• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Pembukaan Side Event WPS High Level dari Masyarakat Sipil untuk ASEAN

"Sebagai bagian dari tim penyusun bersama beberapa rekan lainnya. Saya percaya bahwa keputusan untuk mengadopsi dan mengkondisikan Resolusi 1325 agar sesuai dengan kebutuhan Indonesia adalah pendekatan yang tepat," katanya

Redaksi Redaksi
05/07/2023
in Aktual
0
WPS

WPS

522
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Indonesia dan Filipina adalah dua negara di kawasan Asia Tenggara yang telah memajukan agenda perempuan, perdamaian, dan keamanan. Hal ini tidak terlepas dengan keterlibatan aktif dan bermakna dari masyarakat sipil. Ketika Filipina mengadopsi Rencana Aksi Nasional Women, Peace and Security (WPS) High Level mereka pada tahun 2010, Indonesia sedang dalam proses negosiasi untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman bersama tentang pentingnya mengadopsi Resolusi 1325 di Indonesia.

Perlu diketahui, Resolusi 1325 tidak hanya berlaku untuk negara-negara yang sedang berperang, dan konsep keamanan manusia sesuai untuk membangun masyarakat yang damai. Hal tersebut diungkap oleh Ruby Kholifah sebagai salah satu perwakilan penyelenggara side event Women, WPS High Level.

“Sebagai bagian dari tim penyusun bersama beberapa rekan lainnya. Saya percaya bahwa keputusan untuk mengadopsi dan mengkondisikan Resolusi 1325 agar sesuai dengan kebutuhan Indonesia adalah pendekatan yang tepat. Alih-alih mengeluarkan RAN WPS, pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS),” kata Ruby, di Grand Ambarukmo, Selasa, 4 Juli 2023.

RAN P3AKS

Dalam RAN P3AKS disepakati tiga pilar dalam rencana aksi nasional, yaitu pertama, pencegahan, penanganan, pemberdayaan dan partisipasi. Anak-anak, khususnya perempuan, juga diakui sebagai aktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya WPS.

Kedua, struktur koordinasi Rencana Aksi Nasional (RAN) mencakup tim koordinasi tingkat nasional yang seorang menteri pimpin. Ketiga, kelompok kerja yang wakil menteri pimpin, yang mencerminkan komitmen kolaborasi lintas kementerian dan keterlibatan masyarakat sipil.

Baca Juga:

Kodrat Perempuan Bukan untuk Mengecilkan Peran Sosial Mereka

Pandangan Masyarakat soal Kodrat Perempuan

Gender dalam Masyarakat Muslim: Isu Kontroversial

Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

Menurutnya perempuan yang juga menjabat Direktur AMAN Indonesia, peran masyarakat sipil secara eksplisit dalam RAN P3AKS. Dengan masuknya peran masyarakat sipil, pemerintah telah mengakui peran strategis masyarakat sipil dalam pencegahan, pengelolaan konflik, dan pemulihan korban. Termasuk perlindungan pembela hak asasi perempuan dan pembangun perdamaian, yang tertuang dalam RAN P3AKS.

”Keempat, pendanaan oleh negara baik pada tingkat nasional maupun regional. Semua elemen penting yang saya sebutkan, selain komitmen Indonesia terhadap demokrasi, adalah hasil dari keterlibatan masyarakat sipil selama tahap pembentukan,” ungkapnya.

Menjadi Contoh

Dengan pengalaman inklusif ini, Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk menjadi contoh dan penggerak perubahan di ASEAN. Terutama dalam implementasi Rencana Aksi Regional tentang WPS yang ia adopsi pada 5 Desember 2022.

Sebagai bentuk dukungan dari masyarakat sipil untuk kepemimpinan terbuka Indonesia, sejumlah anggota masyarakat sipil menggelar Side Event WPS High Level, untuk memberikan pembaruan, menganalisis situasi WPS saat ini. Serta merumuskan rekomendasi.

Melalui agenda ini,  bertujuan untuk memperkuat hasil dari pertemuan tinggi ASEAN tentang WPS yang pemerintah Indonesia gelar di Yogyakarta, 5-7 Juli 2023. Serta memastikan dukungan yang kuat tidak hanya dalam hal infrastruktur, ekosistem, dan dukungan keuangan untuk melaksanakan RPA WPS.

Masyarakat sipil juga memiliki kisah-kisah yang belum mereka dengar dan terungkap di kawasan. Seperti Krisis Myanmar, pelanggaran hak asasi manusia dalam migrasi, dan kekerasan berbasis gender online.

Kemudian instrumentalisasi tubuh perempuan dalam ekstremisme kekerasan, ketahanan pangan, pembatasan kebebasan berekspresi dan beragama, dan banyak lagi

”Kami berharap kehadiran tiga perwakilan pemerintah Indonesia dapat menjadi jembatan bagi masyarakat sipil untuk menyampaikan rekomendasi yang dihasilkan dari forum ini,” tukasnya. []

Tags: ASEANEventmasyarakatPembukaanSideSipilWomen Peace and SecurityWPS
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version