• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Nabi Saw Dengan yang Umat Berbeda Agama Menjadi Inspirasi Relasi Mubadalah

Dengan merujuk pada teladan Nabi Saw ini, sesungguhnya kita juga bisa menata ulang konstruksi ayat-ayat mengenai relasi muslim dengan non-muslim secara mubadalah

Redaksi Redaksi
05/12/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nabi Saw

Nabi Saw

453
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam penerapan relasi mubadalah dengan mereka yang berbeda agama ini terinspirasi dari kisah-kisah Nabi Muhammad Saw bersama mereka yang beragama lain.

Kisah-kisah tersebut, misalkan mulai dari saat usia Nabi Saw masih remaja, lalu menerima wahyu, berdakwah dan berjuang di Kota Mekkah selama lebih dari 12 tahun.

Kemudian berhijrah serta menetap sebagai komunitas di Madinah selama lebih dari 10 tahun.

Ada banyak kisah Nabi Saw berelasi dengan non-muslim, baik yang masih saudara dekat, menantu, sahabat, teman, tetangga. Bahkan tamu kabilah dan bangsa-bangsa sekitar Jazirah Arabia saat itu.

Relasi yang menegaskan bahwa kesalingan dan kerjasama, atau yang saya sebut sebagai perspektif mubadalah, itu tidak hanya penting dilakukan antara muslim dan non-muslim.

Baca Juga:

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Islam adalah Agama Kasih: Refleksi dari Buku Toleransi dalam Islam

Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Lebih dari itu, ia adalah bagian dari teladan Nabi Muhammad Saw yang tercatat dalam berbagai rujukan otoritatif. Yaitu al-Qur’an, kitabk-itab Hadits, dan kitab-kitab Sirah nabawiyah.

Dengan merujuk pada teladan Nabi Saw ini, sesungguhnya kita juga bisa menata ulang konstruksi ayat-ayat mengenai relasi muslim dengan non-muslim secara mubadalah.

Tidak menggebyah uyah bahwa semua ayat damai itu dihapus (nasakh) oleh ayat-ayat perang dan kekerasan.

Lalu, yang benar adalah memusuhi dan memerangi semua non-muslim, atau setidaknya mendoakan mereka dengan keburukan, dan menjauhi pertemanan dengan mereka.

Sebaliknya, kita perlu menemukan ayat yang menjadi titik tengah dari kedua kelompok ayat ini. Yaitu melalui inspirasi dari teladan dalam sirah Nabi Saw tersebut.

Lalu, dari titik yang tengah ini, kita bisa memahami mengapa ayat-ayat perang ini hadir. Serta apa arahnya pada masa kita sekarang ini.

Begitu pun, mengapa ayat-ayat damai hadir dan seperti apa konstruksinya pada kehidupan sosial sekarang yang sudah mengenal identitas negara-bangsa.*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir, dalam buku Relasi Mubadalah Muslim Dengan Umat Berbeda Agama.

Tags: agamaberbedainspirasikisahNabi Sawrelasi mubadalahumat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KDRT

Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

8 Juni 2025
Kursi Lipat

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

8 Juni 2025
Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID