• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Upaya Nabi Menjaga Bumi: Refleksi atas Musibah Banjir Jakarta dan Sekitarnya

Zahra Amin Zahra Amin
06/01/2020
in Aktual
0
16
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Merangkum dari beragam berita, beberapa wilayah di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya dilanda banjir beberapa hari belakangan ini. Berdasarkan dara dari Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat tujuh kelurahan di Jakarta yang dilaporkan terendam banjir.

Selain di Jakarta, sejumlah daerah di Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan dan Lebak, juga menjadi area terdampak banjir. Tak hanya merenggut puluhan nyawa yang meninggal, dan harta benda menghilang. Banjir juga menghambat aktivitas serta berimbas pada perekonomian masyarakat Ibu Kota, serta banyak transportasi umum yang terkendala beroperasi.

Lansia, perempuan dan anak-anak, akan menjadi kelompok yang paling rentan menjadi korban bencana. Terutama bagi perempuan yang sedang menstruasi, ibu hamil, ibu baru melahirkan, ibu masih menyusui, serta anak-anak yang masih berusia di bawah lima dan tiga tahun. Tentu tidak hanya sekedar mengucapkan kata “prihatin”, tetapi sebagai wujud kepedulian terhadap sesama, telah banyak dibuka posko bantuan bencana banjir, hingga donasi kemanusiaan.

Salah satu penyebab utama banjir, dilansir dari Liputan6.com, adalah curah hujan yang tinggi sejak 1 Januari 2020. Bahkan BMKG memperkirakan hujan akan terus turun hingga satu minggu ke depan. Sehingga masyarakat dihimbau agar selalu waspada dengan banjir susulan.

Bencana alam seperti banjir yang tengah melanda Jakarta ini, seyogyanya menjadi alarm tanda bahaya bagi kita, bahwa dampak global warming itu nyata. Selain persoalan kondisi alam yang tidak bisa diprediksi, seperti banjir dan longsor, namun ada hal-hal yang masih bisa dilakukan kita sebagai manusia yang diberi amanat sebagai khalifah atau penjaga kelestarian alam.

Baca Juga:

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Sebagaimana yang ditulis oleh Ibu Profesor Doktor Musdah Mulia, MA dalam bukunya “Muslimah Reformis”, bahwa umat Islam hendaknya punya kesadaran untuk menjaga kelestarian alam, yang bahkan sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, pada 14 abad yang lalu.

Ada tiga hal upaya Nabi untuk menjaga kelestarian bumi ini. Pertama, Nabi tercatat melakukan usaha penetapan daerah konservasi dengan menjadikan wilayah Naqi’ sebagai wilayah konservasi. Kebijakan Nabi ini juga diiikuti Khalifah Umar dengan menjadikan Saraf dan Rabazah sebagai daerah konservasi. Gerakan konservasi ini, menurut Musdah Mulia, perlu lebih kuat digemakan agar menjadi kebijakan mainstream dari pemerintah dan para pemangku kebijakan.

Kedua, upaya lain yang dilakukan Nabi adalah mendorong umatnya agar rajin menanam pohon. Mengapa perlu menanam pohon?. Setidaknya ada dua alasan penting. Yakni, pertimbangan manfaat seperti dinyatakan dalam QS. ‘Abasa (80) : 24; 24-32, dan pertimbangan keindahan seperti disebut dalam QS. Al-naml (27): 60.

Ketiga, upaya terakhir tapi tidak kurang pentingnya adalah Nabi melarang umatnya melakukan pencemaran. Khususnya terkait air bersih. Pencemaran ini kerap kali dilakukan oleh para penambang dan industri, yang mengabaikan izin terkait analisis dan dampak lingkungan (amdal).

Maka jika kita mentahbiskan diri sebagai umat Nabi, untuk para pemimpin yang punya peran sebagai pengambil kebijakan terkait lingkungan dan upaya mencegah banjir agar jangan sampai terjadi lagi, setidaknya harus meniru langkah yang telah dilakukan oleh Sang Nabi itu.

Sementara bagi masyarakat, mempraktekkan pola hidup bersih dan sehat, dengan membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik, dan menggunakan air bersih secukupnya, akan menjadi salah satu upaya kita menjadi khalifah, penjaga pelestarian bumi dan seluruh isinya.

Dengan kebijakan pemimpin yang selaras, tepat sasaran dan sesuai anggaran, ditunjang dengan kesadaran masyarakat akan kebersihan, bukan tidak mungkin, mimpi Jakarta dan daerah lainnya, agar terbebas dari banjir akan terrealisasikan. Karena bumi ini bukan hanya milik kita, tetapi kita hanya meminjamnya dari generasi berikut. Maka, sebagaimana Nabi mencontohkannya, jaga dan rawatlah bumi dengan penuh cinta serta kesadaran purna.

Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Film Rahasia Rasa

    Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bekerja itu Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Malu Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID