Sayangnya, dalam proses pembagian daging kurban ini, seringkali muncul masalah yang kerap dianggap sepele, namun berdampak sangat besar bagi lingkungan yaitu penggunaan kantong plastik.
Mubadalah.id – Hari Raya Iduladha, yang jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah, adalah salah satu perayaan besar bagi umat Islam. Dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban, Iduladha memiliki makna mendalam tentang pengorbanan, ketaatan, dan kepedulian sosial bagi seluruh umat.
Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan sejarah Hari Raya Kurban. Berawal dari mimpi Nabi Ibrahim yang menerima perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.
Dengan hati yang berat, Nabi Ibrahim bersama Siti Hajar melaksanakan perintah itu sebagai bentuk ketaatan mutlak kepada Allah. Namun, pada detik-detik terakhir, Nabi Ismail diganti dengan seekor domba jantan yang besar.
Oleh karena itu, inti dari perayaan Iduladha adalah penyembelihan hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, atau unta. Penyembelihan ini melambangkan keikhlasan dan rasa syukur kita atas harta yang kita miliki. Daging kurban tersebut kemudian dibagikan kepada tetangga, kerabat, fakir miskin, dan orang-orang yang membutuhkan lainnya.
Masalah Penggunaan Plastik dalam Pembagian Daging Kurban
Sayangnya, dalam proses pembagian daging kurban ini, seringkali muncul masalah yang kerap dianggap sepele, namun berdampak sangat besar bagi lingkungan yaitu penggunaan kantong plastik.
Melansir dari website human-initiative.org, plastik sangat sulit terurai dan membutuhkan waktu kurang lebih 10 hingga 500 tahun untuk hancur sepenuhnya.
Meskipun menyadari hal ini, masyarakat masih saja menggunakan kantong plastik sekali pakai dengan dalih kepraktisan. Padahal, pembagian daging kurban dengan kantong plastik justru menimbulkan banyak masalah, baik bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
Bayangkan saja tumpukan kantong plastik yang hanya digunakan sebentar. Namun berpotensi mencemari air dan mengancam keindahan lingkungan selama ratusan tahun.
Menjaga Kebersihan Lingkungan
Di dalam ajaran Islam, kebersihan lingkungan merupakan salah satu ajaran penting yang harus dilakukan oleh semua umatnya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam salah satu hadis Rasulullah SAW: “An-nazhafatu minal iman” yang berarti “Kebersihan Sebagian dari Iman.”
Hadis ini menegaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan diri, dan kebersihan batin. Maka menggunakan plastik yang merusak lingkungan untuk membagikan daging kurban tentu sangat bertentangan dengan ajaran Islam ini.
Momentum Hari Raya Kurban seharusnya menjadi ajang untuk berburu kebaikan secara menyeluruh, tidak hanya kepada sesama manusia. Tetapi juga kepada hewan dan lingkungan hidup.
Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
Lalu, bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih bijak dalam membagikan daging kurban? Untuk mewujudkan pembagian yang ramah lingkungan dan bebas dari kantong plastik, kita dapat mengganti bungkus plastik dengan beberapa alternatif berikut:
Pertama, membawa wadah masing-masing. Panitia kurban dapat mengumumkan kepada warga yang akan menerima daging kurban untuk membawa wadah sendiri dari rumah. Cara ini efektif mengurangi penggunaan kantong plastik secara signifikan.
Kedua, mengganti dengan bahan alami. Kantong plastik bisa kita ganti dengan besek bambu, daun pisang, atau daun jati. Penggunaan daun, misalnya, jauh lebih sehat karena minim risiko paparan mikroplastik yang sering nempel pada kemasan plastik.
Ketiga, menggunakan tas kain atau anyaman. Contoh baik datang dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Melansir dari Detikjateng, sejak tahun 2019, wadah daging kurban di sana tidak lagi menggunakan kantong plastik.
Jemaah Masjid Al-Azhar di Dusun Kroco, Kalurahan Sendangsari, Kapanewan Pengasih, berinisiatif menggunakan anyaman dari daun kelapa yang dibentuk seperti besek.
Beberapa tips di atas dapat menjadi contoh nyata untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sebagai bungkus daging kurban.
Dengan beralih ke wadah yang lebih ramah lingkungan, kita dapat berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian alam sekitar kita. Mari kita mulai menjaga lingkungan dengan mengubah kebiasaan dalam pembagian daging kurban ini. []