• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mahalnya Harga Teman Rasa Saudara

Tidak mudah mempertahankan hubungan pertemanan yang nyaris tanpa cela dan tanpa kendala

Wurry Srie Wurry Srie
28/12/2024
in Personal
0
Harga Teman

Harga Teman

871
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ada saat di mana diri ini sedang berada di zona tidak nyaman. Entah itu suasana batin yang tersembunyi atau keadaan sehari-hari yang jauh dari harapan dan cita-cita. Bisa tentang kesehatan lahir, batin, dan bisa pula tentang kesehatan finansial. Keadaan seperti ini kadang mampu diatasi sendiri, tetapi tak menutup kemungkinan butuh campur tangan orang lain baik secara moril maupun materiil.

Mungkin tidak harus dengan pujian, kata-kata mutiara, atau kalimat penyemangat bak motivator kondang yang bisa membuat adem di dada kala sedang tidak baik-baik saja. Pertanyaan yang tampak sepele kita sertai doa ringan seringan mengucapkannya, boleh jadi justru bisa membuat orang lain menjadi lebih bergairah dalam menjalani hidup.

Dengan bahasa yang singkat dan sederhana dari seseorang yang peduli, ternyata mampu membangkitkan semangat saat butuh dukungan. Bahkan dengan bahasa yang sederhana pula, membuat sadar diri dan akhirnya mampu untuk menghargai diri sendiri, mensyukuri sekecil apa pun hasil jerih payah sendiri, dan tak mudah menyerah atas segala problematika hidup yang sedang dihadapi.

Misalnya, “Mbak, apa kabar? Selamat beraktivitas semoga hari ini menyenangkan.” Atau, “Mbak, sedang apa? Baiklah, selamat berkarya semoga membuatmu bahagia apa pun hasilnya.”

Berbagi Kabar

Tidak setiap orang mampu dan mau berbagi kabar maupun menanyakan seperti itu kepada orang lain. Mungkin karena terlalu sibuk atau karena sedang dirundung kesedihan dan kegagalan yang bertubi-tubi sehingga kepedulian terhadap orang lain menjadi berkurang. Namun, akan tetap ada satu dua gelintir orang yang selalu perhatian terhadap keadaan orang lain. Orang seperti itu sering kita sebut sebagai teman atau sahabat.

Baca Juga:

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

Bersyukur ketika memiliki teman atau sahabat yang komunikatif, lemah lembut, jujur dan penuh kasih sayang yang mau menemani di saat teman mengalami keterpurukan sekalipun. Teman berharga yang bisa menghibur walaupun tak harus bertatap muka dan rela berkorban dalam kebaikan demi nilai pertemanan yang sangat kita junjung tinggi.

Termasuk teman yang dengan hati-hati mau mengingatkan, menasihati kala melihat atau mengetahui teman lainnya nyaris berbuat sesuatu yang di luar koridor.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.” QS. At-Taubah (9): 119.

Di zaman modern ini masih adakah harga teman yang jujur atau sahabat sejati yang mampu mentransfer energi positif kepada teman yang lain? Orang-orang baik yang berteman atas dasar ketaatan kepada Allah? Tentu masih ada dan banyak.

Sebesar dan semurni apa yang bisa dan boleh kita sebut sebagai sahabat atau teman sejati. Masing-masing pribadi punya standar yang pasti tidak sama. Bentuk cinta dan kasih sayang yang berbeda dari anggota keluarga inilah yang sering kita sebut dengan persahabatan sejati.

Seakrab-akrabnya sebuah pertemanan, kerikil-kerikil kecil akan selalu hadir sebagai sandungan atau hambatan. Jika gangguan-gangguan kecil tersebut mampu kita halau maupun kita hadapi bersama, maka yang namanya teman sejati akan mampu kita miliki. Teman sejati tidak akan hadir secara tiba-tiba jika kita tidak mau  berusaha menjadi teman yang baik, sopan, amanah dan setia bagi orang lain.

Mempertahankan Pertemanan

Tidak mudah mempertahankan hubungan pertemanan yang nyaris tanpa cela dan tanpa kendala. Semua kembali kepada diri sendiri. Yakin selalu ada cara atau jurus jitu yang harus dilakukan agar hubungan yang indah ini senantiasa terpelihara dengan baik.

Misalnya, saling menjaga perasaan, saling menghormati, menghargai sekecil apa pun perhatian yang diberikan. Bahkan tidak segan-segan membantu teman keluar dari masalah selagi mampu. Saling mendoakan, saling menutupi aib, dan tetap menjadi teman disaat bahagia maupun saat berduka adalah wujud nyata kepedulian seorang teman terhadap kondisi teman lainnya.

Selektif memilih harga teman yang baik itu perlu, karena teman yang baik dapat memengaruhi karakter dan perilaku kita. Namun, bukan berarti harus menolak pertemanan ketika tahu teman yang ada di depan kita ternyata tidak sesuai kriteria yang kita inginkan. Tentu saja tetap sebagai teman meski dengan hubungan yang terbatas dan tidak perlu ada rasa bahwa diri sendiri paling baik dan benar.

Bersyukur

Dikelilingi sejumlah saudara, sahabat, dan teman, membuat hidup lebih bermakna dan berwarna. Meski ada banyak perbedaan di karakter dan garis nasib, saling mendukung merupakan sesuatu yang amat berharga. Tak bisa tertulis dengan kata-kata untuk menggambarkan kebaikan budi selama berinteraksi dengan teman sejati.

Tidak mampu tercatat dengan angka-angka seberapa tinggi nilai sebuah pertemanan yang mampu membawa kebaikan-kebaikan di banyak sisi.

Saatnya kembali bersyukur dan terus bersyukur berada di lingkaran pertemanan dengan suasana yang saling mendukung apa pun yang bernilai positif. Harga teman rasa saudara sangatlah berharga, perlu kita rawat dan kita upayakan kelangsungannya.

Jangan sampai ternodai oleh hal-hal sepele yang bisa merusak citra dari pertemanan itu sendiri. Hubungan seperti ini tak bisa ternilai dengan sejumlah finansial. Karena keluhuran nilai pertemanan tersebut kadang melebihi nilai persaudaraan yang ada. Tidak jarang hal ini terbawa hingga nanti, saatnya berpisah karena takdir Ilahi. []

Tags: Harga TemanKesalinganKesehatan MentalpersahabatanRelasi
Wurry Srie

Wurry Srie

Ibu rumah tangga yang suka menulis

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID