Global Warming atau pemanasan global. Tapi sebagian orang menyebutnya bukan pemanasan global melainkan global dipanasi. Kata dipanasi cenderung terdengar lebih masuk akal karena kata tersebut menunjukkan adanya sesuatu atau seseorang atau sekelompok yang melakukan kata kerja aktif yaitu memanasi (membuat panas). Tanpa adanya segelintir oknum yang memanasi global untuk tujuan tertentu, dampak global warming agaknya tidak akan sedrastis beberapa tahun terakhir hingga hari ini.
Tentu saja perubahan iklim, banjir dan air bah menjadi salah satu dampak dari global warming. Penyakit berbasis lingkungan seperti leptospirosis, demam berdarah dengue, disentri, diare, influenza, iritasi kulit juga menjadi dampak turunan akibat banjir (Depkes, 2013).
وَلَا تَبۡخَسُواْ ٱلنَّاسَ أَشۡيَآءَهُمۡ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ
Artinya: Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi; QS. Asy-Syu’ara, Ayat 183
Hampir tak dipungkiri lagi jika masyarakatlah yang pada akhirnya terkena dan merasakan dampak-dampak tersebut. Oleh karena itu, menjadi masyarakat yang sadar akan lingkungan kemudian menjadi hal yang perlu dilakukan untuk setiap individu sebagaimana yang telah Allah SWT firmankan dalam QS. Asy-Syu’ara ayat 183 di atas. Hal ini bisa dilakukan dari lingkup paling mendasar dalam hidup bersosial yaitu lingkaran rumah tangga. Berikut adalah langkah mencegah banjir yang dapat dilakukan di lingkup rumah tangga:
1. Menerapkan 2R (Reuse, Reduce) dengan Membawa goodie bag dan/atau food container sebagai pengganti kantung plastik
Menghilangkan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari memang bukanlah hal yang mudah tetapi bukan juga suatu hal yang sulit jika sudah diniati. Oleh karena itu yang dapat dilakukan dengan penggunaan plastik adalah dengan meminimalisirnya. Masyarakat tentu banyak yang sudah mengetahui hal ini, sehingga pebisnis pun mau tak mau mengikuti green lifestyle ini terlihat dari swalayan dan restoran-restoran cepat saji yang kini memberlakukan tarif terhadap sekantung plastik mulai dari 200 rupiah hingga 5000 rupiah.
2. Menerapkan 3Ng
3Ng adalah ide kampanye Walhi Yogyakarta bersama Sahabat Lingkungan untuk meminimalisir penggunaan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan cara Nggodog, Nggowo, Ngunjuk yang artinya merebus air sendiri di rumah, membawa air dengan botol minum pribadi, dan kemudian meminum air tanpa perlu membelinya. Semakin banyak masyarakat yang membawa botol minuman pribadi, semakin meminimalisir sampah-sampah AMDK.
3. Recycle dengan Menabung di Bank Sampah
Ironis jika kaleng, botol, maupun wadah bekas lainnya terabaikan begitu saja dan menjadi tempat berkembang biak binatang vektor atau menjadi faktor penghambat saluran air limbah hingga dibuang sembarangan dan mencemari perairan, lebih baik dikumpulkan dan ditabung ke Bank Sampah. Selain mendapatkan untung berupa pundi-pundi rupiah, rumah bersih dari sampah, sampah tersebut juga biasanya dapat didaur ulang oleh pengelola Bank Sampah menjadi kerajinan tangan seperti tas, vas bunga, lukisan, dan sejenisnya.
4. Membuat Biopori
Biopori adalah lubang resapan buatan. Dengan membuat biopori di pekarangan rumah, maka masyarakat dapat membantu memperbaiki kualitas air tanah dan lapisan tanah, mencegah banjir karena air hujan dapat terserap melalui biopori serta membuat hasil tanaman di pekarangan rumah menjadi lebih baik kualitasnya. Hal ini dikarenakan salah satu cara tumbuhan mencari makanan adalah dengan menyerap air melalui akar, apabila kandungan air dalam tanah cukup, maka pertumbuhan akan optimal.
5. Yang terakhir adalah yang terpenting. Diterapkan hingga menjadi kebiasaan. Dan kemudian mengajak lingkaran terdekat untuk bersama-sama menerapkan green lifestyle ini. Karena filosofinya, jika kita bertepuk tangan hanya dengan 1 jari atau 2 jari tidak akan terdengar suaranya. Bertepuk tangan dengan 3 jari atau 4 jari pun terdengar suaranya tetapi lirih. Sedangkan dengan kelima jari suara tepukan pasti terdengar. Begitulah perubahan, akan lebih mudah jika dilakukan bersama-sama dan dijadikan kebiasaan atau lifestyle.[]