• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Perayaan Hari Valentine dalam Perspektif Islam

Rasulullah Saw merupakan teladan terbaik dalam hal ini. Beliau selalu menunjukkan kasih sayang kepada keluarganya, sahabatnya, bahkan kepada orang-orang yang memusuhinya.

Rinrin Rianti Rinrin Rianti
15/02/2025
in Publik
0
Hari Valentine

Hari Valentine

875
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – 14 Februari merupakan hari yang dikenal oleh masyarakat dunia sebagai Hari Valentine, hari kasih sayang.

Tidak jarang di Hari Valentine, sebagian besar orang memanfaatkannya untuk saling berbagi kasih sayang dengan memberikan bunga, coklat, atau kartu ucapan kepada orang-orang tersayang.

Meskipun sebagai hari kasih sayang, perayaan Hari Valentine bagi umat Muslim masih menjadi pro dan kontra. Ada yang melarang dan ada juga yang memperbolehkannya.

Bagi ya melarang mereka berdalih bahwa perayaan Valentine adalah tradisi orang barat bukan tradisi orang Islam.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2017 secara tegas mengharamkan umat Islam untuk merayakan Hari Valentine.

Baca Juga:

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

MUI berdalih bahwa perayaan Valentine adalah tradisi Barat. Tradisi ini MUI khawatirkan akan berpotensi membawa keburukan dan mendorong perilaku negatif seperti pergaulan bebas.

Menurut saya, pandangan ini tentu perlu dihormati, namun penting juga untuk melihat konteksnya.

Kasih Sayang dalam Islam

Dalam Islam sendiri, kasih sayang adalah nilai yang sangat dijunjung tinggi. Bahkan salah satu hadis mengatakan

مَنْ لاَ يَرحَمْ وَلاَ يُرْحَمْ

Artinya: “Barang siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.”

Hadis di atas menunjukkan bahwa kasih sayang adalah ajaran dalam Islam. Bahkan, salah satu nama Allah adalah ar-Rahman yang berarti Maha Pengasih. Maka dari itu, menunjukkan kasih sayang bukanlah sesuatu yang dilarang dalam agama.

Jika kita memaknai Valentine sebagai momen untuk menebarkan kasih sayang secara universal tanpa melibatkan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, apakah itu tetap salah? Bukankah Islam mengajarkan kita untuk menyayangi dan menghormati sesama umat manusia?

Melansir dari Media Indonesia, menyebutkan bahwa Dar al-Ifta, sebuah lembaga fatwa di Mesir berpendapat bahwa tidak ada larangan spesifik dalam Islam terkait perayaan Valentine. Karena perayaan ini seringkali terkait dengan acara sosial dan ungkapan kasih sayang.

Dar al-Ifta menegaskan bahwa umat muslim boleh merayakan Valentine asalkan tidak melanggar ajaran Islam.

Dalam hal ini, memberikan kasih sayang dan cinta kepada pasangan suami istri diperbolehkan. Tetapi momen tersebut sebaiknya disebut sebagai hari kasih sayang dan tidak terbatas pada tanggal 14 Februari saja.

Menurut Dar al-Ifta umat muslim dapat memperingati hari kasih sayang kapan saja sebagai bentuk penghormatan terhadap cinta dan kasih sayang dalam Islam.

Berikan Kasih Sayang Setiap Hari

Meskipun Valentine sering dianggap sebagai hari spesial untuk menunjukkan kasih sayang, sebenarnya Islam mengajarkan kita untuk memberikan kasih sayang setiap hari. Praktiknya pun beragam, mulai dari memberikan ucapan dan doa, beramal kebaikan, tolong menolong, dan menghargai setiap momen bersama orang-orang tersayang.

Rasulullah Saw merupakan teladan terbaik dalam hal ini. Beliau selalu menunjukkan kasih sayang kepada keluarganya, sahabatnya, bahkan kepada orang-orang yang memusuhinya.

Maka, tidak ada salahnya jika kita menggunakan hari kasih sayang ini untuk lebih mengingatkan diri akan pentingnya kasih sayang. Selama perayaannya kita lakukan dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama tanpa melibatkan hal-hal negatif maka tidak ada alasan untuk melarangnya.

Jadi, ketika kita memaknai Valentine sebagai hari untuk menyebarkan kasih sayang dan kebaikan kepada orang lain. Maka hal inilah yang sangat sejalan dengan ajaran Islam. Jangan sampai kita terlalu sibuk mempersoalkan bentuk perayaannya hingga lupa pada inti dari ajaran agama yaitu mencintai dan menyayangi sesama manusia.

Intinya memberikan kasih sayang tidak mengenal hari tertentu. Namun, jika ada satu hari khusus yang mengingatkan kita untuk lebih peduli dan menunjukkan cinta kepada orang lain mengapa tidak?

Selama dilakukan dengan niat baik dan cara yang benar merayakan kasih sayang bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan. []

Tags: Hari ValentineislamPerayaanperspektif
Rinrin Rianti

Rinrin Rianti

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Ulama perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

24 Mei 2025
Kekerasan

Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

24 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

23 Mei 2025
Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan

    Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari
  • Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan
  • Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version