Mubadalah.id – Pada zaman sekarang banyak ahli pertumbuhan anak mengemukakan bahwa bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berharga dan menjadi alat yang penting bagi proses sosialisasi seorang anak.
Pengaruh lain dari bermain, antara lain untuk perkembangan fisik dalam melatih otot dan saraf, sarana pembelajaran komunikasi, penyaluran energi emosional anak yang terpendam, penyaluran dari keinginan, wahana belajar saling memahami dan belajar bermasyarakat.
Anak tidak memisahkan antara bermain dan bekerja, bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak, termasuk bekerja.
Bermain juga bukan hal yang dianggap membuang waktu, tetapi merupakan satu kebutuhan seperti kebutuhan lainnya, yaitu makan, tidur, dan sebagainya.
Dalam proses bermain, anak-anak membutuhkan teman yang lainnya. Anak-anak membutuhkan teman tidak hanya untuk kepuasan pribadi, tetapi juga untuk memperoleh pengalaman belajar.
Dari kebersamaan dengan orang lain, anak belajar tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang dapat diterima dan apa yang dianggap sebagai perilaku yang tidak dapat diterima oleh kelompok.
Oleh sebab itu, pentingnya bagi anak-anak agar dapat mengenal tiga jenis dan karakteristik teman bermainnya.
Tiga jenis dan karakteristik teman bermain bagi anak ini seperti dikutip di dalam buku Parenting With Love, yang ditulis Maria Ulfah Anshor.
Pertama, kawan adalah orang yang memuaskan kebutuhan anak akan teman melalui keberadaannya di lingkungan si anak. Anak dapat mengamati dan mendengarkan mereka, tetapi tidak memiliki interaksi langsung dengan mereka. Mereka bisa terdiri atas berbagai usia dan jenis kelamin.
Kedua, teman bermain adalah orang yang melakukan aktivitas yang menyenangkan dengan si anak. Mereka bisa terdiri atas berbagai usia dan jenis kelamin, tetapi biasanya anak memperoleh kepuasan yang lebih besar dari mereka yang memiliki usia dan jenis kelamin yang sama, serta mempunyai minat yang sama.
Ketiga, sahabat adalah orang yang dengannya anak tidak hanya dapat bermain, tetapi juga berkomunikasi melalui pertukaran ide dan rasa percaya, serta permintaan nasihat dan kritik. Anak yang mempunyai usia, jenis kelamin, dan taraf perkembangan sama lebih dipilih sebagai sahabat.
Dalam melihat pola kebutuhan akan teman, sebaiknya orangtua melihat tahap perkembangan sosial seorang anak. Karena pola perkembangan sosial anak berubah sejalan dengan pertambahan usia, kebutuhannya akan teman juga akan berubah. (Rul)