• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kata Nyai Badriyah: Banyak Para Sahabiat Belajar Langsung kepada Rasulullah Saw

Salah satu contohnya adalah Asma binti Yazid, yang dikenal sebagai juru bicara perempuan Anshar. Ia meminta kepada Rasulullah Saw agar ada majelis taklim khusus bagi perempuan, dan Nabi menyetujuinya.

Redaksi Redaksi
25/03/2025
in Uncategorized
0
Belajar Kepada Rasulullah Saw

Belajar Kepada Rasulullah Saw

800
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketua Majelis Musyawarah Keagamaan (MM) Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, menyoroti peran besar sahabiat (sahabat perempuan) tidak hanya sekadar pengikut, tetapi juga aktif bertanya, belajar, dan mencintai ilmu langsung kepada Rasulullah Saw. Hal ini ia sampaikan dalam ceramah di Masjid Istiqlal, Jakarta pada 22 Maret 2025.

“Jika hari ini kita terbiasa melihat dan menjadi anggota majelis taklim kaum ibu, para sahabiat di masa Rasulullah telah melakukan hal yang sama,” ujarnya.

Salah satu contohnya adalah Asma binti Yazid, yang dikenal sebagai juru bicara perempuan Anshar. Ia meminta kepada Rasulullah Saw agar ada majelis taklim khusus bagi perempuan, dan Nabi menyetujuinya.

Selain itu, banyak sahabiat yang berani mengajukan pertanyaan langsung kepada Rasulullah terkait persoalan rumah tangga dan ekonomi. Hindun binti Utbah, misalnya, pernah mengadu kepada Nabi bahwa suaminya, Abu Sufyan, adalah seorang yang kaya tetapi sangat pelit.

Ia bertanya, “Bagaimana jika saya mengambil uang suami saya untuk keperluan saya dan anak-anak saya?” Rasulullah Saw menjawab, “Ambil secukupnya untukmu dan anak-anakmu dengan cara yang makruf, yang penting tidak dengan cara yang tidak benar.”

Baca Juga:

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

Tauhid sebagai Dasar Kesetaraan

Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

Hal serupa juga terjadi pada Zainab, istri Ibnu Mas’ud. Saat suaminya mengalami kesulitan ekonomi, ia bertanya kepada Rasulullah tentang kemungkinan menggunakan hartanya sendiri untuk membantu keluarga. Nabi pun menjawab, “Bagimu ada dua pahala, yaitu pahala silaturahim dan pahala sedekah.”

Peran perempuan dalam mencari ilmu di masa itu juga mendapat apresiasi dari Ummul Mukminin Aisyah Ra. Ia memuji para perempuan Anshar yang tidak malu untuk bertafaqquh (mendalami ilmu agama).

“Sebaik-baik perempuan adalah perempuan Anshar. Mereka tidak malu-malu ketika ingin mendalami ilmu agama,” katanya.

Ceramah ini menegaskan bahwa sejak zaman Rasulullah, perempuan telah berperan aktif dalam pengembangan ilmu dan hukum Islam, serta memiliki hak untuk bertanya, belajar, dan berkontribusi dalam kehidupan sosial. []

Tags: belajarNyai BadriyahparaRasulullah SAWSahabiat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan Shalihah

Menafsir Ulang Perempuan Shalihah: Antara Teks dan Konteks

26 Juni 2025
Negosiasi

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

19 Juni 2025
Palestina-Israel

Two State Solution: Solusi Perdamaian bagi Palestina-Israel atau Tantangan Integritas Nasional Terhadap Pancasila?

14 Juni 2025
Hakim

Anggota Parlemen dan Hakim Perempuan

13 Mei 2025
Paskah

Memaknai Paskah dan Pesan Pertobatan Ekologis

20 April 2025
Nafkah Ulama KUPI

Nafkah Menurut Pandangan Ulama KUPI

11 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID