• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Seorang Bayi Meninggal Akibat Beban Pengasuhan Anak dan Depresi Pasca Melahirkan

Banyaknya kasus seorang Ibu yang membunuh anaknya menunjukkan bahwa tanggung jawab dalam mengasuh anak memang cukup berat

Shella Carissa Shella Carissa
27/03/2024
in Publik
0
Beban Pengasuhan Anak

Beban Pengasuhan Anak

993
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Media sosial dihebohkan oleh meninggalnya seorang bayi berusia 16 bulan yang ditinggal ibunya liburan selama 10 hari. Berdasarkan hasil otopsi, Jailyn Candelario, nama bayi tersebut, meninggal pada hari ke-9 di atas kotoran dan air pipisnya sendiri. Tangisannya setiap malam terekam cctv yang berada di teras rumah.

Berita dari Amerika Serikat tersebut mengguncang dunia termasuk para Ibu-ibu. Tragedi ini terjadi pada Juni 2023 lalu. Senior saya yang sudah memiliki satu anak balita ikut merasa malang atas nasib Jailyn. Beliau turut beduka cita dan berdoa agar surga menjadi tempat singgah terakhirnya kelak.

Sebagai salah satu orang yang merasa getir dan iba atas tragedi itu, saya pun bertanya kira-kira tema apa yang cocok untuk memberitakan tragedi itu. Senior saya kemudian menjelaskan bahwa salah satu penyebab mengapa hal itu bisa terjadi, mungkin saja karena beban pengasuhan anak yang rata-rata lebih banyak dilimpahkan kepada perempuan.

Riwayat Sang Ibu yang Menderita Masalah Kesehatan Mental

Kristel Candelario, ibu Jaylin, tidak terikat pernikahan dengan ayah Jailyn sehingga mengasuh Jaylin sendirian tanpa pendamping. Mengasuh anak sendirian bisa saja menjadi beban bagi Kristel apalagi setelah dia melewati semua proses hamil, melahirkan, dan menyusui sendirian.

Tak heran, stres akibat mengurus bayi tanpa ada yang mendampingi membuatnya seakan kalap ingin berlibur. Dari kasus Kristel, menurut senior saya, kemungkinan ibu muda tersebut mengalami baby bluess atau depresi pasca melahirkan. Pengadilan juga menyatakan bahwa Kristel memang menderita masalah kesehatan mental.

Baca Juga:

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

Senior saya kemudian menceritakan pengalamannya saat mengikuti seminar kesehatan mental bahwa pengasuhan itu seharusnya dilakukan bersama oleh ibu dan ayah. Karena pada kenyataannya mengasuh seorang anak merupakan tanggung jawab yang besar yang tidak semua orang tua, termasuk sosok Ibu pun sanggup melakukannya.

Banyaknya kasus seorang Ibu yang membunuh anaknya menunjukkan bahwa tanggung jawab dalam mengasuh anak memang cukup berat. Apalagi jika seorang ibu tertekan akibat menikah dengan pria yang salah. Hal itu juga menjadi faktor utama. Karenanya, betapa hebatnya seorang ibu yang mengasuh anak sendirian tanpa pendamping.

Pentingnya Berpikir Secara Matang Jika Ingin Punya Anak

Oleh sebab itu, senior saya menyarankan beberapa hal kepada perempuan ketika ingin memiliki anak. Pertama, pentingnya memilih pasangan yang sekiranya pantas dijadikan pendamping dan mau ikut menanggung beban bersama-sama.

Kedua, pentingnya seorang perempuan untuk berpikir matang sebelum punya anak, karena, keputusan memiliki anak sepenuhnya harus jadi otoritas penuh dari perempuan/istri yang lebih banyak menanggung beban pengasuhan.

Ketiga, setiap perempuan berhak untuk menolak saran dari mertua atau suami untuk punya anak. Tanyakan kepada diri sendiri dulu apakah sudah siap menanggung semua proses reproduksi yang berat mulai dari hamil sampai nifas. Proses yang mana, bisa membuat seorang perempuan mengalami banyak perubahan baik dalam segi fisik maupun psikis.

Selain saran di atas, seorang perempuan dan calon ibu juga perlu mengetahui perbedaan antara baby blues dan depresi pasca melahirkan. Baby blues, menurut senior saya, berjangka paling lama bisa sampai dua mingguan lebih, sedangkan depresi pasca melahirkan durasinya cukup panjang.

Dari kasus meninggalnya Jailyn, ibunya diduga mengalami gangguan kesehatan yang cukup serius sebab menurut pengakuan warga, dia sering meningalkan Jailyn sendirian di rumah.

Depresi Pasca Melahirkan yang Berdampak Ekstrem

Depresi pasca melahirkan yang memang bisa berdampak pada hal-hal paling ekstrem. Namun dari kasus tersebut mengajarkan kepada kita untuk tidak menyakiti, mencela, atau mendiskriminasi perempuan yang akan menjadi calon ibu. Penting juga untuk saling mensupport antar sesama perempuan untuk sama-sama belajar menjadi ibu yang baik.

Bagi laki-laki, baiknya juga perlu belajar lebih banyak terkait reproduksi perempuan, sehingga bisa memahami watak dan perubahan karakter perempuan pra atau pasca reproduksi agar kelak tidak menyepelekan dan aniaya terhadap perempuan. Terlebih bagi para ayah atau calon ayah, mereka sangat perlu mengetahui betapa pentingnya ikut andil berperan sebagai suami yang baik dan ayah yang bertanggungjawab.

Banyak yang menyayangkan insiden tragis tersebut. Atas perbuatannya, Kristel mendapat hukuman seumur hidup tanpa kebebasan bersyarat. Dari sini, saya pribadi mendoakan yang terbaik untuk Jailyn. Tak lupa turut iba kepada ibunya yang semoga, dari tragedi ini bisa menjadi pelajaran bagi banyak perempuan di luar sana. []

Tags: Amerika SerikatanakBaby BluesBayiDepresi pasca melahirkanGangguan MentalJailyn
Shella Carissa

Shella Carissa

Masih menempuh pendidikan Agama di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy dan Sarjana Ma'had Aly Kebon Jambu. Penikmat musik inggris. Menyukai kajian feminis, politik, filsafat dan yang paling utama ngaji nahwu-shorof, terkhusus ngaji al-Qur'an. Heu.

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID