• Login
  • Register
Jumat, 18 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Dukungan Sesama Perempuan, Bukan Hanya Sekadar Jargon

Jika kita tak mampu membantu permasalahan perempuan lain, setidaknya jangan tambah beban mentalnya dengan cacian yang tak sepantasnya

Nuraini Chaniago Nuraini Chaniago
11/05/2023
in Personal
0
Dukungan Sesama Perempuan

Dukungan Sesama Perempuan

775
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu, Indonesia heboh dengan kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang penyanyi laki-laki. Di mana karya-karyanya memang jamak anak muda gandrungi. Sosok penyanyi yang memang tidak pernah terpikirkan oleh para penggemarnya untuk melakukan tindakan tersebut kepada istri dan anaknya. Munculnya pemberitaan ini, mendorong adanya dukungan sesama perempuan.

Dengan kondisi sang idola yang memang katanya sudah memilih hijrah dari segi penampilan juga agama. Walaupun memang kita tidak bisa menjadikan patokan seseorang yang hijrah sudah tentu bebas dari salah dan dosa.

Tak hanya itu yang menjadi faktor rasa tidak percaya fans dengan tindakan sang idolanya. Selama ini seringkali karya-karya sang idola ia tujukan untuk anak juga sang istrinya tercinta. Sekilas tentu karya-karya tersebut menjadi begitu romantis, dan membuat para fansnya merasa iri dengan sikap manis sang laki-laki yang sudah bergelar suami juga ayah tersebut.

Ternyata apa yang tampak di layar kaca dan media sosial tersebut sungguh berbanding terbalik dengan tindakan perselingkuhan yang Virgoun lakukan saat ini.

Banyak yang menyayangkan tindakan penyanyi tersebut, hingga beberapa video klarifikasinya pun membuat jamak mata terbelalak tak habis pikir dengan pernyataan-pernyataan sang penyanyi. Alih-alih meminta maaf kepada sang istri atas apa yang telah ia lakukan. Malah sang penyanyi berujar jika  hal demikian ia lakukan karena rasa sayang kepada sang istri sudah mulai hilang.

Baca Juga:

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

Membaca Ulang Pandangan Ibnu Rusyd tentang Perempuan

Merendahkan Perempuan adalah Tanda Pikiran yang Sempit

Dukungan pada Sesama Perempuan

Bukan hal di atas yang ingin saya bahas lebih lanjut, tetapi perihal tanggapan banyak orang terhadap tindakan sang istri yang membongkar kasus perselingkuhan suaminya tersebut ke media sosial. Ini terlepas dari tepat atau tidaknya tindakan yang sudah sang istri lakukan dalam menyelesaikan permasalahan rumah tangganya sendiri. Tetapi ini perihal empath kita sebagai orang luar dalam menanggapi kasus yang orang lain hadapi.

Saya sendiri di satu sisi mengapresiasi tindakan istri Virgoun yang mencoba untuk mendapatkan dukungan maupun untuk merawat mentalnya. Tujuannya agar tak semakin sakit dengan  permasalahan yang mungkin selama ini sudah menjadi beban yang sungguh berat ia rasakan sendiri. Hingga pada akhirnya ia mengambil jalan ini. Walaupun ini mungkin bagi sebagian orang adalah aib yang tidak perlu ia umbar ke publik apalagi ke media sosial.

Namun di sisi lain saya juga menyayangkan hal demikian, sebab ia sendiri ternyata belum siap dengan segala resiko yang akan ia terima dengan munculnya kasus ini kepermukaan umum. Terlepas dari semua itu, sebagai masyarakat dan juga seorang perempuan, saya pribadi ikut simpati dengan apa yang sudah menimpanya.

Walaupun saya bukanlah siapa-siapa yang bahkan tidak akan mampu merasakan beban yang ia rasakan sebagai seorang perempuan, juga ibu dari beberapa anaknya.

Sebagai seorang perempuan,sungguh sedih rasanya melihat banyak sekali komentar-komentar di berbagai flatform yang tidak empati kepada sesama perempuan. Ada yang menghujat sang istri dengan tindakannya sebagai pembuka aib suami, yang seharusnya hal demikian hanyalah konsumsi pribadi, ada juga yang menyudutkan sang istrinya dengan cercaan yang tidak baik, dan lain-lain.

Implementasi Women Supporting Women

Sungguh berat ternyata untuk mengimplementasikan istilah “Women Supporting Women.” Yakni mendukung sesama perempuan di tengah-tengah masyarakat kita saat ini.

Teruntuk perempuan di luar sana, ketika sebuah perselingkuhan terjadi, janganlah kita fokus mencaci pelaku perempuannya saja. Karena perselingkuhan itu terjadi adalah atas perilaku sadar dan terencana dua orang manusia. Bukan hanya perempuan. Maka, salahkan laki-laki yang ternyata tidak mampu menjaga, dan menjunjung komitmen yang telah kalian sepakati bersama di awal sebuah relasi pernikahan terbangun.

Teruntuk perempuan di luar sana, apapun dan bagaimanapun permasalahan yang perempuan lain hadapi, bukanlah tugas kita untuk menghakiminya. Terutama dengan perkataan maupun tindakan yang tidak sepantasnya. Sebab kondisi setiap orang itu berbeda, dan kita tak pernah tahu persis apa yang sudah ia lalui dengan permasalahanya tersebut. Maka cukup bagi kita untuk saling memahaminya, mendoakannya, tanpa harus menambah beban mental mereka.

Teruntuk perempuan di luar sana, budaya patriarki itu nyata ada. Selama ini, secara sadar ataupun tidak, kita telah menjadi perawatnya secara turun-temurun dengan saling membenci sesama perempuan. Merasa paling baik dari perempuan lainnya, ingin terlihat lebih dari perempuan lainnya.

Saling menjatuhkan sesama perempuan, merasa perempuan lain sebagai musuh dan saingan, dan serta saling berkompetisi sesama perempuan yang seolah tak pernah usai hingga saat ini.

Women Supporting Women, atau dukungan sesama perempuan itu bukanlah sekedar gaya-gayaan, atau hanya sekedar teriakan. Tetapi benar-benar mengajak sesama perempuan untuk saling memahami satu dengan yang lainnya, atas berbagai kondisi yang terjadi. Perempuan berproses bersama untuk saling mendobrak bias yang selama ini menjadi zona nyamannya dengan legitimasi adat dan agama.

Proses kita masih panjang agar jargon ini tak hanya sekedar kata-kata pemanis belaka. Tetapi benar-benar menjadi laku kita bersama, hingga kita mampu untuk saling memberdayakan sesama perempuan. []

 

 

Tags: dukunganKDRTperceraianperempuanrumah tanggaWomen Supporting Women
Nuraini Chaniago

Nuraini Chaniago

Writer/Duta Damai Sumatera Barat

Terkait Posts

eldest daughter syndrome

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

17 Juli 2025
Love Bombing

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

16 Juli 2025
Disiplin

Ketika Disiplin Menyelamatkan Impian

15 Juli 2025
Inklusivitas

Inklusivitas yang Terbatas: Ketika Pikiran Ingin Membantu Tetapi Tubuh Membeku

15 Juli 2025
Kesalingan

Kala Kesalingan Mulai Memudar

13 Juli 2025
Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • eldest daughter syndrome

    Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mu’adzah Al-Adawiyah: Guru Spiritual Para Sufi di Basrah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mu’adzah Al-Adawiyah: Guru Spiritual Para Sufi di Basrah
  • Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan
  • Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?
  • Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 
  • Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID