Mubadalah.id – Baru-baru ini, akun Instagram layanan pelanggan Kereta Api Indonesia @KAI121 memposting reels soal etika toleransi di transportasi umum. “Etika Berkereta: Jangan Egois Menggunakan Fasilitas KA” dengan membubuhkan tagar #EtikaBerkereta. Dalam reels tersebut digambarkan seorang penumpang yang memenuhi dua fasilitas sumber aliran arus listrik yang sedianya diperuntukkan untuk masing-masing penumpang sejumlah satu perangkat.
Berbincang tentang etika toleransi bertransportasi, ingatan saya terlempar pada pengalaman pertama saya menggunakan moda pesawat. Sebagai seorang yang cukup udik kala itu, saya meminta bantuan teman untuk memesankan tiket. Oleh teman, saya dibookingkan window seat. “Untuk bahan ngonten kekinian”, begitu katanya.
Hari H-pun tiba, saat mendekati barisan seat, saya dapati seorang ibu telah menduduki seat yang sejatinya hak saya. Muncul keinginan menegur, namun saya urungkan daripada memicu keributan, begitu dalam benak saya. Sikap ibu tersebut yang memalingkan muka dan merasa tidak berdosa itu yang membuat saya mengurungkan niat untuk menegur.
Membincang Pengalaman
Selain karena pengalaman pertama yang belum mengetahui kebiasaan-kebiasaan penumpang pesawat, saya husnudzan saja bahwa ibu tersebut juga bisa jadi seperti saya. Wajah tak berdosanya karena telah menduduki window seat saya itu sudah seharusnya saya maklumi.
Dari pengalaman kurang menyenangkan saya tersebut, saya menyadari bahwa edukasi tentang etika memanfaatkan fasilitas umum utamanya transportasi menjadi penting. PT. KAI sudah memulainya, semoga semangat ini menyalur pada armada-armada lain.
Transportasi umum menjadi salah satu moda transportasi pilihan sebagian orang. Di kota-kota metropolitan terutama, transportasi umum yang pemerintah kelola mulai mendapatkan segmen penggunanya. Selain tawaran harga yang murah, kebersihan dan akses jangkauan menjadi beberapa faktor yang menarik beberapa kalangan dalam memilih moda transportasi umum.
Terlepas dari kasus-kasus yang menyelimuti eksistensi moda transportasi umum yang dilakukan oleh oknum, ada hal yang juga perlu kita beri perhatian dalam penggunaan moda transportasi umum. Sebagaimana penggunaan sarana umum lainnya, penggunaan sarana transportasi umum mengharuskan adanya etika-etika kesalingan yang perlu kita lakukan dalam upaya memberikan kenyamanan kepada sesama pengguna.
Prinsip Sharing dalam penggunaan fasilitas
Sebagaimana tergambarkan dalam cerita reels akun @KAI121, penggunaan semua fasilitas seperti stop kontak aliran listrik, toilet, kursi, space kabin/ bagasi seyogyanya kita pergunakan dengan mengutamakan prinsip saling berbagi. Fasilitas transportasi umum sedianya mereka ciptakan agar bisa kita manfaatkan secara luas meski dengan keterbatasan.
Oleh karena itu, membatasi diri sendiri menjadi kunci penggunaan transportasi umum. Hal hal kecil seperti menggunakan air secukupnya dalam toilet, merapikan barang bawaan agar terdapat space untuk barang bawaan penumpang lain, atau duduk dengan tidak menghabiskan space penumpang lain merupakan upaya-upaya kecil dalam rangka memberikan kenyamanan sesama penumpang transportasi umum.
Duduk sesuai posisi yang ditentukan pada tiket
Duduk sesuai posisi yang tertera pada tiket menjadi hal yang mungkin banyak penumpang sulit melakukannya. Pada transportasi umum biasanya terdapat spot-spot tertentu yang oleh sebagian penumpang seringkali menjadi rebutan seperti window seat dan kursi-kursi yang jauh dari toilet. Demi mendapat kenyamanan, bisikan-bisikan keegoisan seringkali menggelayut di sini. Maka kesadaran bahwa kenyamanan individu terbatasi oleh kenyamanan individu lain perlu berkali-kali kita tekankan sebagai penumpang transportasi umum.
Tidak membuat kegaduhan
Kegaduhan tidak melulu pada hal-hal besar seperti membuat onar dengan penumpang lain. Kegaduhan dalam hal-hal kecil seperti menerima telepon dengan suara nyaring, mengobrol dan bergurau dengan penumpang lain secara terbahak-bahak, atau memutar musik dengan keras. Yang demikian itu masih sering kita temui karena banyak sekali penumpang yang seringkali tidak menyadari hal-hal tersebut.
Memprioritaskan orang-orang tertentu dalam penggunaan fasilitas
Memprioritaskan Orang-Orang Tertentu juga menjadi etika toleransi lainnya yang masih sangat rendah dalam penggunaan fasilitas transportasi. Beberapa kali viral di media sosial video-viedo yang menggambarkan seseorang yang berpura-pura tidak mengetahui keadaan disekitarnya. Membiarkan tidak mendapat tempat duduk pada penumpang berkubutuhan khusus, hamil, anak kecil atau orang tua merupakan hal yang seharusnya tidak terjadi. Kepekaan penumpang di luar kelompok rentan tersebut sangat kita butuhkan dalam hal ini.
Bersikap ramah pada penumpang lain
Kebersamaan dan kewajiban berbagi fasilitas dalam transportasi umum mengharuskan kita bersinggungan dengan penumpang lain. Etika dasar seperti bersikap ramah perlu kita implementasikan dengan melakukan hal-hal kecil seperti melempar senyum atau mengucapkan kata permisi. Tidak perlu berlebihan seperti bertanya hal-hal privasi atau berusaha mengakrabkan diri dengan memancing obrolan panjang. Tidak semua orang nyaman dengan hal tersebut, sebagian perlu ketenangan selama perjalanan. [] (Bebarengan)