Mubadalah.id – Tim redaksi Mubadalah.id beberapa waktu lalu membagikan Q & A pada salingers melalui Instagram Story dengan tema Bucin yang Mubadalah. Sebelum akhirnya pertanyaan yang masuk itu, redaksi kelola dalam kegiatan Ngaji Jogan Ramadan Online 2023. Adapun beberapa pertanyaan yang kami rangkum. Antara lain pertama, Boleh nggak sih cewek nyimpen rasa dan menyatakan cinta duluan min? Tapi takut nih dikatain cewek nggak bener?
Tentu boleh, konsep mencintai Qurani adalah sebagai pecinta aktif/subjek (Rahman dan Rahim). Sebagai manusia yang diciptakan dan dilengkapi dengan sifat ketuhanan, kemalaikatan, dan hayawan, memiliki rasa suka dan cinta adalah hal yang normal dan manusiawi. Baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Bahkan Allah Swt. memerintahkan kita untuk selalu mengutarakan semua isi hati kita (‘Ud’uunii astajib lakum, berdoalah, mintalah, katakanlah padaku, maka aku akan merespon/mengabulkannya- QS. Gafir: 60). Juga selalu mengingatnya sebagai tanda cinta (fadzkuruuni adzkurkum, ingatlah Aku maka Aku akan mengingatmu- QS. Al-Baqarah: 152).
Bucin yang Qurani itu Bucin yang Mubadalah, di mana cinta pada-Nya yang tidak mungkin bertepuk sebelah tangan, karena pasti akan terbalas, asalkan bucinnya kita Lillah, melalui perantara makhluk Illah (sesama manusia, hewan, tumbuhan dan alam semesta). Takutnya tervalidasi agar menjadi sesuatu yang pasti.
Kedua, apakah boleh nembak duluan?
Tentu boleh, dengan mempertimbangkan dua hal. Kondisi dan adab dalam menyampaikan perasaan. Pertama, kita harus memahami kondisi. Tidak semua laki-laki itu bisa mengekspresikan rasa, ada juga yang pemalu, ada juga yang menunggu. Kita harus memahami karakternya, jika dia memang seseorang yang sulit memahami perasaan orang lain, tentu tidak ada salahnya mengungkapkan terlebih dulu.
Allah Swt. yang mengetahui hati makhluknya masih menyuruh kita berdoa, itu tandanya kita wajib berikhtiar (doa, amar, dan iltimas). Karena esensi mengungkapkan rasa adalah agar khatir/kerentek batin itu tersampaikan, baik oleh laki-laki maupun perempuan. Siapa yang memiliki rasa, dialah yang berkewajiban mengutarakan, tentunya dengan berbagai strategi yang terkondisikan.
Tidak membolehkan perempuan nembak duluan sama dengan membungkam suara dan emosi mereka, dan itu melanggar prinsip kemanusiaan untuk merdeka, setara, maslahah, dan mubadalah.
Kedua, adab. Walaupun diperbolehkan, bukan berarti kita gak punya adab dalam penyampaian: laki-laki tersebut berstatus single, tidak dalam ikatan pernikahan atau khitbah. Dia adalah orang yang salih, untuk kemaslahatan dan arah keberlanjutan perasaan; dan siap atas segala bentuk penerimaan atau penolakan. Jangan sampai kita menjadi merugi dan membenci terhadap respon yang tidak kita harapkan.
Ketiga, bucin serinkali dianggap suatu yang negatif min, gimana tuh?
Bucin itu bisa kita nilai negatif karena dampak yang timbul. Kesalahan para orang dewasa adalah tidak mampu mendampingi anak-anak yang sedang mengalami pubertas dengan cara yang baik. Alih-alih mengenalkan dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang produktif dan positif, orang tua maupun instansi Pendidikan kerap melarang dan menghukum tanpa diserati edukasi yang baik.
Oleh karena itu, tugas kita bukan menghakimi, melainkan mendampingi. Sayyidina Ali memberikan teori parenting yang penting. Di mana 7 tahun pertama anak adalah raja, 7 tahun berikutnya masa kita perkenalkan aturan dan segala hal yang melingkupinya, 7 tahun berikutnya anak adalah teman lagi sahabat.
Keempat, batasan bucin dalam Islam ada nggak min?
Bucin kepada Allah Swt. Itu nggak ada batasannya. Rahman Rahim sebagai love language yang bisa kita terapkan kepada sesama makhluk tanpa memandang berbagai jurang perbedaan. Bucin lillah dalam mewujudkan Islam Rahmah adalah bucin yang kita perjuangkan sampai mati. Kita wajib saling sayang dan cinta, yang tidak boleh adalah membenci.
Hal-hal yang dapat memicu kebencian adalah hal yang harus kita hindari. Yakni yang bertentangan dengan maqashid syariah. Bahkan Pangersa Abah Anom memberikan wasiat kepada murid-muridnya, ‘Harus menyayangi orang yang membenci kepadamu.’ Mencinta adalah sebuah kewajiban tanpa mengharap balas, karena saat kita sudah melakukannya, Tuhan akan selalu membalas lebih dari yang kita duga.
Ketika kita menjadi pecinta aktif kepada alam, dia juga akan mencintai kita. Ketika kita welas asih kepada yang berbeda keyakinan, mereka juga akan membalas yang serupa. Saat kita mencintai pasangan halal kita dengan penuh cita, saat itu juga kita akan menemukan jawaban Tuhan dalam sosoknya. Apa yang kita tanam itulah yang kita tuai. Sehingga kita akan merasa dicintai dan mencintai dengan sepenuh jiwa, baik terhadap pasangan secara khusus, maupun semesta secara umum.
Kelima, ada nggak sih kisah tentang perempuan yang menyatakan perasaannya deluan kepada laki-laki?
Tentu ada dong. Nabi berkata (HR. Hakim dan Muslim) bahwasanya kelak di surga para perempuan dipimpin oleh 4 wanita. Mereka adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah, Khadijah binti Khuwailid dan Asiyah. Maryam adalah simbol perempuan yang menyatakan cinta tanpa batas kepada anaknya, dia tidak memperdulikan stigma buruk masyarakat yang memarginalkannya, karena yang mulia di hadapan Tuhannya adalah karena ikhtiar ketakwaannya.
Fatimah ra. adalah simbol perempuan aktivis yang dengan segala kondisinya namun dapat membela Ayahnya di tengah cemoohan kafir Quraisy. Bahkan pernikahannya dengan Ali pun menjadi jawaban bahwa Nabi sebagai pihak perempuan melamar untuk laki-laki. Khadijah istri pertama Rasulullah, beliau adalah simbol bahwa pernyataan cinta dari perempuan adalah hal yang tidak dilarang, baik secara usia, pekerjaan, maupun strategi mengungkapkan.
Bahkan teladan ini terjadi pada pernikahan pertama Nabi. Asiyah istri Firaun adalah simbol perempuan yang memiliki otoritas untuk menyelamatkan kaum rentan dan papa. Empat perempuan ini adalah pemimpin kita semua kelak. Yang menjadikan mereka istimewa karena mereka menjadi teladan bahwa perempuan pun berhak menjadi subjek cinta dan sayang secara aktif, bukan pasif, dalam segala bentuk relasi dan peran guna menciptakan kehidupan yang berkeadilan. (Aspiyah)