• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Zara dan Perilaku Seks pada Remaja

Dwi Putri Dwi Putri
12/09/2020
in Pernak-pernik, Personal
0
seksualitas perempuan
182
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Apakah kamu mengikuti perkembangan berita heboh karena seorang publik figur melakukan hal yang kurang baik di media sosial? Baru-baru ini, Zara Adhisty yang merupakan mantan personil JKT 48 mendapatkan sanksi moral oleh khalayak masyarakat karena tindakannya yang membagikan video di cerita Instagram miliknya.

Pengguna internet yang mengikuti perkembangan tersebut menganggap perlakuan Zara kurang pantas untuk ditampilkan. Terlebih lagi, sosok Zara adalah pemeran dalam film edukasi tentang pendidikan seks di usia remaja. Berita video tersebut bahkan trending di Twitter.

Dalam opini ini, penulis hanya ingin menggambarkan bagaimana psikologi memandang pola perkembangan dan pertumbuhan seseorang dalam kehidupannya sehari-hari. Bukan menghakimi, membela ataupun bermaksud mencela. Paling tidak, kita mulai memahami bagaimana perubahan yang terus terjadi pada hidup manusia.

Dilansir pada laman Wikipedia, Zara Adhisty lahir pada tanggal 21 Juni 2003. Zara baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-17 tahun dua bulan yang lalu. Menurut Hurlock (1980) masa remaja berlangsung pada umur 13-18 tahun, ini terhitung remaja awal pada kisaran 13 tahun sampai 17 tahun dan remaja akhir kisaran 16-18 tahun secara hukum dinyatakan sah sebagai orang dewasa. Artinya, secara pengelompokkan psikologi perkembangan, Zara masih tergolong remaja pada periode akhir.

Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Dalam masa tersebut diiringi dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Fisik, emosi, religiusitas, masa pencarian identitas, sosial, kepribadian bahkan seks.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Bucinisme, Berdampak Maraknya Kehamilan tidak Diinginkan pada Remaja
  • 3 Tanda Hubungan Sehat; Safe, Sane, Secure
  • Menikah di Usia Muda Banyak Problema?
  • Kamu Punya Kebiasaan Julid? Ternyata Itu Bagian dari Penyakit Jiwa Lho!

Baca Juga:

Bucinisme, Berdampak Maraknya Kehamilan tidak Diinginkan pada Remaja

3 Tanda Hubungan Sehat; Safe, Sane, Secure

Menikah di Usia Muda Banyak Problema?

Kamu Punya Kebiasaan Julid? Ternyata Itu Bagian dari Penyakit Jiwa Lho!

Remaja dalam memandang kehidupan dan harapannya ke depan tidak ubahnya seperti ia melihat dirinya dalam kaca merah jambu. Ia akan mempersepsikan apa yang ia inginkan, orang lain harus mengikuti seperti apa dirinya. Terlebih dalam persoalan harapan dan cita-cita, ia akan tidak realistis. Dan remaja akan marah dan emosi yang tidak terkendali jika orang lain tidak mendukung apa yang ia inginkan. Semakin tidak didukung, cita-citanya akan semakin tidak realitis.

Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya yang berjudul Development Psychology; A life-Span Approach, Fifth Edition (1980) salah satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai oleh kalangan remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh masyarakat tentang dirinya dan kemudian membentuk pribadi dan perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa didorong, diawasi seperti mereka pada masa anak-anak. Remaja sudah diberikan kemampuan kognitif untuk memilah perilaku dan tanggung jawabnya atas tindakan yang ia ambil.

Remaja mengganti moral khusus yang ia dapatkan dari orangtua dan orang terdekat pada masa anak-anak menjadi moral sosial yang dihadapkan dengan perilaku sesuai dengan keinginan masyarakat. Masa ini memang cukup sulit untuk membuat kode moral yang sesuai dengan moral khusus dan moral sosial. Tidak sedikit remaja yang gagal melakukannya, bahkan tidak diterima secara sosial. Maka timbullah cibiran, cemooh, dikucilkan, dihakimi bahkan tindak bullying.

Moral khusus yang didapatkan oleh remaja yang ia dapatkan semasa anak-anak adalah seperti ketika ia melihat satu sisi gunung yang menjulang tinggi. Seakan apa yang ia lihat, gunung adalah biru. Ia belum mengetahui jika gunung mempunyai warna hijau, ada jurang, ada rumah dan masih banyak lagi. Masa peralihan inilah yang akan membawa kognisi baru dalam pola pikir remaja melihat realitas kehidupan sosial masyarakat.

Apa yang terjadi pada Zara, psikologi perkembangan mempunyai tugas penting pula dalam membentuk minat dan perilaku seks pada remaja. Zara adalah satu dari sekian banyak remaja yang mulai melakukan hubungan dengan lawan jenis yang tepat dan mulai memainkan peran seksnya.

Pada masa remaja, dorongan-dorongan dan keingintahuan tentang seks membuat remaja akan berusaha dalam mencari informasi mengenai seks. Orang tua bisa menjadi salah satu faktor membawa minat tersebut selain informasi di sekolah, perguruan tinggi, perbincangan dengan teman-teman dan buku-buku yang membahas masturbasi, bercumbu bahkan bersenggama.

Dalam pola berpacaran pada masa remaja, berkencan dengan pasangan sangat berperan penting karena mereka akan merasa jatuh cinta dan merencanakan untuk menikah di kemudian hari. Banyak remaja yang bermaksud menikah cepat karena memandang berdua dengan pasangan adalah percobaan dan usaha mereka untuk mendapatkan teman hidup.

Pola-pola keintiman seksual dalam berkencan dan berpacaran oleh Hurlock dimulai ketika mereka sudah berani mencium pasangan, bercumbu ringan, bercumbu berat hingga bersenggama. Perubahan yang paling menonjol pada remaja pada generasi masa lalu, mereka akan terkejut jika ketahuan bercumbu, ia merasa bersalah dan malu yang cukup berat. Sekarang keadaan tersebut berbeda, hubungan seks dan bercumbu dianggap “benar” jika yang terlibat dalam tindakan tersebut saling mencintai dan terikat.

Penjelasan di atas merupakan secuil gambaran remaja beralih dalam perilaku moralnya di khalayak masyarakat. Akan sangat sulit jika sesuatu yang sudah dianggap benar sesuai dengan “kaca merah jambunya”. Zara mungkin salah satu dari sekian banyak remaja yang gagal dalam mengubah perilaku moral khusus untuk Indonesia yang dianggap bangsa yang religius dan selalu mengkaitkan tindakan dengan hal-hal agama. Jadi tidak heran, dengan posisinya sebagai publik figur dan pernah memerankan remaja film edukasi seks remaja malah melakukan tindakan di media sosial yang tidak seharusnya. []

 

 

 

Tags: psikologiremajaseks
Dwi Putri

Dwi Putri

Dwi Putri sedang menyelesaikan studinya di UNUSIA Jakarta. Dia juga merupakan alumni women Jakarta yang sempat diadakan oleh AMAN Indonesia yang bekerjasama dengan Mubadalah.

Terkait Posts

hukum suami mengasuh anak

Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?

8 Februari 2023
Umm Hisyam ra Menghafal Al-Qur'an dari Lisan Nabi Saw

Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

8 Februari 2023
Party Pooper

Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

8 Februari 2023
Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir

Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

8 Februari 2023
Satu Abad NU

Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

8 Februari 2023
Jangan Melecehkan Istri

Nabi Saw Meminta Kepada Para Suami agar Jangan Melecehkan Istri

8 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Pemikiran Keislaman di Malaysia dan Indonesia pada 6 Tips Berdakwah Ala Nyai Awanilah Amva
  • Menghidupkan Kembali Sikap Saling Melindungi pada Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan
  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist