• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku “Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari” : Kenangan bersama Bapak dan Motornya

Aku sangat hafal dengan suara langkah kaki bapak dan suara motornya. Kisah bapak dan motornya pun masih membekas diingatanku.

Alfiyah Salsabila Alfiyah Salsabila
14/06/2024
in Buku
0
Rofie Fauzie

Rofie Fauzie

2.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul Buku: Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari
Penulis.: Rofie Fauzie
Penerbit.: Gagas Media
Tahun Terbit. : 2023
Cetakan ke: 2 tahun 2024
Jumlah Halaman: 148 Halaman

Mubadalah.id – Buku “Teruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari” adalah salah satu buku yang baru aku baca akhir-akhir ini. Ini adalah karya pertama dari Rofie Fauzie, seorang penulis naskah dan sutradara film dokumenter yang masuk dalam ajang festival film Indonesia tahun 2019.

Rofie Fauzie merupakan seorang anak dari 3 bersaudara yang lahir di Kuningan pada tanggal 11 April 1998. Selain menulis, Rofie Fauzie juga aktif menggunakan media sosialnya untuk membagikan potongan kisah-kisah dari bukunya itu.

Ada salah satu konten yang ia unggah, yang berhasil membuatku hanyut hingga meneteskan air mata. Konten itu menceritakan tentang “Bapak dan Motornya”.

Karena konten tersebut tidak menceritakan sampai selesai. Lalu akhirnya aku memutuskan untuk mencari buku itu dan membelinya. Setelah mendapatkan bukunya, aku segera membaca buku tersebut. Hingga menemukan tulisan tentang “Bapak dan Motornya”.

Baca Juga:

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

Buku Merayakan Hari-hari Indah Bersama Nabi: Isra dan Mikraj, Malam Perjumpaan Kekasih

Kisah 3 Sahabat Beda Keyakinan dalam Buku Membangun Kebersamaan dalam Keberagaman

Kenapa aku sangat tertarik dengan tulisan ini. Karena apa yang Rofie Fauzie tuliskan sama dengan apa yang aku alami.

Langkah Kaki Bapak

Aku sangat hafal dengan suara langkah kaki bapak dan suara motornya. Kisah bapak dan motornya pun masih membekas diingatanku.

Bagaimana tidak membekas, karena waktu dulu, saat aku masih kecil, ketika bapak akan berangkat bekerja, aku selalu berlari ingin ikut dengan bapak.

Tapi pada saat itu, ibu tidak membolehkannya. Aku sering menangis. Hingga pada suatu waktu, saat aku mengejar bapak, aku ditahan oleh ibu, aku terjatuh di depan teras rumah. Aku terluka di bagian atas alis dan luka itu membekas hingga sekarang.

Bekas luka itu yang membuat aku belum bisa melupakan masa kecilku bersama bapak dan motornya. Selalu ada momen romatis yang tidak pernah bisa aku lupakan dengan bapak.

Kisah bapak dan motornya menjadi kisah yang akan selalu ingat. Begitupun kisah ini sangat cantik dinarasikan oleh Rofie Fauzie.

Namun terlepas dari kenangan bersama bapak, Rofie Fauzie menyampaikan, bahwa kita harus lebih bersyukur karena masa kecil kita banyak hal yang sangat berkesan dan pelajaran penting.

Karena, menurut Rofie Fauzie, tidak semua anak mempunyai kisah masa kecilnya dengan keluarga. Ada yang salah satu orang tuanya sudah mendahului mereka. Ada juga yang orang tuanya sudah berpisah dari mereka sejak kecil.

Bersyukur

Jadi, aku sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan mendapatkan kebahagiaan dari kedua orang tuaku. Walaupun sekarang mereka tidak bersama lagi, mereka adalah orang tuaku.

Sebagai anak, aku harus tetap menghormati dan menyayangi mereka. Apalagi sebentar lagi pada tanggal 29 Juni merupakan hari Keluarga Nasional di Indonesia.

Jadi pada momentum ini, aku ingin berkunjung ke bapak dan menengok keadaannya, selagi bapak masih diberi kesehatan. Tanpa ada bapak, tidak mungkin aku berada di dunia ini sampai sekarang.

Jadi walaupun orangtua kita telah berpisah ataupun anggota keluarga kita telah terpecah, usahakanlah kita masih menghubungkan tali silaturahmi dengan mereka.

Sekali lagi, karena mereka tetaplah keluarga dan orang tuaku. Aku pernah hidup bersama. Jadi ingatlah yang baiknya jangan yang buruknya, tetap sayangilah mereka. []

Tags: BapakbukukenanganMotorTeruntuk Masa Kecil dan Aku di Kemudian Hari
Alfiyah Salsabila

Alfiyah Salsabila

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Buku Sarinah

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Toleransi

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

23 Maret 2025
Buku Syiar Ramadan Menebar Cinta untuk Indonesia

Kemenag RI Resmi Terbitkan Buku Syiar Ramadan, Menebar Cinta untuk Indonesia

20 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Inses

    Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version