• Login
  • Register
Sabtu, 2 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Sastra Pesantren: Upaya Internalisasi Nilai Kesetaraan

Vevi Alfi Maghfiroh Vevi Alfi Maghfiroh
06/03/2021
in Aktual, Rekomendasi
0
Sastra Pesantren

Sastra Pesantren

225
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kehadiran sastra pesantren dalam dunia literasi menjadi oase tersendiri bagi penikmat sastra, apalagi jika penulisnya adalah seorang perempuan yang mampu memunculkan pandangan dan pengalaman kehidupannya. Selain mudah dan ringan dibaca, karya sastra juga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengkampanyekan isu-isu tertentu, terutama bagi masyarakat awam yang tidak gemar membaca kajian dan referensi artikel ilmiah.

Jika melihat berbagai referensi, sebenarnya sastra pesantren telah lama hadir. Seperti yang ditulis oleh Jalam D Rahman, Djamil Suherman, Acep Zamzam, Gus Mus, Syu’bah Asa, dan lainnya yang lahir di era 60-an hingga 90-an. Namun hanya sedikit bahkan bisa dikatakan satu-satunya penulis perempuan sastra pesantren di era tersebut, yakni Abidah el-Khaliqy.

Namun seiring berkembangnya trend kepenulisan chick lit and teen lit pada karya sastra, di era tahun 2000-an mulai banyak bermunculan penulis-penulis perempuan sastra pesantren dengan bahasa yang ringan dan mudah dinikmati semua kalangan. Dua di antaranya adalah Nor Ismah, seorang penulis dan peneliti dan Muyassarotul Hafidzoh, penulis novel Hilda dan Cinta dalam Mimpi di tahun 2020.

Kedua sosok tersebut juga merupakan bagian dari jaringan Kongres Ulama Perempuan yang mampu mengiternalisasi nilai-nilai dan semangat juang KUPI dalam berbagai macam tulisannya.

Lalu bagaimana cara mereka memasukkan pesan dan nilai-nilai kesetaraan dalam tulisan? Bagaimana membagi waktu antara berkarya dan berkeluarga bagi penulis perempuan? dan apa tips dan trik agar memiliki gairah menulis?

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Meningkatkan Budaya Literasi Santri di Pesantren Fahmina Melalui Joglo Baca dan Kelas Menulis
  • Menulis dengan Perspektif Perempuan, Pentingkah Bagi Laki-Laki?
  • Alina Suhita dan Jiwa Kepemimpinan Perempuan
  • Konsistensi adalah Kunci Keberhasilan Literasi

Baca Juga:

Meningkatkan Budaya Literasi Santri di Pesantren Fahmina Melalui Joglo Baca dan Kelas Menulis

Menulis dengan Perspektif Perempuan, Pentingkah Bagi Laki-Laki?

Alina Suhita dan Jiwa Kepemimpinan Perempuan

Konsistensi adalah Kunci Keberhasilan Literasi

Jawaban dari pertanyaan tersebut sudah dijelaskan oleh kedua narasumber dalam acara webinar Halo dari ADHKI dengan tema ‘Sastra Pesantren dan Pesan Kesetaraan dalam Relasi Keluarga’ yang dilaksanakan 25 Februari 2021 yang lalu. Silakan kunjungi kanal youtube berikut ini:

 

 

 

Tags: literasiSastra PesantrenTradisi Literasi
Vevi Alfi Maghfiroh

Vevi Alfi Maghfiroh

Admin Media Sosial Mubadalah.id

Terkait Posts

Agama

Prof. Fransisco Budi Hardiman Jelaskan Fungsi Agama di Era Digital

2 Desember 2023
Akademisi Formalitas

Prof. Ahmad Zainul Hamdi Tegaskan Para Akademisi Tidak Boleh Terjebak Pada Formalitas Akademik

2 Desember 2023
Krisis Lingkungan

Islam dan Krisis Lingkungan: Siapa yang paling Bertanggung Jawab?

2 Desember 2023
Masyarakat Ideal

Gus Ulil: Mari Memikirkan Bentuk Masyarakat Ideal di Masa Depan

2 Desember 2023
Gus Ulil Muktamar

Gus Ulil: Muktamar Pemikiran NU Ke-2 Tidak Boleh Ada Lobi-lobi Politik

1 Desember 2023
Muktamar Pemikiran NU ke-2

Buka Muktamar Pemikiran NU Ke-2, Gus Ulil: Mari Hadirkan Kecakapan Pemikiran Subtansif

1 Desember 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Ideal

    Gus Ulil: Mari Memikirkan Bentuk Masyarakat Ideal di Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prof. Ahmad Zainul Hamdi Tegaskan Para Akademisi Tidak Boleh Terjebak Pada Formalitas Akademik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melindungi Perempuan Pekerja Rumah Tangga (PRT) dari Kekerasan adalah Kewajiban Negara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dibuka Malam Ini, Berikut Agenda Muktamar Pemikiran NU 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Prof. Fransisco Budi Hardiman Jelaskan Fungsi Agama di Era Digital
  • TGKH. Zainuddin Abdul Madjid; Tokoh Pendidikan Perempuan asal Lombok
  • Kekerasan Seksual dalam Pandangan KUPI
  • Jalan Panjang Merdeka Dari Kekerasan Seksual
  • Mengenal Sukainah, Sang Cicit Nabi yang Punya Pemikiran Progresif

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist