• Login
  • Register
Senin, 9 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Tadarus Shubuh Upaya Kiai Faqih Membangun Keadilan Sejak dalam Pikiran

"Kitab-kitab ini menggunakan pendekatan makruf, mubadalah dan keadilan hakiki yang mengedepankan prinsip keadilan dan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan," jelas Ibu Nur

Redaksi Redaksi
18/11/2024
in Aktual
0
keadilan sejak dalam pikiran

keadilan sejak dalam pikiran

759
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu tokoh penting dalam Majelis Musyawarah Keagamaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm menyampaikan bahwa Tadarus Shubuh yang digagas oleh Kiai Faqihuddin Abdul Kodir adalah upaya Kiai Faqih dalam membangun keadilan sejak dalam pikiran.

“Kita harus mewaspadai pikiran, karena pikiran memengaruhi cara bicara. Bicara memengaruhi sikap, sikap memengaruhi kebiasaan, kebiasaan membentuk karakter, dan karakter akan menjadi takdir kita. Karena itu, penting untuk terus membangun keadilan sejak dalam pikiran ini. Dan hal ini yang konsisten dilakukan oleh Kiai Faqih,” kata Ibu Nur dalam acara Khataman dan Ijazah Kubra Kitab Nabiyurrahmah, pada Minggu, 17 November 2024.

Dalam konteks ini, ia menyoroti pentingnya membangun sistem pengetahuan keislaman yang berlandaskan nilai keadilan hakiki. Kitab-kitab seperti Sitin al-‘Adliyah, Mambausa’adah, dan Nabiyurrahmah yang digagas Kiai Faqih disebut sebagai upaya membangun keadilan sejak dalam pikiran.

“Kitab-kitab ini menggunakan pendekatan makruf, mubadalah dan keadilan hakiki yang mengedepankan prinsip keadilan dan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan,” jelasnya.

Menghapus Kekerasan Seksual di Pesantren

Salah satu isu mendesak yang diangkat Dr. Nur adalah penghapusan kekerasan seksual, terutama di lingkungan pesantren. Ia menyadari bahwa hal ini bukan tugas yang mudah, tetapi bisa dimulai dengan membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya nilai-nilai keadilan dalam pikiran dan sikap sehari-hari.

“Langkah sederhana yang bisa kita mulai adalah dengan meramaikan pesan-pesan keadilan, baik melalui kaligrafi ayat-ayat tentang perempuan maupun shalawat,” jelasnya.

Baca Juga:

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

Pentingnya Menanamkan Moderasi Beragama Sejak Dini Ala Gus Dur

Pentingnya Membangun Kesadaran Inklusivitas di Tengah Masyarakat yang Beragam

#JusticeForArgo: Melawan Privilese Dalam Menegakkan Keadilan Korban

Ia bahkan mengusulkan agar ayat-ayat yang adil terhadap laki-laki dan perempuan, termasuk yang berbicara tentang menstruasi, dan ibu kehidupan untuk dibaca dalam setiap salat. Hal ini untuk memperluas pemahaman umat Islam terhadap nilai-nilai keadilan yang terkandung dalam al-Qur’an.

Ibu Nur juga mengajak pesantren-pesantren untuk memasang kaligrafi ayat-ayat tentang perempuan di tempat-tempat strategis. “Kaligrafi itu harus menjadi pengingat bagi para santri, pengurus, dan wali santri akan pentingnya menghormati dan memuliakan perempuan sesuai ajaran Islam,” tegasnya.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya shalawat sebagai alat dakwah. Salah satu inovasi yang Kiai Faqih kenalkan adalah shalawat musawa, shalawat yang mengusung nilai-nilai kesetaraan dan keadilan.

“Bayangkan jika kita membaca shalawat yang merefleksikan keadilan antara laki-laki dan perempuan. Maka itu akan menjadi langkah besar dalam membangun pemahaman yang inklusif,” tambahnya.

Ibu Nur berharap bahwa kajian Kitab Nabiyurrahmah dan upaya menanamkan nilai keadilan sejak dalam pikiran ini akan membawa berkah. Ia mengajak seluruh peserta untuk terus melanjutkan perjuangan menebar manfaat, selagi kesempatan masih ada.

Acara ini, kata Ibu Nur bukan hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga panggilan untuk bersama-sama membangun sistem keislaman yang lebih adil dan manusiawi. Melalui langkah-langkah kecil seperti Tadarus Shubuh, kaligrafi, dan shalawat. []

Tags: keadilanKiai FaqihmembangunpikiransejakTadarus Shubuh
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID