• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Salam sebagai Pergaulan Sosial

Dalam pergaulan sosial, tentunya perlu disadari penegasan al-Qur'an dan fakta-fakta sosial bahwa manusia diciptakan berbeda agama

Redaksi Redaksi
06/01/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
salam sosial

salam sosial

404
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pandangan kedua menganggap salam, baik mengucapkannya di awal maupun menjawabnya, sebagai bagian dari relasi sosial.

Untuk cara pandang ini, ada juga kalangan yang melarangnya sama sekali. Mereka beralasan bahwa orang-orang non muslim dianggap sama sekali tidak berhak menerima dan menjawab salam.

Mereka dianggap sebagai golongan yang salah dan sesat, juga sebagai musuh-musuh Islam sehingga sama sekali tidak berhak menerima kebaikan dari umat Islam, baik dalam bentuk menerima salam maupun menjawabnya.

Pandangan lain menyatakan, karena bagian dari pergaulan sosial, maka semua perkara yang baik untuk penguatan relasi sosial adalah baik, dan setidaknya boleh.

Dalam kaidah fiqh, hukum asal dari semua pergaulan sosial adalah boleh (alashlu fi al-mu’amalah al-ibahah). Oleh karena itu, memulai dan menjawab salam adalah baik dan minimal boleh.

Baca Juga:

Realitas Sosial Ulama Perempuan pada Abad ke-16 hingga ke-19

Lajang dan Stigma Sosial Antara Pilihan Hidup dan Tekanan Masyarakat

Perempuan dalam Konteks Sosial Arab

Perhatian Khusus Islam pada Realitas Sosial Perempuan

Mungkin lebih tepat bahwa praktik memulai salam kepada orang-orang nonmuslim dan menanggapi salam mereka sebagai bagian dari hubungan sosial, bukan ibadah ritual.

Pergaulan Sosial

Dalam pergaulan sosial, tentunya perlu kita sadari penegasan al-Qur’an dan fakta-fakta sosial bahwa manusia tercipta dengan berbeda agama. Karena tercipta berbeda, maka yang kita butuhkan adalah bagaimana mengelola perbedaan tersebut dengan tetap mengutamakan persaudaraan dan kebersamaan.

Mengucapkan atau menjawab salam merupakan bagian dari penguatan sosial dan persaudaraan antarsesama manusia.

Beberapa ayat al-Qur’an sudah menegaskan bahwa perbedaan agama di dunia ini adalah bagian dari keputusan Allah Swt (QS. al-Maa’idah (5): 48), agar setiap orang saling mengenal satu sama lain (QS. al-Hujuraat (49): 13).

Bahkan bisa saling berlomba-lomba antarumat yang berbeda agama dalam mewujudkan kebaikan (QS. al-Baqarah (2): 148).

Beberapa ayat juga menegaskan bahwa berbuat baik terhadap umat yang berbeda agama itu tidak terlarang sama sekali (QS. al-Mumtahanah (60): 8).

Imam al-Ghazali (w. 505 H/1111 M) mengingatkan kita tentang cara membangun pergaulan sosial yang baik.

Tetangga yang berbeda agama tetap memiliki hak sebagai tetangga. Sehingga harus kita hormati, kunjungi, jaga, dan saling tolong (Ihya’ Ulumuddin, juz 2, hlm. 329-333 (Kairo: Dar al-Hadits, 1994|).

Pernyataan ini merujuk pada berbagai teks hadits Nabi Muhammad Saw tentang pentingnya hak tetangga sebagai bagian dari keimanan (Shahih al-Bukhari, hadits nomor 6082, 6084, dan 6088).*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Relasi Mubadalah Muslim Dengan Umat Berbeda Agama.

Tags: pergaulanSalamsosial
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Menyusui Anak

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version