• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Serigala Betina dalam Diri Perempuan: Mengenalkan Psikologi Feminis

Pemahaman psikologi feminis dapat kita pahami melalui konsep mubadalah sebagai metode dalam interpretasi dalam sumber Islam yang menyetarakan subjek

Salsabila Septi Salsabila Septi
04/10/2023
in Buku
0
Psikologi Feminis

Psikologi Feminis

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id- Ada serigala betina dalam diri setiap perempuan jadi buku yang sangat menarik perhatian saya. Buku bercover pink karya  Ester Lianawati ini sebagai salah seorang psikolog. Ester membagikan beragam cerita dan juga mengenalkan kembali pada pembaca terkait psikologi feminis.

Sejarah Psikologi Feminis

Psikologi feminis muncul pada tahun 1970-an dan muncul karena ketidaksetaraan perempuan dalam masalah psikologi. Salah satu contohnya seperti teori perkembangan dari Erik Erikson yang hanya menggunakan sempel remaja laki-laki dalam penelitiannya.

Hal tersebut juga terjadi pada Bertha Pappenheim yang merupakan mantan pasien Josef Breuer. Dia menjadi kecanduan morfin ketika menjadi pasien. Sigmud Freud sebagai bapak psikologi dalam sejarahnya juga hanya menggunakan perempuan yang menderita neurotik sebagai sempel dalam penelitiannya.

Kisah tersebut mungkin hanya segelintir kisah tentang perempuan yang mendapat diskriminasi bahkan dalam penanganan penyakit psikologis atau penyakit lainnya. Dari hal ini, psikologi feminis muncul sebagai konstruksi baru terkait psikologi yang menciptakan ulang dan menjalin keterkaitan dengan prinsip dan praktik feminis.

Cerita lain yang di paparkan Ester juga kisah mengenai Charlotte Perkins Gilman, seorang ibu yang saat itu baru saja melahirkan. Dia bercerita terkait  terapi yang dia lakukan setelah melahirkan. Ketika mengalami depresi pasca melahirkan Gilman mendapatkan saran dari dokternya untuk istirahat total, mengasingkan diri dan tidak melakukan pekerjaannya.

Baca Juga:

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Isu Perceraian Veve Zulfikar: Seberapa Besar Dampak Memiliki Pasangan NPD?

Stop Membandingkan, Mulai Menjalani: Life After Graduate

Jalan Menuju Pulih, Proses Berdamai dengan Gangguan Mental

Setelah melakukan saran tersebut bukannya depresi yang hilang.  Kondisinya menjadi semakin parah, ketika dia melihat walpaper dalam kamar yang bergerak dan memberontak. Akhirnya dia memutuskan merobek wallpaper tersebut. Dan ia jelaskan bahwa terapi yang Gilman lakukan adalah rest cure.

Terapi yang dilakukan berbeda

Terapi ini juga dapat dilakukan pada laki-laki tetapi dengan model yang berbeda yaitu west cure. Ketika melakukan terapi pada laki-laki yang mengalami depresi, mereka mendapat saran untuk melakukan kegiatan di luar rumah, seperti bersepeda, mendaki gunung atau berkemah. Perlakuan dari keduanya sangat berbeda, padahal keduanya sama-sama menderita depresi dan dengan penanganan dokter yang sama.

Melihat hal tersebut, baik perempuan maupun laki-laki membutuhkan pemahaman terkait psikologi feminis. Pemahaman psikologi feminis sebenarnya juga dapat kita pahami melalui konsep mubadalah sebagai metode interpretasi dalam sumber Islam yang menyetarakan subjek. Dan dalam hal ini mencakup hubungan atau relasi antar gender.

Buku ada serigala dalam diri perempuan jadi salah satu refrensi dalam memahami konsep psikologi feminis. Buku ini menyiratkan banyak hal terkait hubungan perempuan dan psikologi. Ketika membacanya penulis mengajak kita untuk menyelidiki diri, dan juga dapat menemukan kekuatan yang menanti.

Makna serigala yang diartikan

Walaupun frasa ‘serigala’ sering berkaitan dengan hal yang negatif. Tetapi Ester mengambarkan sebaliknya. Bahwa dalam buku ini menjelaskan serigala sebagai seorang yang tetap dalam koridor dan memiliki keberanian. Selain itu dapat memiliki  intuisi yang tajam dan mudah dalam beradaptasi.

Buku ini juga menjelaskan bahwa ketika melakukan penyelidikan diri kita akan menemukan beragam permasalahan baru yang mungkin tidak kita bayangkan sebelumnya. Hal ini bukanlah sebuah proses yang nyaman, tetapi haruslah kita lakukan untuk mengembangkan diri. Buku ada serigala dalam diri perempuan, dapat jadi teman berproses dan juga buku pengembangan diri.

Konsep mubadalah juga tersirat dalam buku ini, terdapat kesalingan dan juga hubungan yang positif antara gender yang dapat kita pahami. Melalui pemahaman diri dan juga psikologi feminis. Buku ini tidak hanya cocok dibaca untuk kaum perempuan, tetapi juga dapat dibaca oleh laki-laki. Karena permasalahan gender tidak hanya dialami oleh perempuan tetapi oleh laki-laki juga. []

Tags: Jati Diri PerempuanKajian PsikologiKesehatan MentalPsikologi FeminisSelf Love
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Buku Sarinah

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Toleransi

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

23 Maret 2025
Buku Syiar Ramadan Menebar Cinta untuk Indonesia

Kemenag RI Resmi Terbitkan Buku Syiar Ramadan, Menebar Cinta untuk Indonesia

20 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version