Prakteknya sejak kecil saya diasuh oleh ibu dan oleh ayah. Ayah dan ibu adalah seorang guru tingkat SLTP dan SLTA jadi jadwal ngajarnya gantian. Kalau ayah hendak ke sekolah, ibu yang mengasuh. Kalau ibu yang ke sekolah maka saya akan bermain bersama ayah.
Setelah membaca buku mubadalah yang dikarang oleh Dr. Faqihudin Abdul Qadir, saya menemukan sesuatu yang istimewa. Sebuah konsep kesalingan bagi setiap pasangan dan untuk semua manusia. Saling menguatkan, saling memotivasi dan saling menghargai.
Begitupun dalam pengasuhan, anak-anak perlu sentuhan ayah dan ibu. Sesibuk apapun ayah dan ibu, keduanya berperan sebagi pengasuh sejati bagi anak-anaknya. Tidak ada kata gengsi disebut pengasuh. Pengasuh justru pekerjaan mulia, karena di masa golden age lah masa menentukan perkembangan anak di masa yang akan datang.
Jika kita berkata pengasuh, maka yang ada dibenak kita pasti dia itu asisten rumah tangga yang tugasnya mengasuh anak. padahal pengasuh itu bisa siapa saja. Dalam undag-undang perlindungan anak disebutkan, dalam hal orangtua tidak mungkin membersamai anaknya maka keluarga dekat dan orang dewasa lain bertanggungjawab menggantikannya.
Jika kemudian ada anak saat lahir ditinggalkan oleh orang tuanya, maka keluarga dekat berkewajiban menggantikan posisi keluarganya itu. Bagaimana kalau orang tua meninggalkannya begitu saja, dalan hal ini menelantarkan misalnya. Maka tidak ada alasan lain kecuali menolong anak-anak tersebut, untuk dijaga dan diasuh, karena dengan hadirnya anak-anak merupakan kewajiban bagi orang dewasa untuk mengasuhnya.
Saya sering mendengar ada kerabat yang tidak mau mengurus anak-anak terlantar disebabkan kekecewaan terhadap orang tuanya. Jika kita dalam posisi mampu menolong anak tersebut dan kita adalah orang dewasa, maka punya kewajiban untuk mengurus dan menjadi pengasuhnya. Tinggalkanlah rasa kecewa pada orang tua karena anak tidak berhak menanggung dosa dan perbuatan buruk orang tua.
Meski mungkin ada keterwakilan orang lain untuk mengasuh anak, di saat orang tua tidak mungkin membersamai, namun demikian yang menjadi pengasuh utama anak tetap adalah orang tuanya sendiri. Setidaknya jangan mencari alasan untuk tidak mengasuh mereka di waktu kecil. Dan jangan sesalkan jika di kemudian hari orang tua mendapat perlakuan tidak baik karena di waktu kecil tidak pernah menjadi pengasuh mereka.
Orang sukses akan mencari alasan untuk berbuat baik dan orang malas selalu mencari alasan untuk tidak melakukan apapun. Jika ingin anaknya suskes, maka cari alasan agar orang tua menjadi pengasuh utama, berlaku bagi ayah dan ibu. Jangan salahkan anak jika tidak menuai keberhasilan saat kedua orangtua selalu mencari alasan untuk tidak mengasuh anak, baik ayah maupun ibu.
Sering kita dengar, saya tidak sempat menyentuh bahkan menyapa anak, karena sibuk. Ini adalah contoh alasan untuk tidak mengasuh. Seharusnya sesibuk apapun cari sedikit waktu untuk menyempatkan diri bermain bersama atau sekeda robrolan ringan. Maka, tidak ada istilah dan sebutan anak nakal, mereka hanya belum bertemu sentuhan ayah dan ibu. Sun sayang buat semua anak dengan penuh cinta. []