• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

3 Langkah Advokasi Kelompok Minoritas Ala Penggerak Gusdurian Wilayah Sulawesi dan Maluku

Melakukan pendampingan dan advokasi adalah tanggung jawab kemanusiaan yang sesuai dengan nilai dan prinsip agama. Selain itu ini merupakan teladan Gus Dur dalam menjaga kestabilan kehidupan berbangsa

Vevi Alfi Maghfiroh Vevi Alfi Maghfiroh
17/10/2022
in Pernak-pernik
0
Kelompok Minoritas

Kelompok Minoritas

348
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu gerakan yang para penggerak Gusdurian lakukan adalah melakukan advokasi terhadap kelompok minoritas lintas iman. Tentu hal ini tidak mudah mereka lakukan mengingat bagaimana perbedaan itu acap kali menjadi polemik yang tak berkesudahan. 

Untuk melakukan advokasi, berbagai langkah dan strategi para penggerak Gusdurian lakukan, terutama dalam mendampingi beragam kasus yang menimpa kelompok minoritas yang mengalami diskriminasi dan marjinalisasi di lingkungan sekitarnya. 

Dalam salah satu sesi kelas berbagi inspirasi advokasi pada acara Temu Nasional alias Tunas Gusdurian 2022, Syueb, koordinator wilayah jaringan penggerak Gusdurian Sulawesi dan Maluku menceritakan tentang pengalaman dan langkah-langkah strategi advokasi terutama dalam mendampingi kelompok minoritas di wilayah Indonesia bagian timur. 

Jaringan penggerak Gusdurian Sulawesi dan Maluku melakukan pendampingan dan advokasi terhadap Jamaah Ahmadiyah agar bisa diterima dengan baik di lingkungannya. Salah satunya  melakukan advokasi izin tempat ibadah di Kabupaten Bulukumba untuk umat Katholik. Kala itu masyarakat menolak ada tempat ibadah selain untuk umat muslim. 

Dalam melakukan pendampingan dan advokasi kelompok minoritas, berikut 3 langkah dan tips advokasi yang  penggerak Gusdurian Wilayah Sulawesi dan Maluku lakukan;

Memetakan Persoalan dan Melakukan Berbagai Sosialisasi

Hal penting yang harus kita perhatikan dalam melakukan advokasi terutama dalam pendampingan kelompok minoritas ganda adalah harus terlebih dahulu memetakan persoalan dengan tepat, dan melakukan sosialisasi kepada semua penggerak yang hendak mendampingi penyelesaian masalah tersebut.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

Melakukan Dialog dengan Pendekatan Kultural

Dialog adalah ruang untuk mempertemukan dan menyamakan frekuensi. Langkah penting yang harus dilakukan saat advokasi adalah melakukan dialog dengan menggunakan pendekatan kultural. Dialog adalah ruang untuk mempertemukan dan menyamakan frekuensi.T

erutama dalam mendampingi kelompok minoritas ganda, ketika melakukan pemetaan, maka harus menghindari untuk melakukan konferensi pers. Selain itu, koordinasi dan dialog dengan berbagai organisasi masyarakat dan tokoh agama setempat, juga harus kita lakukan untuk mempermudah proses advokasi tersebut. 

Sebagaimana yang penggerak Gusdurian Wilayah Sulawesi dan Maluku lakukan dalam advokasi. Mereka melakukan dialog, rapat dan koordinasi dengan berbagai organisasi masyarakat. Bahkan melakukan berbagai upaya pendekatan lunak yang para penggerak Gusdurian perempuan lakukan untuk mengadvokasi permohonan izin rumah ibadah umat Katholik tersebut. 

Berkoordinasi dan Bergerak Bersama dengan Berbagai Jaringan

Dalam melakukan advokasi tentu saja akan lebih mudah jika bergerak bersama dan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Oleh karenanya ini penting kita perhatikan dan melakukannya bersama-sama.

Dan yang tak kalah penting dalam melakukan advokasi, sebagaimana yang disampaikan oleh Korwil Penggerak Gusdurian Wilayah Sulawesi dan Maluku tersebut adalah modal nalar, mental, dan gerak dalam pelaksanaan pendampingan advokasi tersebut. Jika salah satu dari ketiga tersebut tidak ada, maka proses advokasi tidak bisa berjalan dengan lancar.

Melakukan pendampingan dan advokasi adalah tanggung jawab kemanusiaan yang sesuai dengan nilai dan prinsip agama. Selain itu ini merupakan teladan Gus Dur dalam menjaga kestabilan kehidupan berbangsa. Tentu ini menjadi hal yang harus kita wujudkan dan dilanjutkan oleh semua penggerak Gusdurian di Indonesia dan nusantara. []

 

Tags: advokasiIndonesiaJaringan GusdurianKelompok MinoritasNusantaraTunas GUSDURian 2022
Vevi Alfi Maghfiroh

Vevi Alfi Maghfiroh

Admin Media Sosial Mubadalah.id

Terkait Posts

Obituari

Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

23 Mei 2025
KB perempuan

Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

23 Mei 2025
KB dan Politik

KB dan Politik Negara

22 Mei 2025
KB Modern

5 Jenis KB Modern

22 Mei 2025
Kontrasepsi

Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

22 Mei 2025
Azl menurut Fiqh

KB dalam Pandangan Fiqh

21 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Umat Bertanya Ulama Menjawab

    Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari
  • Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan
  • Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook
  • KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version