• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Prof. Mahfud MD: Inklusivitas Islam di Tengah Perbedaan Agama

Setiap umat beragama di Indonesia perlu menampakkan wajah beragama yang ramah, dan mampu menghormati perbedaan

Moh. Rivaldi Abdul Moh. Rivaldi Abdul
20/04/2023
in Publik
0
Perbedaan Agama

Perbedaan Agama

902
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam kesempatan Lesehan Ramadan Laboratorium Agama (Masjid Kampus) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada 01 April 2023, Prof. Mahfud MD menyampaikan betapa pentingnya merawat kerukunan. Terlebih di tengah kondisi Indonesia hari ini yang terkepung oleh berbagai kekuatan yang ingin memecah belah bangsa. Dari dalam tubuh sendiri, kita menghadapi bahaya radikalisme yang mengancam kedamaian hidup bangsa yang majemuk ini.

Apa yang Mahfud MD sampaikan itu bukan sekadar kerisauan tanpa dasar. Sebab, kalau kita menelik sejarah, sangat banyak contoh kasus intoleransi yang pernah terjadi di berbagai penjuru Indonesia.

Kerisauan Mahfud MD terhadap kelompok ekstrimis, sebenarnya sudah lama dia tuangkan dalam buku Gus Dur: Islam, Politik, dan Kebangsaan (2010). Menurutnya, termasuk yang meresahkan dalam merawat perbedaaan agama, dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Di mana ini adalah lemahnya toleransi yang ditunjukkan oleh kelompok-kelompok eksklusif.

Yaitu, orang-orang yang menafsirkan keberislaman secara dangkal, sehingga mereka menjadi tidak mampu menghormati umat yang berbeda agama. Hingga berakhir dengan menampakkan wajah Islam marah terhadap non-Muslim.

Watak keberagamaan non-toleran terhadap golongan yang berbeda, dalam masyarakat plural seperti di Indonesia, sangat berpotensi menyumbangkan perpecahan dan kekacauan dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu, setiap umat beragama di Indonesia perlu menampakkan wajah beragama yang ramah, dan mampu menghormati perbedaan.

Baca Juga:

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia

Teladan Nabi

Islam sendiri sejatinya adalah agama ramah yang menghormati kehadiran non-Muslim. Mahfud MD dalam menguatkan pandangan ini, mencontohkan sikap Nabi Muhammad SAW yang welcome dengan kehadiran Mukhairiq, seorang Yahudi, yang ikut berjuang bersama umat Muslim di medan Uhud. Sikap nabi itu menggambarkan betapa Islam adalah agama yang inklusif dalam merespon perbedaan antarumat beragama. Wajah Islam ramah seperti inilah yang perlu kita bumikan dalam realitas masyarakat Nusantara yang majemuk.

Mahfud MD menolak laku ekslusif dalam beragama, dan tentu mengedepankan laku inklusif. Menurutnya, sebagaimana dalam Lesehan Ramadan, Islam merupakan agama yang inklusif.

Watak inklusivitas Mahfud MD, agaknya banyak terinspirasi dari sosok Gus Dur (Kiai Abdurrahman Wahid) yang sangat mengedepankan kemanusiaan dalam laku beragamanya. Sebagaimana kita ketahui dalam banyak kesempatan Mahfud MD sering me-mention Gus Dur, bahkan juga menulis buku tentang Gus Dur: Islam, Politik, dan Kebangsaan. Meski tidak secara khusus membahas kerukunan antarumat beragama, namun dalam buku itu, dia banyak mendedahkan watak Islam ramah berdasarkan teladan dari sosok Gus Dur.

Laku Beragama yang Inklusif

Dalam buku itu, Mahfud MD menggambarkan rasa toleransinya terhadap non-Muslim. Dia menjelaskan, “Saya menghayati hubungan persahabatan dengan perbedaan agama yang toleran… sebagai kenikmatan yang dibutuhkan untuk hidup nyaman dan tenang…. Bagi saya, hidup beragama harus melahirkan kesejukan, perdamaian, dan persahabatan, bukan keberingasan yang mengatasnamakan Tuhan. Menurut saya, kehidupan beragama akan gagal kalau kita tidak mampu membangun kenyamanan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.”

Penggambaran rasa itu menunjukkan laku beragama Mahfud MD yang inklusif. Baginya, beragama dalam perbedaan itu harus saling hormat-menghormati satu sama lain. Muslim menghormati non-Muslim, dan sebaliknya juga demikian. Dengan peradaban saling hormat-menghormati, maka kemajemukan masyarakat Indonesia tidak akan menimbulkan petaka perpecahan, melainkan akan mewujud menjadi kehidupan damai dalam keberagamaan.

Oleh karena itu, sebagaimana dalam Lesehan Ramadan, Mahfud MD mengajak untuk kita jangan membeda-bedakan agama dalam kehidupan bernegara yang majemuk ini. Jangan ada diskriminasi mayoritas terhadap minoritas. Sebab, itu dapat memecah belah bangsa Indonesia. []

Tags: agamaislam ramahKeberagamannKerukunan Umat BeragamaToleransi beragama
Moh. Rivaldi Abdul

Moh. Rivaldi Abdul

S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo pada tahun 2019. S2 Prodi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Islam Nusantara di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang, menempuh pendidikan Doktoral (S3) Prodi Studi Islam Konsentrasi Sejarah Kebudayaan Islam di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Terkait Posts

Yamal

Yamal, Mari Sadar!

19 Juli 2025
Penghayat Kepercayaan

Tantangan Menghadapi Diskriminasi Terhadap Penganut Penghayat Kepercayaan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

19 Juli 2025
COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Cita-cita Tinggi

    Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yamal, Mari Sadar!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial
  • Yamal, Mari Sadar!
  • Meneladani Nabi Muhammad Saw dalam Mendidik Anak Perempuan
  • Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?
  • Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID