• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Setiap anak memiliki pribadi yang unik, berasal dari faktor genetik atau faktor lingkungan

Halimatus Sa'dyah Halimatus Sa'dyah
30/03/2024
in Keluarga
0
Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini

780
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah. Orang tua bertanggung jawab dalam pendidikan, kesehatan, kasih sayang, perlindungan, dan pemberi semangat. Orang tua adalah tempat pendidikan pertama bagi anak di usia dini, mulai belajar dan berkembang.

Pendidikan harus menjadi skala prioritas saat orang tua memiliki anak. Berbeda dengan pendidikan di sekolah, di mana waktunya terbatas dan cinta kasih sayang guru kepada anak didik tentu berbeda dengan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

Imam Ibnu Qayyim, menjelaskan bahwa pada hari kiamat, Allah bertanya kepada orang tua perihal anaknya dahulu. Barang siapa tidak mengajari anaknya dengan sesuatu yang bermanfaat, atau bahkan membiarkannya tanpa pendidikan, berarti orang tua telah benar-benar merusak anaknya.

Saat ini, masih banyak orang tua yang belum sadar akan tanggung jawab mendidik anak usia dini. Orang tua, sering menyerahkan semua tanggung jawab pendidikan kepada pihak sekolah saja. Padahal pendidikan anak itu dimulai dari pendidikan orang tua di rumah. Orang tua yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap masa depan anak. Sekolah hanya merupakan lembaga yang membantu proses tersebut.

Pendidikan Pertama untuk Anak adalah Orang Tua

Orang tua sebagai penanggung jawab tertinggi, menjadi tumpuan segala harapan, tempat meminta segala kebutuhan anak-anak. Orang tua yang menjamin kesejahteraan materiil dan kesejahteraan rohani. (Zein, 1995, p. 221). Adapun cara mendidik dalam Islam menurut (Al Tanabany, 2012, p. 69:72) sebagai berikut.

Pertama, kasih sayang : kasih sayang yang anak butuhkan adalah kasih sayang dari kedua orang tua. Anak berhak mendapatkan asupan Asi dari ibunya, dan perhatian dari kedua orang tuanya berupa pelukan, perhatian, bimbingan.

Baca Juga:

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Vasektomi Sebagai Solusi Kemiskinan, Benarkah Demikian?

Kedua, disiplin : kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol tuntutan dan kebutuhannya di masa mendatang. Misalkan, dengan membiasakan anak tidak terlambat datang ke sekolah, membiasakan melaksanakan salat tepat waktu, dapat membagi waktu antara waktu belajar dan bermain.

Ketiga, suri teladan: orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak. Anak yang masih kecil memang belum memahami apa yang terjadi di sekitarnya, tetapi mereka mampu menangkap setiap kejadian baik secara sadar maupun tidak sadar. Anak adalah peniru ulung sikap dari kedua orang tuanya dan orang di sekitarnya dan  berpengaruh besar terhadap kepribadian anak.

Keempat, norma dan etika : seperti pembiasaan makan dan minum dengan tangan kanan, mengantri saat membeli, bergantian dalam pemakaian fasilitas umum seperti alat permainan di taman. Jika anak menyalahi etika umum tersebut, maka anak kita peringatkan secara halus dan kita upayakan agar ia mengubah perilakunya sesuai dengan etika umum tersebut. (Ningsih, 2000, p. 11:12).

Anak Usia Dini adalah The Golden Age

Anak usia dini sering kita sebut usia emas karena pada rentang usia tersebut anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada perkembangan otak. Untuk itu pendidik perlu menstimulasi agar masa peka itu tidak terlewatkan begitu saja, tetapi diisi dengan hal-hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Adapun pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini merupakan proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimulai sejak dalam kandungan sampai akhir hayat. (Mansur, 2011, p. 17).

Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sebagaimana pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 ayat 1. Di mana yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah individu yang unik di mana mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio emosional, kreativitas dan bahasa. Periode the golden age di usia ini adalah perkembangan anak terjadi sangat pesat, dibandingkan dengan masa setelahnya.

Beberapa penelitian neurologi menyebutkan bahwa kecerdasan anak yang terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama sebesar 50%. Meningkat mencapai 80% setelah anak berusia 8 tahun dan mencapai 100% pada usia 18 tahun (Yusuf, n.d., p. 10).

Karakteristik anak usia dini di antaranya memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Yaitu fase untuk mengembangkan kognitifnya. Hal ini dapat kita lihat, ketika anak sering bertanya tentang apa yang ia lihat. Apabila pertanyaan anak belum terjawab, maka anak akan terus bertanya sampai mengetahui maksudnya.

Setiap Anak adalah Unik dan Spesial

Setiap anak memiliki pribadi yang unik, berasal dari faktor genetik atau faktor lingkungan. Faktor genetik misalnya dalam hal kecerdasan anak. Sedangkan faktor lingkungan bisa dalam hal gaya belajar anak atau sikap. sehingga kita perlu menerapkan pendekatan secara individual ketika menangani anak usia dini.

Anak pandai berimajinasi sebagai proses kreativitas nalar berpikir anak. Ia membayangkan dirinya jadi manusia super, atau naik pundak orang tuanya dengan imajinasi sedang naik kuda, dst. fase ini sangat cocok untuk menceritakan dongeng atau membuat berbagai gambar sambil bercerita untuk merangsang imajinasinya.

Selain itu, anak memiliki egosentris, yaitu anak berpikir dan berbicara tentang diri sendiri untuk menguntungkan dirinya. Anak berebut mainan dan menangis ketika keinginannya tidak terpenuhi. Biasanya untuk menyiasatinya dengan cara mengalihkan kepada permainan lain.

Anak memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek. Rentang perhatian anak usia 5 tahun untuk dapat duduk tenang sekitar 10 menit, kecuali hal-hal yang biasanya membuatnya senang. Ia juga sering merasa bosan dengan satu kegiatan saja, bahkan anak mudah sekali mengalihkan perhatiannya kepada kegiatan lain yang dianggapnya lebih menarik.

Pendidikan Anak Usia Dini Harus Miliki Orientasi

Anak adalah makhluk sosial, yaitu anak harus bermain dengan lingkungannya. Di mana ia belajar bersosialisasi dan beradaptasi dengan teman lingkungannya. Anak kita arahkan untuk mampu menyesuaikan diri serta memahami bahwa dia membutuhkan orang lain di sekitarnya.

Pendidikan anak usia dini harus memiliki orientasi secara komprehensif, tidak hanya sebatas aspek pengembangan kecerdasan semata. Aspek-aspek perkembangan yang terjadi pada anak usia dini meliputi: aspek fisik dan motorik, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek moral agama, aspek sosio-emosional, dan aspek seni (Mansur, 2011).

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ  [ آل عمران:38-38]

Di sanalah Nabi Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa

وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ  [ الأنفال:28-28]

 

Al-Qur’an Surat Al–Anfal: 28, Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar. []

 

Tags: Hak anakkeluargaPendidikan Anak Usia DiniPendidikan Karakterpengasuhan
Halimatus Sa'dyah

Halimatus Sa'dyah

Penulis adalah  konsultan hukum dan pengurus LPBHNU 2123038506

Terkait Posts

Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Soft Spoken

Soft Spoken: Menanamkan Nilai Tata Krama pada Anak Sedari Kecil

25 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version