• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Suami Bertanggung Jawab Itu Tidak Berbuat Kekerasan dan Ketidakadilan

Maka dengan adanya ayat ini Nabi Saw sebagai suami kembali menjalani hidup dengan Aisyah seperti sediakala

Redaksi Redaksi
02/09/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
suami

suami

552
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa kelebihan yang Allah berikan bagi suami yang bertanggung jawab sama sekali bukan pembenar untuk berbuat ketidakadilan, kekerasaan, dan kesewenang-wenangan.

Jika kita menyimak apa yang dilakukan Rasulullah Saw, maka, Nyai Badriyah menyebutkan, kita akan mendapati hal sebaliknya. Nabi Saw justru sering mengalah saat Ummahatul Mukminin merasa cemburu.

Saat situasi tidak menentu, Nabi Saw sebagai suami memilih diam menunggu wahyu Allah. Itu yang beliau lakukan saat Aisyah dituduh berselingkuh dengan Shafwan bin Mu’attal.

Setelah Allah menurunkan wahyu tentang bebasnya Aisyah dari segala tuduhan, sebagaimana dalam al-Qur’an surat Nur ayat 11:

ان الدْين جا ءوا بالافك عصبة منكم لا تحسبوه شرا لكم بل هو خيرا لكم لكل امرئ منهم ما اكتسب من الاثم والدْي تولى كبره منهم له عدْاب عظيم

Baca Juga:

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

Islam dan Persoalan Gender

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

Artinya : “Sesungguhnya yang membawa berita bohong itu adalah sekelompok orang dari kamu. Kamu tidak menyangka buruk bagi kamu, tapi ia baik pada kamu. Bagi setiap orang dari mereka akan mendapatkan dosa. Dan orang yang menanggung (dosa) beratnya dari mereka baginya siksaan yang besar.”

Maka dengan adanya ayat ini Nabi Saw sebagai suami kembali menjalani hidup dengan Aisyah seperti sediakala.

Beliau juga bersedia mendengarkan saran istri yang solutif misalnya, Rasulullah Saw mengikuti saran Ummu Salamah ra agar mencukur rambut dan menyembelih binatang (hadyu) tanpa bicara apapun saat terjadi ketegangan dalam peristiwa Hudaibiyah.

Saat itu para sahabat dari Madinah menuju Makkah untuk Umrah, namun terhalang oleh kafir Makkah di Hudaibiyah.

Nabi memerintahkan sahabat untuk mencukur rambut dan memotong hadyu, namun para sahabat yang sedih dan masih berharap sampai ke Makkah tidak melakukannya.

Setelah Nabi mengikuti saran istrinya, para sahabat langsung mencukur satu sama lain. (Rul)

Tags: islamistrikekerasanketidakadilanNyai Badriyah Fayumisuamitanggung jawabulama KUPI
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hak Perempuan

    Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID