• Login
  • Register
Kamis, 23 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Shadia Marhaban : Semangat Perempuan Aceh untuk Perdamaian

Anifatul Jannah Anifatul Jannah
30/08/2020
in Figur, Personal, Profil
0
123
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kita tidak bisa menghindari konflik dalam kehidupan sosial. Namun jika kita menemukan sebuah konflik, menghadapi dan menyelesaikannya dengan sebaik mungkin adalah solusi untuk tidak menumpuk konflik baru yang berkepanjangan. Menyisir akar permasalahan dan mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan konflik, merupakan tujuan utama bagi siapa saja yang menginginkan perdamaian, termasuk para perempuan di Aceh pada masa itu.

Dalam konteks Aceh yang dipaparkan oleh Ibu Nyai Ummi Hanisah, S.AG dalam video Youtube berdurasi 11:28 menit tersebut menceritakan, bagaimana perempuan-perempuan juga terdampak luar biasa besar dari konflik antara GAM dan TNI. Para perempuan mencari nafkah dan menjadi orang tua tunggal karena pada masa itu suaminya pergi ke gunung melarikan diri, bahkan ke Malaysia.

Pada masa itu, tokoh perempuan juga mengalami kekerasan penculikan karena hanya memberi makan, mereka tidak tahu siapa yang diberi makan, TNI atau GAM. Yang mereka tahu hanyalah kasih untuk memberi sesuap makan bagi orang-orang yang tengah kelaparan ditengah konflik.

Para perempuan Aceh masa itu tentu tidak tinggal diam melihat kondisi lingkungannya semakin mencekam karena konflik. Pada tanggal 22 april tahun 2000, musyawarah besar pertama kali dilaksanakan oleh seluruh perempuan Aceh. Semangat 500 tokoh perempuan Aceh berkumpul ke provinsi untuk membahas perdamaian Aceh melalui negosiasi damai. Usaha ini tidaklah sia-sia. Para tokoh perempuan berhasil melakukan negosiasi damai.

Salah satu tokoh perempuan Aceh yang sangat aktif memperjuangkan dan menyuarakan perdamaian dengan melakukan negosiasi saat itu adalah Shadia Marhaban. Perempuan kelahiran Aceh 1969 ini secara naluri sebagai perempuan ingin mewujudkan perdamaian disaat konflik terjadi di Aceh. Shadia bernegosiasi keras dengan GAM pada tahun 2005 di Helsinki, Finlandia. Yang mendapatkan hasil baik dengan berakhirnya konflik senjata di Aceh.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

Baca Juga:

Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir

Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

Begitu besar peran perempuan untuk memperjuangkan perdamaian karena sifat alami perempuan yang penuh perasaan tanpa mengesampingkan logika, rasa ingin merawat kebaikan dan jiwa yang welas asih. Semangat tidak pernah luntur karena cita-cita yang begitu besar untuk mengupayakan perdamaian di Aceh pada masa itu. Sejarah telah mencatat bahwa perempuan Aceh telah menjadi promotor perdamaian antara GAM dan TNI. Perempuan menjadi agen perdamaian sangat mungkin terjadi, kesadaran perempuan untuk hidup harmoni menjadi kekuatan perempuan mengupayakan perdamaian.

Menyadari benar kekuatan perempuan dalam setiap sektor, peran perempuan dalam membentuk agen perdamaian dalam lingkup kecil seperti dalam rumah, menjadi upaya untuk membentuk karakter keluarga yang cinta damai. Anak-anak diajarkan untuk merawat perdamaian dan menyelesaikan konflik sedini mungkin jika tengah menghadapinya, tanpa bekas kekerasan dan dendam berkepanjangan.

Peran perempuan sangat penting dan harus disadari bersama untuk mendukung para perempuan dalam melakukan segala hal positif di mana saja, baik di wilayah domestik dalam keluarga atau publik serta untuk kemaslahatan bersama masa depan umat manusia. []

Anifatul Jannah

Anifatul Jannah

Terkait Posts

Menjadi Minoritas

Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

21 Maret 2023
Peminggiran Peran Perempuan

Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

21 Maret 2023
Rethink Sampah

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

20 Maret 2023
Warisan Gusdur

3 Warisan Gus Dur, Cak Nur, dan Buya Syafi’i Menurut Prof. Musdah Mulia

20 Maret 2023
Perempuan Bukan Sumber Fitnah

Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah

18 Maret 2023
Pembuktian Perempuan

Cerita tentang Raisa; Mimpi, Ambisi, dan Pembuktian Perempuan

18 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perayaan Nyepi

    Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist