• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Tamasya “Wisata” Kota Sampah dan Pandangan Kritis Seyyed Hossein Nasr

Pekalongan saat ini dipenuhi sampah. Bagaimana kritik Seyyed Hossein Nasr atas perilaku manusia modern hari ini?

Khairul Anwar Khairul Anwar
19/04/2025
in Publik
0
Kota Sampah

Kota Sampah

1.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perbincangan isu lingkungan hidup, termasuk bahasan soal sampah, tampaknya tak akan ada batasnya. Isu tersebut kini tengah jadi pembicaraan hangat di masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarnya.

Di media sosial misalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan mendapatkan kritik pedas dari masyarakat karena dianggap tak becus menangani persoalan sampah. Sejak tertutupnya TPA Degayu oleh Kementerian Lingkungan Hidup, wajah Kota Pekalongan kini tercemar, yang oleh teman saya menyebutnya sebagai wisata gunung sampah.

Kalau Anda tak percaya, silakan main ke Kota Pekalongan. Selain bisa mencicipi lezatnya Nasi Megono, Anda juga akan tersuguhi pemandangan cantik saat melintas di jalan-jalan Kota Pekalongan. Tumpukan sampah yang telah terbungkus plastik telah memenuhi pinggiran jalan-jalan di Kota Pekalongan. Kota Pekalongan yang berjuluk sebagai Kota Kreatif Dunia oleh UNESCO, kini bertransformasi menjadi kota penuh sampah.

Persoalan sampah di kota yang juga terkenal sebagai Kota Batik ini sebenarnya bukan isu yang terjadi baru-baru ini. Namun sudah jadi bahan pembicaraan yang tak asing lagi dalam beberapa tahun terakhir. Cuma akhir-akhir ini saja gaungnya kembali melangit usai jalan-jalan di perkotaan terhiasi sampah.

Lalu Salah Siapa?

Masalah sampah memang terjadi dimana-mana. Masing-masing pihak tentu harus punya kesadaran dan kemauan. Paling tidak, meminimalisir terjadinya tumpukan sampah atau lebih-lebih, mengubah sampah itu menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Baca Juga:

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

Membaca Ensiklik Katolik Laudato Si’ Menggunakan Perspektif Mubadalah

Spirit Zakat dalam Pajak: Amanah di Pundak Pejabat dan Kontrol di Tangan Rakyat

Lailatul Qadar adalah Pesan Pelestarian Lingkungan

Respon beragam terjadi di media sosial soal kota sampah di Pekalongan ini. Teman saya yang lain, yang seorang lulusan UIN, mengkritik Pemerintah Kota Pekalongan yang katanya Pemkot tidak bisa memberikan solusi penanganan sampah. Malah menyuruh-nyuruh warga untuk mengelola sampah secara mandiri.

Sementara, banyak video CCTV yang terunggah di medsos yang menunjukan warga membuang sampah sembarangan, entah di depan sekolah, depan toko, di area pasar, dan sebagainya. Di kolom komentar, netizen ramai-ramai mengkritik perilaku masyarakat yang membuang sampah tersebut.

Posisi saya, yang sama-sama sebagai rakyat jelata, tentu tidak ikut menghakimi perbuatan buang sampah sembarangan tersebut, namun juga tidak serta merta membenarkan tingkah tersebut. Saya rasa warga bingung mau buang sampah di mana, lebih-lebih pemerintahnya juga bingung karena belum mampu memberikan solusi jitu persoalan sampah.

Krisis Ekologi Bukan Cuma Sampah

Kota Pekalongan bukan hanya soal sampah. Tapi, kota ini juga tentang pencemaran sungai dan air, banjir rob, pencemaran udara, dan lainnya. Siapa yang bersalah? Lagi-lagi, semua ikut andil.

Pemerintah dengan aturan-aturannya yang tidak pro lingkungan, atau kebijakan-kebijakannya yang kadang justru malah berpotensi menambah rusaknya lingkungan. Serta masyarakat, dalam hal ini pengusaha, rumah tangga, atau masyarakat umum, yang belum sadar atau belum tersadarkan, akan pentingnya menjaga lingkungan.

Ada banyak sebab terkait belum sadarnya masyarakat, termasuk pemerintah, untuk memelihara alam ini dengan sebaik-baiknya. Bisa karena pemerintah abai terhadap isu lingkungan hidup, atau masyarakatnya tidak kita beri edukasi tentang pentingnya lingkungan. Selain itu mungkin saja pemerintah tidak menyediakan fasilitas memadai untuk pengelolaan sampah maupun limbah.

Kritik Seyyed Hossein Nasr dan Makna Spiritualitas

Akan tetapi, mari kita melihat persoalan ini dari perspektifnya Seyyed Hossein Nasr. Dia adalah seorang filsuf muslim kontemporer. Nasr mengungkap bahwa permasalahan lingkungan hidup di dunia ini akibat krisis religiusitas dan spiritualitas manusia.

Termasuk krisis lingkungan, cendekiawan Muslim yang lahir di Iran (1933) tersebut melihat krisis religiusitas dan spiritualitas modern sebagai akar dari berbagai masalah global di era modern, seperti kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan, dan penindasan.

Dalam bukunya yang berjudul ‘Problematika Krisis Spiritual Manusia Modern’, Nasr secara jelas menyatakan bahwa krisis ekologi hanyalah manifestasi dari krisis rohani dan tidak dapat terselesaikan tanpa membangkitkan kembali spiritualisme dari manusia.

Spiritualitas, secara hakiki, dapat kita artikan sebagai kesadaran yang berhubungan dengan Tuhan, di mana manusia merasa dekat dengan-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Sementara itu, dalam konteks spiritualitas modern, kita memerlukan pelaksanaan dari kesadaran tersebut dalam bentuk upaya menghadapi berbagai masalah global yang muncul di era modern ini.

Kerusakan alam, menurut Nasr, menjadi tanda bahwa manusia perlu segera memperbaiki hubungan mereka dengan lingkungan, mengingat alam sebagai refleksi dari penciptaan ilahi yang sakral.

Sakralitas sendiri adalah kualitas atau sifat sesuatu yang kita anggap suci, keramat, atau memiliki nilai spiritual tinggi dalam suatu budaya atau agama. Nah, manusia modern memandang, alam tidak lagi sebagai sesuatu yang sakral, tetapi sebagai objek yang dapat dieksploitasi (secara berlebihan).

Maka, penting bagi kita untuk terus menjaga spiritualitas dalam kehidupan. Begitu pentingnya dimensi spiritual dalam kehidupan manusia, energi spiritual dapat kita ekspresikan pada aspek kehidupan manusia (Muhammed Feris, 2017), yaitu 1) Takwa, 2) Tawakal, 3) Bersyukur kepada Allah, 4) Sabar, 5) Ihsan.

Krisis Spiritualitas

Nasr menjelaskan bahwa krisis spiritual merupakan problematika yang sangat memberikan dampak besar dan berbahaya bagi manusia. Krisis spiritual membuat manusia menjadi hampa dan perbuatan yang dilakukan menjadi tidak terkontrol. Seakan bahwa hidup di dunia ini tidak ada aturan yang mengikatnya, termasuk cara bersikap terhadap lingkungan.

Oleh sebab itu, Nasr mendorong kita untuk merenungkan kembali hakikat manusia sebenarnya. Manusia merupakan bagian dari alam, dan sebaliknya. Sedangkan alam merupakan bukti adanya Allah. Tuhan, manusia dan alam merupakan satu entitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Setiap hamba yang diberi akal, sudah semestinya, menumbuhkan kembali kepedulian terhadap alam. Sikap sebagai khalifah di muka bumi mesti kembali kita rawat. Maksud khalifah disini ialah sebagai pemimpin yang bijak, tidak melakukan hal yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan kota sampah yang lebih parah.

Adapun tindakan ril yang dapat diwujudkan oleh setiap manusia, dengan memulai dari pengelolaan sampah dan penggunaan yang secara tepat. Manusia, dalam hal ini juga pemerintah, sebagai pemegang kebijakan yang seharusnya juga punya kesadaran penuh terhadap kebersihan lingkungan.

Pertanyaannya, mampukah Pemkot Pekalongan mengembalikan wajah kota yang bebas dari sampah? Serta mampukah mengelola sampah-sampah itu dengan baik? Mari kita tunggu aksi nyatanya saja. []

 

Tags: Dampak SampahDarurat SampahIsu LingkunganKota PekalonganKota SampahKrisis EkologipemerintahPengelolaan SampahSeyyed Hossein Nasr
Khairul Anwar

Khairul Anwar

Ketua LP2M STAI Ki Ageng Pekalongan, Sekretaris LTNNU Kab. Pekalongan & sekretaris PR GP Ansor Karangjompo, penulis buku serta kontributor aktif NU Online Jateng. Bisa diajak ngopi via ig @anwarkhairul17

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl
  • Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat
  • KB dalam Hadits
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi
  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version