Judul Buku: Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari
Penulis.: Rofie Fauzie
Penerbit.: Gagas Media
Tahun Terbit. : 2023
Cetakan ke: 2 tahun 2024
Jumlah Halaman: 148 Halaman
Mubadalah.id – Buku “Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari” adalah salah satu buku yang baru aku baca akhir-akhir ini. Ini adalah karya pertama dari Rofie Fauzie, seorang penulis naskah dan sutradara film dokumenter yang masuk dalam ajang festival film Indonesia tahun 2019.
Rofie Fauzie merupakan seorang anak dari 3 bersaudara yang lahir di Kuningan pada tanggal 11 April 1998. Selain menulis, Rofie Fauzie juga aktif menggunakan media sosialnya untuk membagikan potongan kisah-kisah dari bukunya itu.
Ada salah satu konten yang ia unggah, yang berhasil membuatku hanyut hingga meneteskan air mata. Konten itu menceritakan tentang “Bapak dan Motornya”.
Karena konten tersebut tidak menceritakan sampai selesai. Lalu akhirnya aku memutuskan untuk mencari buku itu dan membelinya. Setelah mendapatkan bukunya, aku segera membaca buku tersebut. Hingga menemukan tulisan tentang “Bapak dan Motornya”.
Kenapa aku sangat tertarik dengan tulisan ini. Karena apa yang Rofie Fauzie tuliskan sama dengan apa yang aku alami.
Langkah Kaki Bapak
Aku sangat hafal dengan suara langkah kaki bapak dan suara motornya. Kisah bapak dan motornya pun masih membekas diingatanku.
Bagaimana tidak membekas, karena waktu dulu, saat aku masih kecil, ketika bapak akan berangkat bekerja, aku selalu berlari ingin ikut dengan bapak.
Tapi pada saat itu, ibu tidak membolehkannya. Aku sering menangis. Hingga pada suatu waktu, saat aku mengejar bapak, aku ditahan oleh ibu, aku terjatuh di depan teras rumah. Aku terluka di bagian atas alis dan luka itu membekas hingga sekarang.
Bekas luka itu yang membuat aku belum bisa melupakan masa kecilku bersama bapak dan motornya. Selalu ada momen romatis yang tidak pernah bisa aku lupakan dengan bapak.
Kisah bapak dan motornya menjadi kisah yang akan selalu ingat. Begitupun kisah ini sangat cantik dinarasikan oleh Rofie Fauzie.
Namun terlepas dari kenangan bersama bapak, Rofie Fauzie menyampaikan, bahwa kita harus lebih bersyukur karena masa kecil kita banyak hal yang sangat berkesan dan pelajaran penting.
Karena, menurut Rofie Fauzie, tidak semua anak mempunyai kisah masa kecilnya dengan keluarga. Ada yang salah satu orang tuanya sudah mendahului mereka. Ada juga yang orang tuanya sudah berpisah dari mereka sejak kecil.
Bersyukur
Jadi, aku sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan mendapatkan kebahagiaan dari kedua orang tuaku. Walaupun sekarang mereka tidak bersama lagi, mereka adalah orang tuaku.
Sebagai anak, aku harus tetap menghormati dan menyayangi mereka. Apalagi sebentar lagi pada tanggal 29 Juni merupakan hari Keluarga Nasional di Indonesia.
Jadi pada momentum ini, aku ingin berkunjung ke bapak dan menengok keadaannya, selagi bapak masih diberi kesehatan. Tanpa ada bapak, tidak mungkin aku berada di dunia ini sampai sekarang.
Jadi walaupun orangtua kita telah berpisah ataupun anggota keluarga kita telah terpecah, usahakanlah kita masih menghubungkan tali silaturahmi dengan mereka.
Sekali lagi, karena mereka tetaplah keluarga dan orang tuaku. Aku pernah hidup bersama. Jadi ingatlah yang baiknya jangan yang buruknya, tetap sayangilah mereka. []