramadan itu merupakan salah satu bentuk dia menghormati umat muslim di tempat tinggalnya saat ini. Lebih dari itu, Jayden juga merasakan manfaat yang luar biasa dari puasa, yaitu mendapatkan kedamaian jiwa.

Hal ini disampaikan oleh Jayden, karena menurutnya anjuran untuk berlatih sabar dan menahan hawa nafsu selama berpuasa itu ternyata ada kaitannya dengan menjaga mental tetap sehat. Sehingga puasa membuat Jayden lebih tenang, damai dan bahagia. Karena itu, Jayden selalu antusias ketika menyambut Ramadan.

Selain Jayden, Zee Mashenge, seorang guru sekolah menengah di Inggris juga memutuskan untuk ikut berpuasa selama Ramadan. Hal ini ia lakukan sebagai penghormatan kepada umat Muslim.

Ketika Mashenge, pindah dari UES ke Inggris pada tahun 2019, ia mendapatkan sambutan yang sangat hangat dari saudara-saudara Muslim. Sehingga ia bisa bersahabat dengan umat Muslim, dan dalam rangka memperat relasi tersebut Zee selalu ikut melakukan puasa di bulan Ramadan.

Menurut Mashenge, puasa Ramadan adalah bentuk solidaritas dia dengan komunitas Muslim di tempat tinggalnya. Mashenge juga menambahkan bahwa puasa selama Ramadan adalah cara yang bagus untuk memahami sepenuhnya apa yang umat Islam rasakan selama berpuasa satu bulan Ramadan.

Sejalan dengan itu, Mashenge, juga merasakan bahwa puasa di bulan Ramadan ini mempunyai hikmah yang sangat besar yaitu bisa menjadi ruang untuk lebih dekat dengan Tuhan, dan juga menyehatkan tubuh, jiwa serta pikiran. Karena selama berpuasa, setiap orang lebih banyak waktu untuk mendalami kitab suci, berdoa, meditasi dan yang lainnya.

Hikmah Puasa

Membaca pengalaman Jayden dan Mashenge ini aku jadi teringat bahwa memang Islam tidak serta merta memerintahkan umatnya untuk berpuasa, kecuali memang ada hikmah di dalamnya.

Seperti yang sering kita dengar, hikmah berpuasa itu adalah melatih diri untuk menjadi orang-orang yang berperilaku baik, dan berjiwa sehat. Sehat secara fisik dan juga mental.

Jadi puasa tidak hanya memiliki manfaat spiritual saja, tetapi juga dapat menjadi latihan mental untuk setiap orang yang melakukannya.

Lebih dari itu, apa yang Jayden dan Mashenge lakukan juga merupakan potret toleransi yang unik sekali. Di mana sebagai Kristen, mereka mampu meruntuhkan egonya untuk ikut menyelami dan memahami makna di balik ritual ibadah komunitas Muslim di lingkungannya.

Bahkan hal ini mereka lakukan bukan hanya untuk mendapatkan manfaat bagi diri sendiri, tapi merupakan salah satu cara untuk menghormati dan mempererat relasinya dengan kawan-kawan Muslim di sekitarnya.

Sungguh niat mulia ini patut untuk kita tiru sebagai umat Muslim. Mungkin kita bisa membalas kebaikan dan penghormatan tersebut dengan tidak berprasangka buruk pada umat yang beda agama, dalam hal ini Non Muslim.

Jauh dari itu, jika kita mampu kita juga bisa ikut membantu ketika teman-teman Kristen tengah mempersiapkan ritual-ritual ibadahnya. Misalnya dengan ikut bergembira ketika mereka menyambut Hari Rayanya, memberikan ucapan selamat dan membantu memperispakan kebutuhan hari-hari besar mereka.

Semoga Ramadan membawa kita semakin mampu berpikir bahwa toleransi tidak hanya cukup diucapkan, tapi harus dirasakan dan dilakukan secara langsung. []

Tags: berpuasaBulannon muslimPotretramadantoleransi
Pitri Apipatul Milah

Pitri Apipatul Milah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Terkait Posts

Korban KBGO

Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi

23 Juni 2025
Khadijah

Nyai Awanillah Amva: Jika Ingin Istri Seperti Khadijah, Muhammad-kan Dulu Dirimu

22 Juni 2025
Ekoteologi Kemenag

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

20 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Difabel dan Kekerasan Seksual: Luka yang Sering Tak Dianggap

20 Juni 2025
Revisi Sejarah

Ibnu Khaldun sebagai Kritik atas Revisi Sejarah dan Pengingkaran Perempuan

19 Juni 2025
Greta Thunberg

Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hakikat Berkeluarga

    Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spiritual Awakening : Kisah Maia dan Maya untuk Bangkit dari Keterpurukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Salim dan Debat Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Stigma Tubuh Perempuan sebagai Sumber Fitnah
  • Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun
  • Menyoal Tubuh Perempuan sebagai Fitnah dalam Pemikiran Fikih
  • Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi
  • Seksualitas Perempuan dalam Fikih: Antara Penghormatan dan Subordinasi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID