• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

The Bad Good Mother: Kisah Ibu Tunggal dan Pola Asuh yang Kompleks

Drama Korea The Bad Good Mother mengangkat sebuah kisah ibu tunggal yang mungkin terlihat galak, dan keras saat mengasuh anaknya

Muallifah Muallifah
23/08/2023
in Film
0
Kisah Ibu Tunggal

Kisah Ibu Tunggal

974
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Membaca judulnya saja, barangkali kita sudah menebak bagaimana alur cerita yang ingin saya angkat dalam tulisan ini. Drama Korea The Bad Good Mother mengangkat sebuah kisah ibu tunggal yang mungkin terlihat galak, dan keras saat mengasuh anaknya.

Namun, sekeras-kerasnya orang tua pada anak, sikap itu yang sebenarnya menunjukkan kasih sayang luar biasa kepada anak. Inilah potret yang Young Soon tampilkan, seorang ibu tunggal yang suaminya tinggalkan, Choi Hae Sik ketika sedang hamil.

Kematian tersebut bukan tanpa sebab. Ada masalah yang besar yang melatar belakangi. Yakni relasi kuasa yang tercipta dari kematian Choi Hae Sik. Memiliki profesi sebagai seorang peternak bersama-sama dengan istrinya, Hae Sik meninggal lantaran berselisih dengan sekelompok orang. Di mana mereka ingin membongkar lahan peternakan. Lahan peternakan Hae Sik dibakar oleh sekelompok orang tersebut. Hal itu yang membuat Hae Sik melaporkan ke pihak yang berwajib.

Dalam kasus tersebut, ia didampingi oleh Jaksa Oh Tae Soo. Semula ia adalah jaksa yang sangat bijaksana dan berpihak pada masyarakat kecil. Namun, ternyata ia bersekongkol dengan segerombolan orang di bawah pimpinan Song Woo Byeok untuk membunuh Hae Sik. Kematian Hae Sik mereka buat seolah-olah bunuh diri.

Kenyataan tersebut membuat Young Soon harus memembesarkan anak seorang diri. Pola asuh yang ia terapkan sangat keras. Ia sangat disiplin bahkan bahkan kasar kepada Choi Kang Ho.

Baca Juga:

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Sepanjang tumbuh kembangnya, ia terlibat dalam semua kegiatan yang Kang Hoo lakukan. Mulai dari tugas sekolah, kehidupan pribadinya, tidak boleh bergaul bahkan mengikuti kegiatan di luar sekolah. Aktivitas yang Kang Hoo lakukan hanya terbatas mengejar akademik.

Kisah ibu tunggal  yang mendidik Kang Hoo menjadi seorang jaksa, hingga akhirnya ia benar-benar menjadi jaksa dan dan mencari tahu kasus kematian sang ayah. Alur cerita yang cukup sulit kita tebak, membuat drama ini pada masing-masing episodenya menyajikan hal yang membuat penonton penasaran.

Relasi Kuasa yang Terlihat

Salah satu ciri khas dalam drama Korea adalah cerita tentang pengaruh kekuasaan yang menyebabkan seseorang secara sengaja melakukan pembunuhan. Melalui drama ini, Kang Hoo setelah menjadi jaksa, mengusut kematiang sang ayah yang terjadi berpuluh-puluh tahun silam. Meskipun tidak pernah bertemu dengan sang ayah secara langsung, namun Kang Hoo begitu bersemangat dalam mengusut kematian sang ayah.

Waktu demi waktu ia habiskan untuk menyusun strategi dalam mengungkap kematian sang ayah. Upaya tersebut juga ia lakukan untuk mengusut kematian sosok yang lain yang biasa para penguasa lakukan untuk mempertahankan kekuasannya.

Kang Hoo melakukan segala hal untuk menyuarakan keadilan, utamanya bagi masyarakat kelas bawah yang selama ini kerapkali menjadi korban atas ketidakberdayaan secara sosial maupun ekonomi.

Menggugat Pola Asuh

Hal yang paling terlihat dalam drama ini adalah pola asuh yang Young Soon terapkan kepada Kang Hoo. Meskipun rasa cintanya terhadap Kang Ho sangat besar. Namun Kang Ho justru melihatnya sebagai ibu yang jahat karena Young Son mendidik anaknya dengan sangat keras dan mengekang. Sesuatu yang ia lakukan agar putranya tidak seperti Young Son.

Bahkan dalam urusan cinta, Young Son melarang anaknya berhubungan dengan Mi Joo, puteri dari Jung Gum Ja dan Lee Do Yub, tetangga rumah. Lantaran Mi Joo kecelakaan ketika Kang Hoo mengikuti ujian. Namun ujian tersebut tidak ia ikuti lantaran Kang Hoo memilih untuk menyelematkan Mi Joo dibandingkan dengan mengikuti ujian.

Sikap Young Soon yang ia lakukan kepada anaknya ini bisa kita lihat karena beberapa sebab. Salah satunya adalah kematian suaminya, Hae Sik. Karena berasal dari kalangan masyarakat bawah, tidak memiliki kekuasaan apapun, sang ibu membenci kejadian tersebut lantaran tidak mendapatkan keadilan. Ia mewajibkan Kang Hoo untuk menjadi seorang jaksa, menjadi kaya dan bisa hidup nyaman dengan kekuasaan yang diraih.

Drama ini sebenarnya berisi refleksi pola asuh yang Young Soon terapkan kepada Kang Hoo. Ia menyadari bahwa, pola asuhnya selama ini memaksa dan mendikte sang anak untuk menjadi sesuatu yang dia inginkan. Namun akhirnya, ia meminta maaf kepada sang anak atas perilakunya itu. []

 

 

 

 

 

 

 

Tags: Drama KoreaIbu TunggalkeluargaRelasiThe Bad Good Mother
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Squid Game

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

3 Juli 2025
Nurhayati Subakat

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

26 Juni 2025
Film Animasi

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

22 Juni 2025
Film Azzamine

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

20 Juni 2025
Tastefully Yours

Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

19 Juni 2025
Bela Negara

Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

14 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID