Mubadalah.id – Hingga hari ini, masih ada beberapa orang yang menganggap perempuan adalah hambatan untuk mendekat atau khusyuk kepada Allah saat ibadah. Seringkali perempuan dibatasi dalam ibadah bersama di ruang-ruang publik seperti masjid dan musala. Apa benar perempuan penghalang kedekatan dengan Tuhan?
Perempuan dianggap bisa mengganggu konsentrasi saat laki-laki beribadah. Tapi kita juga tak pernah mau berpikir apakah laki-laki juga bisa mengganggu para perempuan saat beribadah? Ajaran agama di masyarakat kebanyakan dipengaruhi cara pandang laki-laki sehingga hanya perempuanlah yang kemudian disalahkan dan dibatasi.
Nabi Muhammad SAW menegaskan kepada kita agar jangan ‘menuduh’ manusia, baik perempuan maupun laki-laki, sebagai penyebab jauhnya seseorang dari Allah. Bahkan Nabi mengkritik keras cara berpikir seperti demikian. Selain melakukan kritik, Nabi juga mencontohkan bagaimana Tuhan yang suci bisa begitu dekat dengan perempuan.
Nabi seringkali shalat bersama cucu perempuannya. Nabi tidak mempermasalahkan istrinya berbaring di hadapannya ketika beliau shalat. Bahkan Nabi pernah mendapatkan wahyu saat bersama Aisyah r.a.. Artinya, wahyu yang datang dari dzat yang suci tersebut tidak melihat perempuan sebagai penghalang dan batalnya wahyu turun.
Ada hadits dari Anas bin Malik yang menceritakan bagaimana pandangan Nabi terkait hal ini. Hadits ini adalah hadis ke-20 (bersumber dari Sahih Bukhari, no. Hadis: 5118) dalam buku 60 Hadis Hak-hak Perempuan dalam Islam yang ditulis KH Faqihuddin Abdul Kodir. Secara bebas, hadis tersebut berisi cerita sebagai berikut:
Suatu hari ada tiga orang datang mengunjungi keluarga Nabi SAW. Mereka bertanya mengenai bagaimana Nabi beribadah sehari-hari. Nabi pun menjawab pertanyaan mereka. Setelah Nabi menjawabnya, mereka yang bertanya menjadi kecil hati.
“Bagaimana dengan kami? Nabi SAW sangat rajin ibadah, padahal sudah dimaafkan segala dosa-dosanya.”
Melihat itu, mereka kemudian menekadkan diri untuk melakukan ibadah dengan lebih keras. Dalam logika mereka, Nabi yang ma’shum saja rajin ibadah, apalagi mereka. Mereka yang hamba biasa itu harus lebih dan lebih rajin lagi.
Salah satu dari mereka kemudian berjanji, “saya akan selalu shalat sepanjang malam.”
Kemudian orang yang lain berikrar, “saya akan berpuasa sepanjang tahun.”
Dan orang ketiga juga bersumpah, “saya akan menjauh dari perempuan, saya tidak akan menikah seumur hidup.”
Setelah orang ketiga itu berkata, mendadak Rasululllah SAW datang dan berkata kepada mereka, “kamu yang berkata demikian, demi Allah saya orang yang paling segan terhadap Allah dan paling dekat di antara kalian kepada-Nya. Tetapi saya berpuasa di hari tertentu dan tidak berpuasa di hari yang lain. Saya shalat dan saya juga tidur. Begitu pun saya menikahi perempuan. Barangsiapa yang menjauh dari kebiasaan saya seperti ini, maka ia bukan dari bagian saya.”[]