• Login
  • Register
Jumat, 23 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

Kisah Ummu Haram juga menegaskan bahwa sebetulnya Islam sangat memuliakan peran-peran perempuan dalam medan perjuangan Islam. Karena itu, mari kita lanjutkan perjuangan perempuan

Lelah Yumilah Astuti Sapari Lelah Yumilah Astuti Sapari
23/05/2025
in Buku
0
Ummu Haram binti Milhan

Ummu Haram binti Milhan

916
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul Buku : Wanita Teladan: Istri-istri Putri-putri dan Sahabat Wanita Rasulullah Saw
Penulis : Mahmud Mahdi Al-Istanbul dan MUthafa Abu Nashr Asy-Syilbi
Jumlah Halaman : 300 Hlm
Tahun Terbit : Agustus 2005

Keinginan Ummu Haram binti Milhan bukan hal remeh. Ia ingin ikut dalam ekspedisi laut, menyebarkan Islam, dan membebaskan manusia dari penyembahan terhadap makhluk menuju penyembahan hanya kepada Allah.

Mubadalah.id – Sore itu, tepat pukul 16.40 WIB setelah kelas menulis selesai, aku membuka sebuah buku berjudul Wanita Teladan: Istri-istri, Putri-putri & Sahabat Wanita Rasulullah SAW. Buku ini ditulis oleh Mahmud Mahdi Al-Istanbuli dan Mustafa Abu Nashir Asy-Syilbi.

Buku ini berisi kisah-kisah perempuan luar biasa yang berada di sekitar Rasulullah SAW. Mereka bukan sekadar pelengkap sejarah, tetapi aktor penting dalam membentuk peradaban Islam. Salah satu kisah yang langsung mencuri perhatianku ada di bagian keenam, tentang Ummu Haram binti Milhan – Wanita yang Syahid di Laut.

Ummu Haram adalah perempuan Anshar dari suku Najjar di Madinah. Ia adalah saudari dari Ummu Sulaim dan bibi dari Anas bin Malik. Suaminya, ‘Ubadah bin Shamit, adalah sahabat Nabi. Keluarga ini bukan hanya dekat dengan Rasulullah secara nasab, tetapi juga secara perjuangan.

Di sisi lain, yang membuatku terharu adalah kisah dua saudara laki-laki Ummu Haram, yakni Sulaim dan Haram, mereka ikut dalam Perang Badar dan Uhud, lalu mati syahid dalam tragedi Bi’ru Ma’unah. Betapa besar keberanian dan keimanan mereka pada Islam. Sehingga beresedia untuk berjuang sampai akhir hayat di medan perang.

Baca Juga:

Alarm Bahaya Pencabulan Anak: Belajar dari Kasus Keluarga di Garut

Kata Nyai Badriyah: Banyak Para Sahabiat Belajar Langsung kepada Rasulullah Saw

Mari Belajar Menjaga Lisan dari Novel Hello Tere Liye

Refleksi Akhir Tahun: Mari Belajar Menghargai Waktu

Keberanian itu juga ternyata bukan hanya dimiliki oleh Sulaim dan Haram, namun juga tertanam dalam diri Ummu Haram. Ya betul, dalam sejarah Islam, keberanian bukan hanya milik laki-laki. Tetapi juga para perempuan.

Kedekatan Ummu Haram dengan Nabi

Setelah berbaiat masuk Islam, Ummu Haram turut serta dalam hijrah dan menjadi bagian dari lingkaran dekat Nabi. Ia meriwayatkan beberapa hadis. Hal ini karena rumahnya pernah menjadi tempat singgah Rasulullah Saw, terutama saat beliau ke Quba.

Dalam satu riwayat yang disampaikan Anas bin Malik, Rasulullah Saw juga sempat tertidur di rumah Ummu Haram dan bangun dengan senyuman. Ketika ditanya sebab senyum itu, beliau berkata bahwa beliau melihat umatnya berjuang di jalan Allah, mengarungi lautan seperti raja-raja yang gagah.

Ummu Haram spontan berkata, “Wahai Rasulullah, doakan aku agar termasuk dalam golongan mereka.” Rasulullah mengiyakan. Mimpi itu terjadi dua kali, dan dua kali pula Ummu Haram memohon hal yang sama. Rasulullah pun berkata, “Engkau termasuk yang pertama.”

Keinginan Ummu Haram bukan hal remeh. Ia ingin ikut dalam ekspedisi laut, menyebarkan Islam, dan membebaskan manusia dari penyembahan terhadap makhluk menuju penyembahan hanya kepada Allah. Dan keinginan itu benar-benar dikabulkan Allah. Ia ikut dalam ekspedisi ke Pulau Qubrus (Cyprus) pada masa Khalifah Utsman bin Affan.

Namun di sana, Ummu Haram jatuh dari tunggangan dan wafat. Ia syahid di tempat yang jauh dari tanah kelahirannya, dalam sebuah misi mulia. Ia dikubur di sana, di negeri asing yang menjadi saksi perjuangannya.

Ummu Haram Mengajarkan Perempuan untuk Berani Menegakkan Kebaikan

Jujur setelah membaca kisah Ummu Haram, aku jadi merenung, hari ini kita para perempuan tidak lagi diminta turun ke medan perang fisik. Tapi nyatanya medan juang itu tetap ada dalam bentuk lain.

Karena itu keberanian Ummu Haram memberi kekuatan bahwa perempuan masa kini harus tetap berani untuk menyuarakan kebenaran, berdiri di sisi yang benar dan  menegakkan nilai-nilai keadilan. Terutama bagi sesama perempuan yang kerap terpinggirkan oleh tafsir-tafsir yang bias.

Ummu Haram mengajarkan bahwa keberanian perempuan tidak kalah penting dari keberanian laki-laki. Keberanian perempuan bukan hanya soal mengangkat senjata, tapi juga tentang tekad, keteguhan hati, dan mimpi besar untuk membawa perubahan.

Di zaman ini, kita bisa meniru keberanian Ummu Haram itu dengan tidak takut memperjuangkan kesetaraan bagi orang-orang yang dilemahkan, berpihak pada korban kekerasan, berani menulis, membagikan kisah serta menyuarakan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Selain itu, kisah Ummu Haram juga menegaskan bahwa sebetulnya Islam sangat memuliakan peran-peran perempuan dalam medan perjuangan Islam. Karena itu, mari kita lanjutkan perjuangan perempuan-perempuan pada masa nabi sesuai ruang khidmah kita masing-masing. Jangan berhenti bergerak untuk melakukan kebaikan. []

Tags: belajarKeberanianUmmu Haram binti Milhan Ra
Lelah Yumilah Astuti Sapari

Lelah Yumilah Astuti Sapari

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) ISIF.

Terkait Posts

Umat Bertanya Ulama Menjawab

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

23 Mei 2025
Buku Disabilitas

“Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan

22 Mei 2025
Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Buku Sarinah

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version