Mubadalah.id – Setiap pasangan memiliki bahasa cinta atau love languages yang berbeda-beda. Dan mereka harus mengetahuinya satu sama lain. Jika seseorang tidak mengetahui bahasa cinta pasangannya, sudah barang tentu pasangannya akan merasa tidak dicintai.
Jangan anggap sepele bahasan cinta. Terkadang bahasa cinta itu sangat sederhana. Misalnya saja hanya dengan perhatian kecil sudah membuat seseorang merasa dicintai. Dengan memahami bahasa cinta masing-masing maka rasa cinta akan terus tumbuh serta hubungan dapat berjalan secara sehat dan terjaga.
Tapi problemnya, masih ada saja pasangan yang tidak mengetahui bahasa cinta masing-masing. Alhasil, hal kecil akan menjadi masalah yang cukup serius. Berikut ada lima bahasa cinta atau love languages dari Dr. Gary Chapman yang perlu kita pelajari bersama.
Giving/Receiving Gifts (Pemberian Hadiah)
Tidak semua pasangan mengekspresikan cintanya melalui kata-kata. Ada juga yang melalui barang pemberian. Tidak harus mahal, melainkan adanya ketulusan dalam sebuah pemberian. Seseorang dengan tipe ini tidak melihat jumlah nominalnya, melainkan pemberian itu sendiri sudah menjadi makna yang istimewa.
Quality Time (Waktu Berkualitas)
Bagi kalian yang suka menikmati waktu bersama pasangan, maka kalian termasuk jenis seseorang dengan bahasa cinta quality time. Bukan hanya sekadar bertemu, melainkan benar-benar memanfaatkan kebersamaan tersebut untuk menceritakan hal-hal yang telah berlalu sebelumnya. Biasanya seseorang dengan tipe ini paling tidak suka jika pasangannya lebih asyik dengan gadget daripada dirinya.
Bertemu adalah waktu untuk melepas rindu, berbagi kisah, dan mencurahkan segala kesah. Pertemuan tersebut sangat berarti sebagai pelipur lara dan merajut bahagia. Maka, komunikasi sangat penting bagi pasangan dengan jenis love languages quality time.
Words of Affirmation (Kata-kata Penyemangat)
Bahasa cinta yang satu ini mungkin terdengar klise, karena hanya berbasis kata-kata. Namun jangan salah, ada beberapa orang yang merasa mendapatkan kasih sayang hanya dengan ucapan. Ucapan tersebut tidak sebatas I love you atau aku sayang kamu. Lebih dari itu, bisa bentuk pujian atau apresiasi lainnya. Misalnya “Terimakasih sayang sudah bersedia menemani setiap langkahku” atau bisa juga “Semangat untuk aktivitas hari ini” bahkan “Kamu cantik”.
Sederhana bukan? Tapi terkadang susah bagi orang-orang yang tidak memahami kebutuhan pasangannya. Padahal kalimat sederhana tersebut sangat ditunggu oleh mereka yang memiliki love language words of affirmation.
Act of Services (Tindakan Pelayanan)
Kata-kata I love you tidak terlalu berkesan bagi seseorang yang memiliki bahasa cinta act of services. Artinya, mereka lebih merasa dicintai jika mendapatkan perbuatan-perbuatan yang membuatnya berharga meskipun itu sederhana.
Intinya, seseorang dengan tipe ini tidak terlalu suka banyak omong. Ia akan lebih memaknai setiap perhatian dan perbuatan mulai dari hal kecil hingga hal besar. Misalnya saja dengan membukakan pintu mobil, membukakan tutup botol, hingga perbuatan yang memastikan keamanan dan kenyamanan bersama.
Physical Touch (Sentuhan Fisik)
Love languages yang satu ini bukan mengarah pada hal-hal yang negatif yaa. Bahkan juga bukan pembenaran atas perbuatan yang tidak terpuji. Melainkan sekadar informasi saja bahwa ada seseorang yang mengekspresikan kasih sayangnya dengan sentuhan fisik seperti berdekatan, bergandengan, dan pelukan.
Meskipun demikian, kalian yang paham akan batasan dalam menjalin hubungan (yang ada dalam syariat Islam) akan mampu mengolah bahasa cinta ini dengan menahan diri. Berbeda lagi dengan mereka yang memang sudah menjadi pasangan sah, maka physical touch sangat berarti. Bahkan ada penelitian yang menjelaskan bahwa pelukan dapat meningkatkan kualitas hubungan pasangan.
Dalam menjalin hubungan, segala sesuatunya harus bersifat dua arah. Jika kalian ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang maksimal, maka hal tersebut berlaku juga bagi pasangan kalian. Oleh karena itu, kuncinya adalah kesediaan untuk saling mengerti dan memahami love languages satu sama lain. []