• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Spirit Pancasila dalam Memanusiakan Perempuan

Lima nilai dasar pancasila yang tertuang dalam setiap silanya mempunyai keselarasan dengan prinsip dasar Islam, sebagaimana yang tersebutkan dalam Al-Qur’an

Suci Wulandari Suci Wulandari
05/10/2023
in Publik
0
Spirit Pancasila

Spirit Pancasila

786
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia memang baru disahkan pada pada tahun 1945, namun semangat dan asas-asasnya sudah termuat dalam al-Qur’an sejak empat belas abad silam.

Lima nilai dasar pancasila yang tertuang dalam setiap silanya mempunyai keselarasan dengan prinsip dasar Islam, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an. Yakni prinsip tauhid (ketuhanan), humanity (kemanusiaan), syura, unity (persatuan), dan justice (keadilan).

Terkait hal ini, saya teringat ketika mengikuti pengajian keluarga di kediaman Prof. Quraish Shihab. Beliau mengatakan bahwa Pancasila sangat cocok kita bawa kemana saja karena nilai-nilai yang terkandung adalah nilai-nilai fundamental dan ideal bagi keberlangsungan suatu bangsa.

Keselarasan Nilai Pancasila dengan Al-Qur’an

Qs. al-Ikhlas ayat 1 menyebutkan, “Katakanlah Allah itu Esa”. Ayat ini menekankan pentingnya pengamalan prinsip ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perspektif keadilan hakiki, prinisp tauhid tidak hanya terkait hubungan manusia dengan Tuhan, tapi juga pemosisian diri di hadapan makhluk lainnya.

Nilai ketuhanan ini mengandung ajaran bagi setiap orang untuk mengamalkan ajaran agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing dengan mengedepankan sikap toleransi dalam beragama.

Baca Juga:

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Kemanusiaan sebelum Aksesibilitas: Kita—Difabel

Sila yang kedua dalam Pancasila berbunyi, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Sila ini mengandung nilai humanity (kemanusiaan). Nilai ini sejalan dengan visi hadirnya Islam pada audiencenya yang pertama.

Saat itu nilai kemanusiaan masyarakat sangat rendah, terutama terhadap perempuan. Masyarakat bisa mengubur anak perempuan hidup-hidup, laki-laki mewarisi perempuan, mereka berhak memukul, menceraikan, dna merujuk perempuan berkali-kali, dan masih banyak lagi. Al-Qur’an hadir menghapuskan segala hal yang mengurangi dan bahkan merendahkan nilai kemanusiaan perempuan.

Nilai yang ketiga adalah unity (persatuan). Kemajemukan Indonesia, baik dalam kepercayaan (agama) maupun budaya adlah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk membangun persatuan di negara besar ini.

Qs. ali Imran ayat 103 memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada agama dan tidak bercerai-berai, demi kemaslahatan bersama.

Selanjutnya adalah nilai musyawarah mufakat berdasarkan hikmat kebijaksanaan untuk memecahkan persoalan bersama-sama, baik dalam lingkup rumah tangga, masyarakat, maupun Negara. Prinsip utama musyawarah adalah mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Nilai ini selaras dengan konsep syura yang ada dalam al-Qur’an Qs. Ali Imran ayat 159. Tafsir Kemenag menjelaskan bahwa Rasulullah selalu bermusyawarah dengan kaum muslimin dalam segala hal, seperti peperangan. Sehingga kaum muslimin juga patuh melaksanakan keputusan musyawarah karena itu adlah keputusan bersama.

Nilai yang terakhir adalah keadilan sesuai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai ini selaras dengan perintah al-Qur’an untuk selalu berbuat adil kapanpun dan kepada siapapun, sebagaimana tersebut dalam Qs. an-Nahl: 90.

Adil berarti mewujudkan kesamaan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kemenag dalam tafsirnya menyebutkan macam-macam keadilan, yaitu keadilan dalam kepercayaan yang berarti mengesakan Tuhan, keadilan dalam rumah tangga yang menyangkut relasi kasih sayang dalam rumah tangga, keadilan dalam perjanjian untuk pemenuhan kebutuhan hidup, dan keadilan dalam hukum untuk kehidupan yang lebih baik.

Pancasila dan Spirit Memanusiakan Perempuan

Ibu Nur Rofiah dalam Nalar Kritis Muslimah mengintegrasikan spirit memanusiakan perempuan dalam memaknai setiap sila di Pancasila.

Sila ketuhanan Yang Maha Esa menegaskan larangan untuk memperlakukan perempuan seperti hamba.

Tidak ada manusia yang boleh memposisikan dirinya sebagaimana Tuhan dan orang lain sebagai hamba. Perempuan adalah partner kehidupan bagi laki-laki. Keduanya adalah khalifah fil ardh sama-sama bertugas menciptakan kehidupan yang maslahah di bumi.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai perintah untuk memperlakukan perempuan dengan adil dan beradab.

Bagaimana caranya? Dengan melibatkan perspektif dan pengalaman biologis perempuan, baik dalam lingkup rumah tangga maupun di ruang publik.

Sila persatuan Indonesia sebagai perintah kepada laki-laki dan perempuan untuk bersatu dan bersinergi mewujudkan kemaslahatan dan menerima manfaat kehidupan.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan sebagai perintah untuk selalu melibatkan perempuan dalam kepemimpinan kolektif, mencari solusi bersama atas permasalahan bangsa. Tentu saja, sekali lagi dengan mempertimbangkan perspektif dan pengalaman perempuan.

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai perintah untuk memastikan perempuan selamat dari berbagai bentuk ketidakadilan berbasis gender.

Saya mengandaikan, jika setiap orang bisa mengimplementasikan nilai-nilai spirit Pancasila, terutama dalam memperlakukan perempuan, maka segala bentuk ketidakadilan gender pasti terkikis habis. Oleh karena itu, mari bersama-sama mengoptimalkan diri untuk sampai pada tahap itu. []

Tags: Hari Kesaktian PancasilakemanusiaanMemanusiakan PerempuanNalar Kritis MuslimahSpirit Pancasila
Suci Wulandari

Suci Wulandari

Dosen Ilmu al-Qur'an dan Tafsir di STAI Darul Kamal, Lombok Timur, NTB

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version