• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Nabi Saw Dengan yang Umat Berbeda Agama Menjadi Inspirasi Relasi Mubadalah

Dengan merujuk pada teladan Nabi Saw ini, sesungguhnya kita juga bisa menata ulang konstruksi ayat-ayat mengenai relasi muslim dengan non-muslim secara mubadalah

Redaksi Redaksi
05/12/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nabi Saw

Nabi Saw

453
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam penerapan relasi mubadalah dengan mereka yang berbeda agama ini terinspirasi dari kisah-kisah Nabi Muhammad Saw bersama mereka yang beragama lain.

Kisah-kisah tersebut, misalkan mulai dari saat usia Nabi Saw masih remaja, lalu menerima wahyu, berdakwah dan berjuang di Kota Mekkah selama lebih dari 12 tahun.

Kemudian berhijrah serta menetap sebagai komunitas di Madinah selama lebih dari 10 tahun.

Ada banyak kisah Nabi Saw berelasi dengan non-muslim, baik yang masih saudara dekat, menantu, sahabat, teman, tetangga. Bahkan tamu kabilah dan bangsa-bangsa sekitar Jazirah Arabia saat itu.

Relasi yang menegaskan bahwa kesalingan dan kerjasama, atau yang saya sebut sebagai perspektif mubadalah, itu tidak hanya penting dilakukan antara muslim dan non-muslim.

Baca Juga:

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia

Nabi Saw Memuliakan dan Menolak Semua Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan

Lebih dari itu, ia adalah bagian dari teladan Nabi Muhammad Saw yang tercatat dalam berbagai rujukan otoritatif. Yaitu al-Qur’an, kitabk-itab Hadits, dan kitab-kitab Sirah nabawiyah.

Dengan merujuk pada teladan Nabi Saw ini, sesungguhnya kita juga bisa menata ulang konstruksi ayat-ayat mengenai relasi muslim dengan non-muslim secara mubadalah.

Tidak menggebyah uyah bahwa semua ayat damai itu dihapus (nasakh) oleh ayat-ayat perang dan kekerasan.

Lalu, yang benar adalah memusuhi dan memerangi semua non-muslim, atau setidaknya mendoakan mereka dengan keburukan, dan menjauhi pertemanan dengan mereka.

Sebaliknya, kita perlu menemukan ayat yang menjadi titik tengah dari kedua kelompok ayat ini. Yaitu melalui inspirasi dari teladan dalam sirah Nabi Saw tersebut.

Lalu, dari titik yang tengah ini, kita bisa memahami mengapa ayat-ayat perang ini hadir. Serta apa arahnya pada masa kita sekarang ini.

Begitu pun, mengapa ayat-ayat damai hadir dan seperti apa konstruksinya pada kehidupan sosial sekarang yang sudah mengenal identitas negara-bangsa.*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir, dalam buku Relasi Mubadalah Muslim Dengan Umat Berbeda Agama.

Tags: agamaberbedainspirasikisahNabi Sawrelasi mubadalahumat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID