• Login
  • Register
Minggu, 27 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Konflik Orang Tua dan Anak, Siapa yang Harus Mengalah?

Dalam perspektif mubadalah tidak dapat menyalahkan anak ataupun orang tua, yang perlu dilakukan adalah saling intropeksi diri

Khairun Niam Khairun Niam
28/09/2024
in Keluarga
0
Konflik Orang Tua dan Anak

Konflik Orang Tua dan Anak

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Baru-baru ini ramai di media sosial perseteruan antara Nikita Mirzani dan anaknya Lolly. Konflik orang tua dan anak yang tak terelakkan. Perselisihan keduanya sebenarnya sudah terjadi sejak kurang lebih dari satu tahun belakangan. Hal ini kita ketahui karena keduanya selalu mengekspose permasalahannya di akun instagram masing-masing.

Saling sindir pun terjadi antara keduanya. Perseteruan orang tua dan anak ini pada akhinya memicu pro dan kontra dari netizen. Ada yang berpihak kepada loly dan ada pula yang berpihak kepada Nikita Mirzani.

Saat ini netizen dihebohkan dengan perselisihan mereka yang kembali terjadi. Hal ini lantaran bereder video Lolly terlihat emosi dengan memaki ibunya sendiri dengan sebutan anjing. Setelah itu netizen kembali heboh dengan video Lolly yang memberontak saat dijemput paksa oleh Nikita Mirzani. Dari video tersebut netizen kemudian ramai-ramai mendukung apa yang Nikita Mirzani lakukan.

Konsep Birrul Walidain dalam Islam

Permasalahan antara orang tua dan anak ini memang cukup rumit. Seorang anak kita tuntut harus berbakti kepada kedua orang tuanya. Tetapi pada satu sisi perlu kita bicarakan kembali orang tua seperti apa yang harus kita taati dan diikuti. Dalam al-Qur’an perintah untuk berbuat baik kepada orang tua terdapat pada beberapa ayat di antaranya, QS. Luqman ayat 14, Al-Isra’ ayat 23.

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Baca Juga:

Reinterpretasi Hadis Fitnah Perempuan dalam Perspektif Mubadalah

Anak Bukan Milik Orang Tua

Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan

Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?

Artinya: Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seroang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Quraisy Shihab dalam tafsir al-Misbah menyatakan bahwa kata karim jika kita kaitkan dengan akhlak dalam menghadapi orang lain, maka ia bermakna pemaaf.  Sehingga ia bermkana Jika orang tua melakukan suatu “kesalahan” terhadap anak. Kesalahan itu harus kita anggap tidak ada/dimaafkan (dalam arti dianggap tidak pernah ada dan terhapus dengan sendirinya). Karena tidak ada orang tua yang bermaksud buruk terhadap anaknya.

Batasan Berbakti pada Orang Tua

Allah memang memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua. Hal ini terlihat dari beberapa ayat tentang perintah tersebut. Namun, di sisi lain Allah juga memberikan peringatan untuk tidak selalu menaati kedua orang tua sebagaimana dalam QS. Luqman ayat 15.

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًاۖ وَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Artinya: jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya (tetapi) pergauilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaku. Kemudian, hanya kepadaku kamu kembali, lalu aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan.

Dengan mengambil dua argumen teologis di atas dapat kita ketahui bahwa menghormati dan mematuhi kedua orang tua merupakan sebuah kewajiban bagi anak. Namun tidak semua perintah orang tua harus kita patuhi. Walaupun begitu, sebagai seorang anak tetap memiliki kewajiban untuk menghormati kedua orang tuanya. Sehingga dalam hal ini substansi pada konsep birrul walidain adalah menghormati dan patuh dalam norma-norma keislaman.

Birrul Walidain Perspektif Mubadalah

Kalimat birrul walidain tidak akan pernah terlepas dengan kalimat wabil walidaini ihsana. Selama ini seorang anak selalu dituntut untuk taat dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Padahal jika hal yang demikian berlaku kepada orang tua, maka dalam konsep mubadalah hal demikian juga berlaku kepada anak. Orang tua juga dituntut untuk selalu berbuat baik kepada anak, tidak boleh menzalimi mereka, dan memberikan kasih sayang sebagaimana mestinya.

Walaupun begitu, relasi orang tua dan anak tidak selalu berjalan mulus. Ketika anak telah menginjak remaja akan selalu muncul pertentangan-pertentangan dari mereka. Akibatnya adalah terjadi konflik antara keduanya yang terkadang menyebabkan anak memberontak, kabur dan tertekan. Mungkin hal inilah yang terjadi pada awal perseteruan antara Nikita Mirzani dan loly sampai sekarang.

Menyikapi hal tersebut dalam perspektif mubadalah tidak dapat menyalahkan anak ataupun orang tua, yang perlu dilakukan adalah saling intropeksi diri. Dalam hal ini tentu orang tua sebagai yang lebih dewasa memiliki peran penting untuk merangkul sang anak. Sehingga orang tua perlu untuk mengalah terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan dengan deeptalk dengan sang anak.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa sang anak yang mengalah terlebih dahulu dan kemudian deeptalk bersama orang tuanya. Jika antara keduanya saling keras kepala dan tidak ada inisiatif untuk mengalah maka konflik tersebut akan terus berkelanjutan. Tentunya akan berdampak kepada sang anak ketika menjelang dewasa. Wallahua’lam. []

Tags: Birrul AwlaadBirrul WalidainKesalingankonflikMubadalahparentingRelasi Orang Tua dan Anak
Khairun Niam

Khairun Niam

Santri yang sedang belajar menulis

Terkait Posts

Nikah Sirri

Sah Tapi Nggak Terdaftar, Nikah Sirri dan Drama Legalitasnya

25 Juli 2025
Anak Bukan Milik Orang Tua

Anak Bukan Milik Orang Tua

25 Juli 2025
Kembang Layu di Atas Ranjang

Para Suami, Jangan Biarkan Kembang Layu di Atas Ranjang

24 Juli 2025
Disfungsi Institusi Pernikahan

Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan

23 Juli 2025
Sibling Rivalry

Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

22 Juli 2025
Cita-cita Tinggi

Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

19 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tren S-Line

    Refleksi Tren S-Line: Bagaimana Jika Dosa Kita Terlihat Jelas Atas Kepala?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beruntungnya Menjadi Anak Sulung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Reinterpretasi Hadis Fitnah Perempuan dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Suluk Damai di Negeri Bhineka melalui Peran LKLB dalam Merawat Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mari Membahas Bersama Fomo Trend S-Line

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Reinterpretasi Hadis Fitnah Perempuan dalam Perspektif Mubadalah
  • Beruntungnya Menjadi Anak Sulung
  • Refleksi Tren S-Line: Bagaimana Jika Dosa Kita Terlihat Jelas Atas Kepala?
  • Upah: Hak Pekerja, Kewajiban Majikan
  • Mari Membahas Bersama Fomo Trend S-Line

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID