• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

2 Cara Menyikapi Perbedaan

Perbedaan dipandang secara positif dan sinergis sebagai modal sosial untuk maju bersama

Redaksi Redaksi
01/01/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Menyikapi Perbedaan

Menyikapi Perbedaan

22
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Menyikapi perbedaan juga penting. Allah Swt meminta manusia untuk saling mengenali (ta’aruf) terutama pada perbedaan yang dimiliki oleh sesama manusia.

Mubadalah.id – Perbedaan itu sunnatullah, baik perbedaan antarmanusia, maupun manusia dengan makhluk lainnya. Perbedaan itu selalu ada di setiap manusia. Mengingat persamaan di antara yang berbeda itu penting. Misalnya berbeda tapi sama-sama Muslim, sama-sama bangsa Indonesia, dan sama-sama manusia.

Bahkan sama-sama makhluk Allah Swt. Mengingat persamaan ini membantu kita untuk bersaudara karena agama, negara, atau karena kedirian yang sama.

Namun, menyikapi perbedaan juga penting. Allah Swt meminta manusia untuk saling mengenali (ta’aruf) terutama pada perbedaan yang dimiliki oleh sesama manusia.

Misalnya perbedaan jenis kelamin, bangsa, dan suku. Kita diminta untuk mengenali perbedaan. Mengapa? Barangkali ini jawabnya: Tak kenal, maka tak sayang. Tak sayang tentu bisa berkembang menjadi benci dan bisa melahirkan pertikaian. Setidaknya ada dua cara dalam menyikapi perbedaan:

Baca Juga:

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

Cara Mengatasi Rasa Jenuh dalam Kehidupan Rumah Tangga

Pertama, perbedaan dipandang secara negatif dan dikotomi sebagai sumber konflik, sehingga sebisa mungkin dilupakan. Kita diajak fokus pada persamaan, Sikap ini lama-lama berkembang menjadi penyeragaman, Kelompok sosial terkuat menjadi standar.

Kelompok sosial lainnya mesti menyesuaikan diri alias penyeragaman. Tidak jarang proses penyeragaman ini sampai tahap pemaksaan. Lahirlah ketidakadilan, perlawanan, dan konflik. Jadi, bukan perbedaan tapi cara menyikapi perbedaanlah yang menjadi sumber konflik.

Kedua, perbedaan dipandang secara positif dan sinergis sebagai modal sosial untuk maju bersama. Perintah Allah Swt untuk ta’aruf antarmanusia dapat kita terapkan dengan ikhtiar mengenali persamaan sekaligus perbedaan satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Ikhtiar mengenali perbedaan ini kita lakukan bukan dalam semangat mendiskriminasi. Melainkan semangat untuk saling menguatkan.

Karena perbedaan sosial menjadi modal sosial untuk maju bersama. Bahkan setiap kelompok sosial sama-sama kita dorong untuk aktif mewujudkan kemaslahatan bersama melalui modal sosial masing-masing.

Sebaliknya, mereka tidak boleh menggunakan modal sosial masing-masing yang berakibat mafsadah bagi lainnya, meskipun maslahat bagi kelompoknya. []

Tags: CaraMenyikapiperbedaan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

18 Juli 2025
Rabi’ah al-Adawiyah

Belajar Mencintai Tuhan dari Rabi’ah Al-Adawiyah

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan dan

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

17 Juli 2025
Menjadi Pemimpin

Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID