• Login
  • Register
Minggu, 20 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Dalam Keragaman Ada Rahmat Tuhan

Perbedaan antarmanusia adalah sunnatullah atau ketentuan Allah. Maka siapa pun tak mungkin bisa menghilangkannya dan tidak bisa pula mengingkarinya

Redaksi Redaksi
18/02/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Keragaman

Keragaman

891
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Alam semesta secara faktual adalah warna-warni, beragam, dan plural. Keanekaragaman itu telah ada sejak Tuhan menciptakannya. Wujud keragaman alam semesta ini adalah kehendak Tuhan untuk manusia. Dalam warna-warni, ada keindahan. Dalam keragaman, ada rahmat. Bahkan dalam pluralitas, ada dinamika kehidupan.

Syekh Syamsi Tabrizi, guru spiritual Maulana Jalaluddin Rumi itu, menyampaikan kata-kata indah:

“Kita semua diciptakan menurut citra Allah. Pada saat yang sama, masing-masing kita diciptakan berbeda dan unik. Tak ada orangyang sama. Tak ada dua hati yang sama. Jika Tuhan ingin semua orang sama, maka Dia sudah menciptakan demikian.”

“Oleh karena itu, orang yang tidak menghargai perbedaan atau memaksakan pandanganmu terhadap orang lain sama saja dengan tak menghargai aturan dan keputusan Tuhan.” (Syamsi Tabrizi, Kaidah Cinta).

Realitas alamiah semesta itu menunjukkan bahwa tidak ada makhluk yang sama di muka dunia sejak ia diciptakan Tuhan sampai hari ini, dan mungkin sampai kiamat. Yang ada adalah kemiripan, keserupaan, dan seakan-akan belaka.

Baca Juga:

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

Belajar Mencintai Tuhan dari Rabi’ah Al-Adawiyah

Rahmatan Lil ‘Alamin dalam Pandangan KUPI

Pandangan Sufi terkait Manusia Menjadi Makhluk Tuhan Paling Terhormat

Perbedaan manusia tersebut tidak hanya menyangkut wajah, melainkan juga pikiran, keinginan, cinta-cita, hasrat, keyakinan, atau agama dan jalan hidup.

Perbedaan antarmanusia adalah sunnatullah atau ketentuan Allah. Maka siapa pun tak mungkin bisa menghilangkannya dan tidak bisa pula mengingkarinya. Pengingkaran terhadap sunnatullah adalah penolakan terhadap kehendak Tuhan.

Semua diciptakan Tuhan untuk kebahagiaan manusia. Meskipun berbeda-beda, tetapi semua dan setiap manusia ingin bahagia dan ingin dihargai atau dihormati hakhaknya. Ini tak bisa dipaksakan oleh dan kepada siapapun.

Karena itu, siapa pun sejatinya tidak boleh memaksakan kehendaknya, keyakinannya, dan pilihannya kepada orang lain, apalagi dengan menggunakan cara-cara kekerasan.

Karena hal itu berarti merenggut hak-hak dasarnya, hak yang sudah Tuhan berikan. Bahkan tidak juga Nabi Saw. Beliau tak bisa dan tak boleh memaksakan keyakinan agama yang Nabi bawa kepada orang lain Kepada kekasih-Nya itu, Allah berfirman:

لَّسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍۙ

“Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.” (QS. al-Ghasyiyah (88): 22). []

Tags: KeragamanrahmatTuhan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Lingkungan Sosial

Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

19 Juli 2025
Nabi Muhammad Saw dalam Mendidik

Meneladani Nabi Muhammad Saw dalam Mendidik Anak Perempuan

19 Juli 2025
Fondasi Mental Anak

Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh

19 Juli 2025
Karakter Anak yang

Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

19 Juli 2025
Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Karakter Anak yang

    Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan
  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID