Mubadalah.id – Prinsip solidaritas berangkat dari kenyataan yang sama. Manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Prinsip solidaritas kosmis ini mendorong manusia untuk menyelamatkan alam, menyelamatkan semua kehidupan, karena alam dan semua kehidupan di dalamnya mempunyai nilai yang sama dengan kehidupan manusia.
Solidaritas dalam Islam tidak terbatas dengan sesama manusia, tetapi juga dengan alam semesta. Rasulullah SAW pernah memberikan contoh tentang balasan ampunan dosa bagi orang yang bersikap solidaritas terhadap binatang. Rasulullah SAW bersabda:
“Ada seorang perempuan pezina melihat seekor anjing di hari yang panasnya begitu terik. Anjing itu mengelilingi sumur tersebut sambil menjulur-julurkan lidahnya karena kehausan. Lalu, perempuan itu melepas sepatunya (lalu menimba air dengannya). Ia pun diampuni karena amalannya tersebut.” (HR. Muslim)
Berdasarkan sikap solidaritas ini, manusia tidak akan pernah merusak alam dan menciptakan ketidakseimbangan ekosistem. Solidaritas ini identik dengan manusia yang tidak akan merusak kehidupan dan rumah tangganya sendiri.
Solidaritas kosmis dengan demikian berfungsi sebagai pengendali moral. Bahkan kosmis ini berfungsi untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan kosmis.
Solidaritas kosmis juga mendorong manusia untuk mengambil kebijakan yang pro-alam, pro-lingkungan, dan menentang setiap tindakan yang merusak alam.
Meneladani Nabi Muhammad Saw
Rasulullah SAW sudah memberikan banyak contoh kepada umat manusia tentang pentingnya memakmurkan bumi agar alam tetap lestari. Perusakan alam menyebabkan terjadinya berbagai masalah di muka bumi.
Untuk itu, Islam mengharamkan setiap tindakan yang merusak alam. Perusakan alam dalam pandangan Islam akan mengakibatkan perusakan sosial yang menyebabkan terjadinya perampasan terhadap hak seluruh penduduk bumi. []