• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Perayaan Hari Valentine dalam Perspektif Islam

Rasulullah Saw merupakan teladan terbaik dalam hal ini. Beliau selalu menunjukkan kasih sayang kepada keluarganya, sahabatnya, bahkan kepada orang-orang yang memusuhinya.

Rinrin Rianti Rinrin Rianti
15/02/2025
in Publik
0
Hari Valentine

Hari Valentine

877
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – 14 Februari merupakan hari yang dikenal oleh masyarakat dunia sebagai Hari Valentine, hari kasih sayang.

Tidak jarang di Hari Valentine, sebagian besar orang memanfaatkannya untuk saling berbagi kasih sayang dengan memberikan bunga, coklat, atau kartu ucapan kepada orang-orang tersayang.

Meskipun sebagai hari kasih sayang, perayaan Hari Valentine bagi umat Muslim masih menjadi pro dan kontra. Ada yang melarang dan ada juga yang memperbolehkannya.

Bagi ya melarang mereka berdalih bahwa perayaan Valentine adalah tradisi orang barat bukan tradisi orang Islam.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2017 secara tegas mengharamkan umat Islam untuk merayakan Hari Valentine.

Baca Juga:

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

MUI berdalih bahwa perayaan Valentine adalah tradisi Barat. Tradisi ini MUI khawatirkan akan berpotensi membawa keburukan dan mendorong perilaku negatif seperti pergaulan bebas.

Menurut saya, pandangan ini tentu perlu dihormati, namun penting juga untuk melihat konteksnya.

Kasih Sayang dalam Islam

Dalam Islam sendiri, kasih sayang adalah nilai yang sangat dijunjung tinggi. Bahkan salah satu hadis mengatakan

مَنْ لاَ يَرحَمْ وَلاَ يُرْحَمْ

Artinya: “Barang siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.”

Hadis di atas menunjukkan bahwa kasih sayang adalah ajaran dalam Islam. Bahkan, salah satu nama Allah adalah ar-Rahman yang berarti Maha Pengasih. Maka dari itu, menunjukkan kasih sayang bukanlah sesuatu yang dilarang dalam agama.

Jika kita memaknai Valentine sebagai momen untuk menebarkan kasih sayang secara universal tanpa melibatkan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, apakah itu tetap salah? Bukankah Islam mengajarkan kita untuk menyayangi dan menghormati sesama umat manusia?

Melansir dari Media Indonesia, menyebutkan bahwa Dar al-Ifta, sebuah lembaga fatwa di Mesir berpendapat bahwa tidak ada larangan spesifik dalam Islam terkait perayaan Valentine. Karena perayaan ini seringkali terkait dengan acara sosial dan ungkapan kasih sayang.

Dar al-Ifta menegaskan bahwa umat muslim boleh merayakan Valentine asalkan tidak melanggar ajaran Islam.

Dalam hal ini, memberikan kasih sayang dan cinta kepada pasangan suami istri diperbolehkan. Tetapi momen tersebut sebaiknya disebut sebagai hari kasih sayang dan tidak terbatas pada tanggal 14 Februari saja.

Menurut Dar al-Ifta umat muslim dapat memperingati hari kasih sayang kapan saja sebagai bentuk penghormatan terhadap cinta dan kasih sayang dalam Islam.

Berikan Kasih Sayang Setiap Hari

Meskipun Valentine sering dianggap sebagai hari spesial untuk menunjukkan kasih sayang, sebenarnya Islam mengajarkan kita untuk memberikan kasih sayang setiap hari. Praktiknya pun beragam, mulai dari memberikan ucapan dan doa, beramal kebaikan, tolong menolong, dan menghargai setiap momen bersama orang-orang tersayang.

Rasulullah Saw merupakan teladan terbaik dalam hal ini. Beliau selalu menunjukkan kasih sayang kepada keluarganya, sahabatnya, bahkan kepada orang-orang yang memusuhinya.

Maka, tidak ada salahnya jika kita menggunakan hari kasih sayang ini untuk lebih mengingatkan diri akan pentingnya kasih sayang. Selama perayaannya kita lakukan dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama tanpa melibatkan hal-hal negatif maka tidak ada alasan untuk melarangnya.

Jadi, ketika kita memaknai Valentine sebagai hari untuk menyebarkan kasih sayang dan kebaikan kepada orang lain. Maka hal inilah yang sangat sejalan dengan ajaran Islam. Jangan sampai kita terlalu sibuk mempersoalkan bentuk perayaannya hingga lupa pada inti dari ajaran agama yaitu mencintai dan menyayangi sesama manusia.

Intinya memberikan kasih sayang tidak mengenal hari tertentu. Namun, jika ada satu hari khusus yang mengingatkan kita untuk lebih peduli dan menunjukkan cinta kepada orang lain mengapa tidak?

Selama dilakukan dengan niat baik dan cara yang benar merayakan kasih sayang bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan. []

Tags: Hari ValentineislamPerayaanperspektif
Rinrin Rianti

Rinrin Rianti

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Kopi yang Terlambat

Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

10 Juli 2025
Humor Kepada Difabel

Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

10 Juli 2025
Melawan Perundungan

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

9 Juli 2025
Nikah Massal

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

8 Juli 2025
Intoleransi di Sukabumi

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

7 Juli 2025
Retret di sukabumi

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID