• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mengawali Tahun 2024 dengan Aware pada Kesehatan Mental

Maka dari itu, di awal tahun 2024, mari lebih peduli terhadap kesehatan mental, sebagaimana peduli terhadap kesehatan fisik. Imbangi lah kedua hal itu, agar dalam menjalani kehidupan, kita bisa bahagia secara lahir dan batin

Ahmad Zakki Baehaki Ahmad Zakki Baehaki
03/01/2024
in Personal
0
Kesehatan Mental

Kesehatan Mental

1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di tahun 2023 kemarin, angka gangguan kesehatan mental di Indonesia terus mengalami kenaikan. Merujuk data dari Tirto.id, di Indonesia ditemukan 9.162.886 kasus depresi dengan prevalensi 3,7 persen.

Di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia setiap tahun bisa bertambah sampai lebih dari 3 juta jiwa yang kini sudah menyentuh total 278.16.661 jiwa. Kemungkinan angka penduduk depresi akan jauh lebih besar lagi.

Namun yang disayangkan dalam realitas yang memprihatinkan ini adalah adanya stigma negatif terhadap orang-orang yang punya masalah gangguan kesehatan mental. Seperti“lemah banget, gitu aja kena mental” “lebay, dikit-dikit ngeluh” “anak-anak sekarang punya masalah dikit langsung bunuh diri, dasar generasi lemah”.

Ini adalah stigma negatif yang semakin memperburuk kondisi teman-teman dengan gangguan kesehatan mental. Padahal yang mereka butuhkan adalah dukungan dan rangkulan dari orang-orang di sekitarnya. Sehingga dia bisa belajar secara perlahan untuk kembali pulih dan sehat secara mental.

Bahkan di kalangan anak-anak remaja, tidak jarang bullyan semacam “kenal mental lu, lemah”. Terus terjadi. Bahkan seperti sudah menjadi trend. Padahal dengan ejekan-ejekan tersebut, kemungkinan besar, korban akan semakin tidak percaya diri, dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Serem banget kan….

Baca Juga:

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Isu Perceraian Veve Zulfikar: Seberapa Besar Dampak Memiliki Pasangan NPD?

Stop Membandingkan, Mulai Menjalani: Life After Graduate

Jalan Menuju Pulih, Proses Berdamai dengan Gangguan Mental

Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah kesehatan yang mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan social. Ini memengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak.

Hal ini juga membantu menentukan cara kita menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat pilihan yang sehat. Kesehatan mental penting di setiap tahap kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak dan remaja hingga dewasa.

Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, depresi, bahkan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Menurut data yang dimuat laman Our Better World dari data Kementerian Kesehatan 2013, sekitar 9 juta penduduk Indonesia mengalami depresi. Ada pun sebagai akibatnya ditemukan 3,4 kasus bunuh diri per 100.000 orang di Indonesia.

Bagi saya angka tersebut merupakan angka yang sangat besar. Saya tidak bisa membayangkan bahwa kesehatan masyarakat Indonesia mulai banyak mengalami depresi.

Merujuk halodoc.com ada beberapa faktor yang mempengaruhi Remaja mengalami gangguan kesehatan mental.

Pertama, traumatis. Anak-anak yang pernah mengalami pengalaman traumatis, seperti mengalami perundungan, tindakan kekerasan fisik, hingga kekerasan seksual bisa mengalami gangguan mental.

Kedua, proses perkembangan. Adanya perubahan hormon dan perkembangan otak ketika anak remaja bertumbuh juga bisa menyebabkan gangguan mental. Ketika semua sistem saraf tidak berkembang secara maksimal, kondisi ini dapat menyebabkan seseorang untuk mengalami perubahan pada pola pikir, suasana hati, hingga perilaku.

Ketiga, lingkungan. Kondisi lingkungan menjadi salah satu hal yang bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental remaja. Munculnya tekanan dari lingkungan juga bisa menjadi penyebab gangguan mental pada remaja. Tekanan untuk menjadi berprestasi di sekolah atau di dalam pergaulan menjadi anak remaja kerap mengalami gangguan kesehatan mental.

Keempat, faktor genetik. Gangguan kesehatan mental juga bisa terjadi pada remaja akibat faktor genetik. Saat remaja memiliki riwayat keluarga dengan kondisi gangguan kesehatan mental, kemungkinan remaja akan mengalami hal yang serupa.

Penting untuk Orang Tua dan Guru Ketahui

Menurut saya empat hal ini, perlu diketahui oleh semua kalangan. Baik itu remajanya sendiri, maupun orang tua dan guru di sekolah. Supaya jika mereka melihat ada temannya, muridnya atau pun anaknya yang tidak sehat secara mental, mereka akan segera memberikan bantuan. Entah dengan mendengarkan ceritanya, atau bahkan sampai menemaninya pergi ke psikolog.

Kaitan dengan hal ini, Kementerian Kesehatan memberikan beberapa tips supaya kita atau pun orang-orang di sekitar kita bisa segera pulih dari gangguan kesehatan mental. Tips tersebut yaitu, bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya, melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan.

Selain itu, jaga kesehatan dengan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur, tidur cukup, makan bergizi seimbang, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, kembangkan hobi yang bermanfaat, berpikir positif dan tenangkan pikiran dengan relaksasi.

Tips-tips ini menurut saya sangat sederhana, dan bisa setiap orang lakukan tanpa harus ada bantuan tenaga profesional. Namun jika keadaannya sudah urgent dan butuh bantuan psikolog, menurut saya, lebih baik konsultasi langsung dengan ahlinya.

Dari semua uraian di atas, mengingatkan kita semua bahwa penting sekali untuk peduli pada kondisi kesehatan mental. Baik pada diri sendiri, maupun mental orang lain.

Maka dari itu, di awal tahun 2024, mari lebih peduli terhadap kesehatan mental, sebagaimana peduli terhadap kesehatan fisik. Imbangi lah kedua hal itu, agar dalam menjalani kehidupan, kita bisa bahagia secara lahir dan batin untuk setahun kedepan bahkan seterusnya. []

Tags: AwareKesehatan MentalMengawaliTahun 2024
Ahmad Zakki Baehaki

Ahmad Zakki Baehaki

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version