• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Bolehkah Perempuan Berpolitik di dalam Islam?

Lantas bagaimana Islam memandang perempuan terjun dalam dunia politik? Bolehkah perempuan berpolitik?

Kamariah Kamariah
23/08/2024
in Publik, Rekomendasi
0
Bolehkah Perempuan Berpolitik

Bolehkah Perempuan Berpolitik

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Realita hari ini, sangat banyak perempuan yang ikut terjun dalam dunia politik. Bahkan ada juga yang sampai menjabat sebagai ketua umum hingga jabatan-jabatan penting lainnya.

Dengan gambaran kenyataan yang ada ini, tentu telah menggeser stigma yang mengatakan bahwa perempuan lemah secara akal, sehingga tidak bisa mendapatkan amanah besar seperti lelaki.

Lantas bagaimana Islam memandang perempuan terjun dalam dunia politik? Bolehkah perempuan berpolitik?

Pandangan Islam Tentang Perempuan Terjun Politik

Melansir Supramacy, berikut penjelasannya, Islam memandang perempuan sebagai bagian dari masyarakat secara keseluruhan. Perempuan juga memiliki kewajiban yang sama dengan lelaki untuk terlibat dalam politik. Dengan beban yang sama ini, artinya perempuan juga wajib memiliki kesadaran politik dalam dirinya juga masyarakat secara umum.

Namun, perlu kita semua ketahui bahwa pelaksanaan politik hari ini dengan terdahulu berbeda. Dalam konsep politik Islam terdahulu. tidak hanya sebatas masalah kekuasaan dan legislasi. Akan tetapi, meliputi urusan umat dalam negeri maupun luar negeri, baik menyangkut aspek negara maupun umat.

Dalam hal ini, negara bertindak langsung mengatur dan memelihara urusan umat, sekaligus sebagai pengawas dan pengoreksi pelaksanaan pengaturan dalam negara tersebut.

Baca Juga:

Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

Sound Horeg: Antara Fatwa Haram Ulama’ dan Hiburan Masyarakat Kelas Bawah

Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

Anjuran Terjun dunia Politik dalam Islam

Dalam QS. Al-Imrah, ayat 104 Allah SWT, Berfirman yang artinya: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”

Rasullulah SAW, Sebagaimana menururut penuturan Hudzaifah ra. juga bersabda; “Siapa saja yang tidak mementingkan kepentingan kaum Muslim, berarti ia bukan termasuk di antara mereka. Siapa saja yang tidak berada pada waktu pagi dan petang, selaku pemberi nasehat bagi Allah dan Rasul-Nya, bagi Kitab-Nya, bagi pemimpinnya dan bagi umumnya kaum muslim, berarti ia bukan termasuk di antara mereka. (H.R, ath-Thabrani).

Kedua nash di atas, memberikan perintah kepada setiap umat Muslim, baik laki-laki maupun perempuan untuk memikirkan urusan umat. Sejak Rasullulah SAW. di utus, para Muslimah generasi awal juga telah banyak ikut terjun langsung dalam pergerakan dakwah bersama muslim lainnya.

Mereka ikut melakukannya untuk melakukan transformasi sosial. Ikut bersuara dan berupaya dalam mengubah masyakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam, hingga terwujud negara Islam di Madinah.

Batasan Politik Islam Bagi Perempuan

Adapun syariat juga telah mengatur apa saja yang menjadi tugas-tugas perempuan dalam berpolitik, antara lain sebagai berikut:

Pertama, bersama laki-laki memiliki kewajiban membina anak-anaknya dan kaum perempuan di dalam keluarganya. Di mana keluarga sebagai madrasah pertama bagi anak-anak. Perempuan telah mengambil peran politik yang paling strategis. Yakni dengan kemampuannya mendidik generasi, maka akan lahir generasi unggul yang akan memperjuangkan Islam dari rahimnya. Setelah itu, barulah dia mengepakkan sayapnya untuk melakukan pembinaan terhadap muslimah lainnya.

Kedua, wajib melakukan amar ma’ruf nahi munkar, sebagai pemenuhan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Hal ini dijelaskan secara umum, baik untuk laki-laki maupun perempuan dalam Q.S. Al-Imran ayat 104 dan Attaubah ayat 71.

Ketiga, kewajiban menasehati dan mengoreksi penguasa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat atau masyarakat.

Keempat, Hak dan kewajiban dalam memilih dan dipilih untuk menjadi anggota atau pimpinan di ruang legislatif, yudikatif ataupun eksektif, yang bertugas untuk mengoreksi pemimpin, jika berbuat kekeliruan.

Kesimpulan

Jelas sudah berdasarkan dalil dan anjuran yang ada bahwa perempuan dalam Islam diperbolehkan terjun dalam dunia politik dengan mengikuti rambu-rambu dan aturan yang ada.

Hal ini menunjukkan bahwa, aktivitas politik Islam yang dimaksud adalah aktivitas yang mengurus urusan umat, bukan hanya untuk mengurus urusan sendiri.

Aktivitas yang juga tidak menyebabkan dirinya lalai dan abai terhadap tugas utamanya sebagai seorang ibu. Lantas bagaimana menurut salinger pelaksanaan politik hari ini, apakah sudah sesuai dengan yang batasan yang ada? Selamat mengkaji ya, Allahu alam. []

 

 

Tags: Bolehkah Perempuan BerpolitikislamPeran Perempuan
Kamariah

Kamariah

Terkait Posts

Yamal

Yamal, Mari Sadar!

19 Juli 2025
Penghayat Kepercayaan

Tantangan Menghadapi Diskriminasi Terhadap Penganut Penghayat Kepercayaan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

19 Juli 2025
Cita-cita Tinggi

Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

19 Juli 2025
COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Mengantar Anak Sekolah

Mengantar Anak Sekolah: Selembar Aturan atau Kesadaran?

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Cita-cita Tinggi

    Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yamal, Mari Sadar!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial
  • Yamal, Mari Sadar!
  • Meneladani Nabi Muhammad Saw dalam Mendidik Anak Perempuan
  • Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?
  • Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID