• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Teungku Fakinah: Perempuan Ulama yang Membangun Pusat Pendidikan di Aceh

Pesantren yang ia bangun dikenal dengan nama Dayah Lam Diran yang merujuk kepada nama lokasi di Desa Lam Diran.

Redaksi Redaksi
17/10/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Teungku Fakinah

Teungku Fakinah

574
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di Aceh, ada tokoh besar perempuan. Namanya Teungku Fakinah. Teungku adalah gelar kehormatan yang masyarakat Aceh berikan untuk seorang yang memiliki pengetahuan keagamaan yang tinggi dan luas.

Di Jawa, ia kita sebut kiai atau ajengan. Ia lahir sekitar tahun 1856 M di Desa Lam Dran, Kampung Lam Bunot (Lam Krak), Aceh Besar.

Gelar “tengku” yang melekat pada namanya memperlihatkan bahwa ia merupakan seorang ulama. Ia telah membangun dayah, istilah di Negeri Serambi Makkah itu untuk pesantren sebagai pusat pendidikan Islam.

Pesantren yang ia bangun kita kenal dengan nama Dayah Lam Diran yang merujuk kepada nama lokasi di Desa Lam Diran.

Dayah tersebut terbuka untuk lelaki dan perempuan, dengan tempat atau asrama yang terpisah. Di dayah itu, selain ilmu-ilmu agama, juga mengajarkan ilmu umum dan kerajinan tangan, seperti menjahit dan bertukang.

Baca Juga:

Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

Membangun Kehidupan yang Sehat Dimulai dari Keluarga

Membangun Rumah Tangga dengan Relasi yang Adil dan Setara

Bersukacita dalam Membangun Perdamaian Dunia: Menilik Penggembalaan Apostolik Paus Leo XIV Bagi Dunia

Teungku Fakinah tumbuh dan besar dalam keluarga ulama. Ibunda Teungku Fatima ialah tempatnya mengaji dan belajar membaca al-Qur’an serta ilmu-ilm keislaman melalui kitab-kitab yang berbahasa Melayu.

Selain itu, ia juga belajar keterampilan dan kerajinan tangan, seperti menjahit, menenun, memasak, dan menyulam. Adapun kepada ayahnya, Datu Mahmud, Teungku Fakinah belajar bahasa Arab, hukum Islam, tasawuf, dan akhlak.

Kemudian, ia juga belajar sejarah, tafsir, dan hadits. Situasi sosial politik pada saat itu menuntut Teungku Fakinah untuk belajar dan aktif dalam dunia militer. Ia mengikuti pendidikan militer menjelang meletusnya Perang Aceh. []

Tags: AcehmembangunpendidikanPerempuan UlamaPusatTeungku Fakinah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Membebaskan Manusia

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

11 Juli 2025
Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Film Horor

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Istri

Kuasa Suami atas Tubuh Istri

10 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID