• Login
  • Register
Minggu, 25 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Refleksi Kebaikan dari Kerukunan Beda Agama

Sikap yang baik adalah refleksi dari pemahaman agama yang baik. Sikap seorang muslim maupun non-muslim akan tercipta kerukunan apabila mereka benar-benar paham tentang agamanya.

Wahid Mudzakir Wahid Mudzakir
02/03/2023
in Publik
0
Kerukunan Beda Agama

Kerukunan Beda Agama

713
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Orang bijak berkata : “Hidup akan lebih tenteram jika kita menjalaninya dengan penuh toleransi dan rukun.”

Mubadalah.id – Sebelum membahas tentang betapa kuatnya getaran kerukunan beda agama, saya akan berbagi cerita. Alkisah di sebuah kota terdapat bangunan gedung yang menjulang tinggi. Di halaman gedung dan ruang lobi kelihatan penuh sesak anak-anak muda yang membawa map. Mereka berdesak-desakan antri untuk mendaftarkan diri melamar kerja di perusahaan tersebut.

Di seberang jalan yang tak jauh dari gedung itu ada seorang wanita muda yang membawa tas dan map yang berjalan kelihatan agak terburu-buru menuju gedung. Di mana banyak anak-anak muda yang sedang antri mendaftarkan diri tersebut.

Namun sesampai di halaman yang sangat luas itu dia melihat ibu setengah baya terjatuh dengan buku berserakan di sekitarnya, dan dia melihat ibu setengah baya itu kelihatan menahan sakit. Dengan hati merasa iba melihat ibu itu, sang wanita muda tadi akhirnya lebih memilih menolongnya daripada ikut barisan antri. Dengan berusaha menolong membantu ibu setengah baya tadi untuk duduk sambil mengurut kakinya yang terkilir.

Setelah ia merasa agak cukup kemudian sang wanita muda itu mengumpulkan buku-buku yang berserakan dan hatinya agak terkejut karena di antara buku-buku yang berserakan itu ia menjumpai tanda salib. Setelah  buku-buku itu terkumpul kemudian ia berikan kepada ibu setengah baya tadi. Lalu ia tuntun untuk berdiri dan berjalan pelan-pelan menuju gedung itu. Dan selanjutnya wanita muda yang membawa map tadi ikut antri mendaftar diri. Sedangkan wanita setengah baya tadi langsung masuk ke dalam gedung.

Indahnya Kerukunan Beda Agama

Kemudian setelah beberapa hari berlalu tibalah saatnya perusahaan yang dilamar wanita muda itu mengadakan test interview. Seperti hari-hari ketika pembukaan pendaftaran sebelumnya, d ilobi gedung banyak anak-anak muda yang duduk antri menunggu panggilan test interview. Dan akhirnya tibalah sampai giliran wanita muda yang menolong wanita setengah baya beberapa waktu lalu.

Baca Juga:

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Pesan Toleransi dari Perjalanan Suci Para Biksu Thudong di Cirebon

Temu Keberagaman 2025: Harmoni dalam Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Inti Keberagamaan dalam Islam

Setelah mendengar suara memanggil, kemudian wanita muda itu masuk ke sebuah ruangan interview. Begitu membuka pintu ruangan interview dan melihat di depan ada seorang wanita setengah baya yang duduk dengan tenang menunggu kedatangannya. Betapa terkejutnya wanita muda itu setelah melihat wanita setengah baya yang duduk di depannya ternyata adalah wanita yang pernah ia tolong di halaman gedung.

Dengan suara lembut wanita itu mempersilakan wanita muda yang membawa map itu untuk duduk. Dan segera ia hampiri sambil berkata,“wahai anak muda yang baik hati, perusahaan ini hanya membutuhkan orang sepertimu, jujur, lemah lembut, peduli terhadap siapapun tanpa memandang suku. Agama, ras dan golongan, maka mulai saat ini dengan bangga saya mengangkatmu menjadi pegawai tetap di perusahaan saya ini.” Dengan senang hati wanita muda itu sujud syukur. Kemudian berdiri menjabat tangan dan mencium tangan wanita setengah baya itu.

Berkaca dari peristiwa tersebut di atas, maka kerukunan beda agama merupakan sesuatu yang sangat indah dan harus terus kita sampaikan ke semua kalangan umat beragama. Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam hal agama.

Penting untuk Kedamaian Negeri

Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kedamaian dan kesejahteraan di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keberagaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama.

Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut seperti Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Perbedaan seperti ini bukanlah alasan untuk terpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, maka kita harus menjaga kerukunan beragama di Indonesia agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.

Kerukunan umat beragama merupakan bagian penting dalam setiap masyarakat yang ada di Indonesia. Apabila mengabaikan persoalan ini maka akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia harus menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman penganut agama yang ada di Indonesia. Karena dengan hidup rukun maka sudah ikut berpartisipasi untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia.

Keberanekaragaman suku yang tersebar di setiap pulau, penganut agama pun tersebar di antara pulau-pulau. Misalnya penganut agama Islam mayoritas di pulau Jawa, Sumatera, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Sumbawa, dan Maluku Utara. Lalu agama Kristen mayoritas di pulau Irian (Irian Jaya) dan Katolik di pulau Flores, dan Hindu di pulau Bali.

Keberagaman Indonesia

Keanekaragaman suku, bahasa, adat istiadat dan agama tersebut merupakan suatu kenyataan yang harus kita syukuri sebagai kekayaan bangsa. Keanekaragaman itu apabila dikelola dengan baik maka akan menjadi kekuatan bagi bangsa kita. Namun apabila kemajemukan atau keanekaragaman itu tidak dikelola dengan baik maka akan berpotensi yang cukup besar akan memunculkan konflik kepentingan antar kelompok yang berbeda-beda itu dan pada akhirnya bisa mengancam keutuhan dan persatuan bangsa kita.

Berbagai upaya telah pemerintah lakukan untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Di antara upaya tersebut adalah pembinaan kerukunan antar umat beragama melalui program peningkatan kerukunan hidup umat beragama. Sikap seorang muslim maupun non-muslim akan tercipta kerukunan apabila mereka benar-benar paham tentang agamanya. Karena semua agama mengajarkan tentang kebaikan, bahwa setiap manusia beragama memilki rasa saling ingin mengetahui satu sama lain. Baik dari adat istiadat, bahasa, dan agamanya.

Agama memuat norma-norma yang menjadi pedoman oleh pemeluknya dalam bersikap. Norma tersebut mengacu pada pencapaian nilai- nilai luhur kepada pembentukan kepribadian, dan keserasian hubungan sosial dalam upaya memenuhi ketaatan kepada Dzat yang supranatural.

Beragama dan Refleksi Kebaikan

Beragama adalah bagaimana cara untuk memperbaiki hubungan dengan yang supranatural, namun juga harus dengan sikap objektif terhadap agama. Dalam masyarakat beragama di mana hubungan antar anggota sangat akrab, kegiatan berjalan sangat sederhana. Yaitu segalanya praktis dapat kita lakukan bersama. Pada kelompok agama yang secara alamiah atau spesifik semacam itu terdapat adanya suatu integrasi pelbagai kegiatan dan persekutuan yang berjalan di bawah inspirasi keagamaan.

Sikap yang baik adalah refleksi dari pemahaman agama yang baik. Karena banyaknya umat beragama yang ada di Indonesia tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan yang signifikan dari penganutnya dalam memahami ajaran agamanya masing-masing. Oleh karena itu, sangat penting bagi Penyuluh Agama, Pemuka atau tokoh-tokoh agama yang moderat terus mensosialisasikan tentang pentingnya hidup rukun, damai dan cinta kasih di antara sesama manusia.

Dan jika Tuhan memberiku cinta dengan berbungkus agama, maka akan aku jaga agamaku tanpa menyakiti agama orang lain. Dan jika Tuhan memberiku rasa yang terbalut dengan toleransi, maka akan ku hargai pendapat orang lain. Jika masih ada yang mempermasalahkan dua hal itu, dia manusia amatir“.- Sukrad. []

Tags: FKUBkeberagamanKementerian AgamaKerukunan Beda AgamaModerasi Beragamatoleransi
Wahid Mudzakir

Wahid Mudzakir

Kankemenag Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur

Terkait Posts

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan

24 Mei 2025
Ulama perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

24 Mei 2025
Kekerasan

Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

24 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

23 Mei 2025
Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Laku Tasawuf

    Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan
  • Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an
  • Ihdâd: Pengertian dan Dasar Hukum
  • Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version