• Login
  • Register
Minggu, 11 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Stop Membandingkan Parenting Orang Tua dalam Mendidik Anak

Perbedaan generasi serta tipologi dalam mendidik anak turut mempengaruhi pola orang tua dalam pola mendidik anak antar generasi

Khairun Niam Khairun Niam
07/05/2024
in Keluarga
0
Parenting Orang Tua

Parenting Orang Tua

836
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Akhir-akhir ini viral di media sosial aksi seorang publik figur Nikita Willy yang terkenal sangat baik dalam melakukan parenting terhadap anaknya kembali menghebohkan dunia pertiktokan. Dalam video tersebut tampak baby Isa (anak Nikita Willy) melempar sesuatu ke dekat Nikita yang sedang membuat kue. Mengetahui hal tersebut Nikita hanya merespon“it’s Oke” sambil tersenyum.

Video itu lantas menjadi viral dan banyak mendapatkan respon yang beragam dari warga net. Dari komentar yang menggelikan hingga serius turut meramaikan video tersebut.

Beberapa hari setelah viralnya video Nikita Willy, kembali viral aksi seorang ibu-ibu tiktokers Jawa yang dikenal “bar-bar” oleh netizen yaitu lek Damis. Lek Damis yang sangat berbanding terbalik dengan Nikita Willy kemudian dibandingkan-bandingkan oleh netizen bagaimana cara parenting mereka terhadap anak.

Penulis tidak akan menjelaskan secara rinci bagaimana parenting lek Damis ini. Tetapi kalau penulis simpulkan lek Damis adalah gambaran ibu-ibu yang kesabarannya setipis tisu dalam memparenting anak.

Video yang membandingkan parenting antara Lek Damis dan Nikita Willy lantas mendapatkan komentar yang beragam dari netizen. Ada yang tim lek Damis dan sebagian lagi ada yang berkomentar masuk  tim Nikita Willy dalam hal parenting anak.

Baca Juga:

Awet Muda di Era Media Sosial: Perspektif dan Strategi Perempuan

Antara Reels dan Realita: Dilema Orang Tua Gen Z di Tengah Arus Media Sosial

Menumbuhkan Relasi Kesalingan (Mubadalah) dari Rumah dan Sekolah

Kartini di Era Internet, Habis Gelap, Terbitlah Algoritma

Perbedaan Generasi

Mengutip dari brainacademy.id terdapat lima kelompok generasi berdasarkan tahun lahir. Yaitu generasi Baby Boomers (1946-1964), generasi X “Gen Bust” (1965-1979), generasi Y “Generasi Milenial” (1977-1994), Generasi Z (1995-2010), Generasi Alpha (2011-2025). Kelima generasi tersebut tentu saja memiliki cara yang berbeda-beda dalam parenting terhadap anak.

Perbedaan generasi juga turut mempengaruhi dalam cara orang tua terhadap anak. Selama ini berdasarkan pengalaman penulis bahwa bahwa generasi X dan Y ketika menjadi orang tua masih mengikuti tipologi leluhur dalam mendidik anak. dipukul, dibentak, bahkan penulis sendiri pernah diikat di pohon mangga karena tidak pulang kerumah saat waktu tidur siang.

Mengutip dari tirto.id terdapat transformasi dalam mendidik anak antar generasi yaitu orang tua gen X lebih banyak mendominasi dalam membuat keputusan dalam keluarga, sulit menerima kegagalan anak, kurang memberikankeluasan finansial untuk anak, dan yang terakhir membuat anak tergantung pada orang tua.

Berbeda dengan gen X, Generasi Y/Milenial justru lebih longgar dalam mendidik anak. hal ini dikarenakan mereka cenderung lebih terbuka dengan pendapat anak, fleksibel dalam pengasuhan sehingga anak menjadi lebih ekspresif, memberi kelleluasaan finansial untuk keperluan anak, dan membuat anak lebih bebas dan mandiri.

Sedangkan generasi Z ketika menjadi orang tua mereka lebih menerima, memahami, dan berempati pada anak, aktif secara politik dan komunitas untuk masa depan anak yang lebih baik. Berpengalaman dalam emosi dan kesehatan mental, sehingga dapat membekali anak dalam keterampilan sosial-emosional dan paham dampak teknologi sehingga membatasi penggunaan teknologi pada anak.

Pola Parenting Orang Tua

Perbedaan generasi serta tipologi dalam mendidik anak di atas turut mempengaruhi pola orang tua dalam pola mendidik anak antar generasi. Walaupun begitu memang tidak semua orang tua di setiap generasi melakukan praktik parenting di atas. Karena secara umum mengutip dari Abdul Goffar Saeful Kurniawan dalam artikelnya “konsep parenting dalam keluarga muslim” terdapat tiga tipologi dalam mengasuh anak.

Pertama, pola otoriter. Pola asuh otoriter seperti ini biasanya lebih berpusat kepada orang tua. artinya orang tua menentukan segalanya tentang anak, mulai dari hal-hal yang kecil hingga yang besar, sehingga anak tidak memiliki kebebasan lebih untuk bertindak. Di sisi lain, pola asuh seperti ini juga menutup ruang komunikasi antara orang tua dan anak.

Kedua, pola permisif. Berbanding terbalik dengan pola asuh otoriter. Pola asuh permisif justru berpusat kepada anak. Di sini anak lebih memiliki kebebasan tanpa kekangan. Pola pendidikan yang lebih terbuka dengan anak seperti ini biasanya memiliki kontrol yang lebih longgar terhadap anak. oleh sebab itu anak dapat melakukan apa saja yang ia kehendaki.

Ketiga, pola demokratis. Pola yang ketiga ini berada di posisi tengah-tengah antara kedua pola di atas. Di mana orang tua memberikan kebebasan terhadap anak untuk memilih yang terbaik bagi dirinya. Dalam hal ini terjadi interaksi timbal balik antara keduanya. Yakni orang tua cukup memberikan bimbingan dan tidak mengatur secara keseluruhan.

Parenting Orang Tua Hari ini

Setiap orang tua memiliki topologi serta cara mereka tersendiri dalam mendidik anak. Oleh sebab itu hari ini kita banyak menemukan ragam parenting yang para orang tua lakukan. Mulai dari yang otoriter, permisif, dan demokratis.

Penulis tidak akan menghakimi pola parenting mana yang lebih baik untuk bisa kita praktikkan kepada anak. Karena setiap pola parenting yang dilakukan oleh kedua orang tua biasanya berangkat dari pengalaman mereka. Yakni sebagai orang tua bagi yang telah lama menikah dan sebagai pasangan yang baru saja menikah. Tetapi ada pula yang benar-benar belajar parenting untuk mempersiapkan diri ketika telah berkeluarga nanti.

Karena pola parenting manapun yang dilakukan oleh orang tua, tentu memiliki dampaknya masing-masing. Oleh sebab itu perlu kiranya bagi orang tua untuk selalu memberikan parenting yang terbaik untuk anaknya. Karena apapun parentingnya orang tua tentu selalu berharap yang terbaik untuk anaknya.

Kedua video viral yang penulis sebutkan di atas adalah gambaran parenting orang tua hari ini. Maka dari itu tidak perlu rasanya untuk membandingkan parenting mana yang baik dan tidak baik, karena setiap parenting memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Wallahua’lam. []

Tags: media sosialmendidik anakNikita Willyorang tuaparenting anakviral
Khairun Niam

Khairun Niam

Santri yang sedang belajar menulis

Terkait Posts

Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Soft Spoken

Soft Spoken: Menanamkan Nilai Tata Krama pada Anak Sedari Kecil

25 April 2025
Orang Tua Gen Z

Antara Reels dan Realita: Dilema Orang Tua Gen Z di Tengah Arus Media Sosial

24 April 2025
Kemandirian Anak

Konstruksi Kemandirian Anak dalam Bayang-bayang Ekspektasi Figur Ayah

23 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerja Rumah Tangga

    Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?
  • Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia
  • Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version