• Login
  • Register
Rabu, 23 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Bali menjadi saksi toleransi bahwa ketika budaya lokal bertemu dengan tradisi keagamaan, tercipta harmoni yang indah.

Achmad Sofiyul Achmad Sofiyul
07/06/2025
in Publik, Rekomendasi
0
Toleransi di Bali

Toleransi di Bali

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bali, yang terkenal surga-nya dunia nomor ke-2 sejagad raya itu menyimpan pesan indah dalam saling toleransi. Jujur saja saya sudah tidak kagok dengan jargon “Bali adalah kota seribu toleransi”, karena selain suka main ke bali, juga ada setitik darah keluarga.

Toleransi beragama di Bali sungguh amat ekstra tinggi. Bagaimana tidak? Persinggungan antar agama dan kultur budaya sering beririsan. Tentu harus beradaptasi dengan maksimal ketika memahami ajaran antar agama.

Contohnya saja bagi kaum muslim pada sat Idul Adha/kurbanan ini. Mungkin di Jawa sudah biasa dengan kurban kambing, sapi, kerbau dan lain sebagainya asalkan tidak menabrak syariat. Tapi berbeda dengan di Bali, bukan lagi perihal syariat, ini soal kemanusiaan yang dibungkus dengan toleransi.

Warga Muslim yang berdomisili Bali harus paham dengan syariat dalam ajaran hindu. Contoh pada momen Iduladha saat ini. Warga muslim selayaknya mengerti jika saudara Hindu meng-agungkan “Sapi” dalam kehidupan.

Dalam ajaran mereka, Sapi sebagai sakralitas lambang kehidupan, mereka anggap juga sebagai hewan suci dan perwujudan Dewi Ibu Gau Mata. Meskipun menghidangkan sapi adalah sebuah tantangan bagi orang Kudus (bagi yang percaya), kedudukan Sapi pada ajaran Hindu sudah terlalu suci.

Baca Juga:

Penyegelan Masjid Ahmadiyah di Banjar: Negara Masih Gagal Menjamin Kebebasan Beragama

Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Toleransi Yang Nggak Pencitraan

Salah satu pengalaman epik saya pada saat Iduladha di Bali adalah tetangga muslim yang “Newbie” baru tinggal di kota seribu pura itu memberikan potongan daging sapi ke warga hindu setempat.

Sedikit agak tertawa, karena si tetangga belum paham betul tradisi dan ajaran lokal. Tapi yang bikin salut adalah perbincangan menjadi hangat ketika saling memahami. Warga Bali menjelaskan mengapa daging sapi tersebut dia tolak, dan warga muslim menggantinya dengan daging kambing sebagai bentuk menghargai.

Tidak ada kata sakit hati, keduanya terjalin dalam senyuman hangat. Begitu ringan dan sangat enteng toleransi beragama. Toleransi itu nggak harus ribet atau formal. Kadang cukup dengan senyuman, saling sapa, saling memahami dan menghargai atau bantuin tetangga beda agama. Dan semua itu bukan gimmick. Nggak ada panggung, nggak ada kamera cuma manusia bantu manusia.

Masih banyak tempat di Indonesia yang sedang memperjuangkan toleransi Bergama, tapi Bali sudah menjadi contoh konkrit toleransi beragama yang enteng. Sebagai masyarakat minoritas, umat muslim tetap bisa ibadah, berkurban, merayakan hari raya yang damai. Nggak ada ribut-ribut, yang ada malah toleransi.

Ketika Beda Keyakinan Menjadi Kekuatan

Menariknya, warga Hindu Bali mayoritas tidak terganggu dengan Idhuladha. Mereka malah antusias membantu, mengamankan kegiatan yang serumpun. Begitupun sebaliknya, jika ada kegiatan keagamaan Galungan, Nyepi dan sebagainya, warga muslim membantu dan menghargai budaya itu.

Dalam ajaran Hindu, Filosofi Tri Hita Karana yang mengajarkan tentang keharmonisan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan, ternyata bisa diimplementasikan lintas agama. Warga Muslim dan Hindu di Bali sudah membuktikan bahwa perbedaan keyakinan nggak mesti jadi penghalang untuk hidup rukun.

Juga ada dalam Islam Quran surat Al-Hujurat ayat 13 yang mengajarkan agar saling mengenal, menghargai, menghormati secara harmonis, dan tanpa unsur diskriminasi.

Oleh karena itu Iduladha mengajarkan sebuah sikap toleransi yang besar sebagai perenungan. Bali menjadi saksi toleransi bahwa ketika budaya lokal bertemu dengan tradisi keagamaan, tercipta harmoni yang indah.

Dari fenomena ini, rasanya Indonesia masih memiliki harapan penuh untuk saling merawat toleransi dalam keberagaman. Dari sapi kurban menjadi gotong royong, dari perbedaan keyakinan sampai kesamaan rasa kemanusiaan dan terbingkai dalam satu frame, bingkai keindahan. Jadi, siapa bilang toleransi itu susah? Kadang hanya butuh membuka hati dan fikiran serta seporsi besar rasa saling menghargai. []

Tags: BaliBelajar ToleransiBeragamaDaging Kurbanhari raya idul adhasaling menghargai
Achmad Sofiyul

Achmad Sofiyul

Bernafas, nir-intelektuil, dan suka eksis di IG @achmadyullllll_

Terkait Posts

Perlindungan Anak

Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?

23 Juli 2025
Pesantren Inklusif

Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

22 Juli 2025
Perselingkuhan

Perselingkuhan, Nikah Siri dan Sexually Discipline

22 Juli 2025
Mazmur

Mazmur dan Suara Alam: Ketika Bumi Menjadi Mitra dalam Memuji Tuhan

21 Juli 2025
Erika Carlina

Dari Erika Carlina Kita Belajar Mendengarkan Tanpa Menghakimi

21 Juli 2025
Tren S-Line

Tren S-Line: Ketika Aib Bukan Lagi Aib

21 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Keadilan

    Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Zina dilarang Agama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional
  • Mengapa Zina dilarang Agama?
  • Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura
  • Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan
  • Menghargai Hak-hak Anak

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID