• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Ketahanan Keluarga Kuncinya Ada di Pengasuhan

Modal utamanya adalah pengasuhan karena ia sepaket pula dengan pendidikan. Ibu dan ayah yang sadar akan hal tersebut tentu mengarahkan para anaknya untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang baik sehingga anak akan lebih siap dan mampu menghadapi masa depan.

Ela Nurlaela Ela Nurlaela
11/12/2021
in Keluarga, Kolom
0
Ketahanan Keluarga Kuncinya Ada di Pengasuhan

Ketahanan Keluarga Kuncinya Ada di Pengasuhan

139
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari ketiga Temu Nasional (TUNAS) Gusdurian 2020 adakan forum diskusi strategis bertema Perempuan, Anak dan Keluarga. Forum ini menghadirkan Kyai Faqihudin Abdul Qodir, Dr. Nurofiah, Muhammad Saeroni, Wiwin Siti Aminah, Nurmey Nurul Haq juga beberapa pakar lainnya.

Beberapa narasumber memaparkan materi sesuai dengan concern dan fokus kajian masing-masing.  Namun pada tulisan ini saya akan memaparkan masalah Perempuan, Anak dan Keluarga menurut pemaparan ibu Wiwin Siti Aminah.

Beliau menyebutkan selain faktor ekonomi dan pendidikan yang menjadi pemicu utama kegagalan keluarga ialah karena pembagian peran yang tidak seimbang antara ibu dan ayah. Dewasa ini, orang seringkali sensi bahkan begitu tajam tatkala mendengar kata feminisme. Namun mari kita melihat sudut pandang lain terkait kesetaraan yakni dari kacamata anak dan pengasuhan. Ketahanan keluarga kuncinya ada di pengasuhan yang seimbang.

Bukan tanpa dipungkiri jika perceraian atau KDRT bisa muncul dalam satuan keluarga manapun, hal ini karena kurangnya kesadaran, kerjasama serta sikap kesalingan yang tidak dipupuk secara benar. Seorang ibu bisa saja sangat lelah mengerjakan banyak tugas rumah sementara ayah yang tidak pengertian akan sibuk berleha-leha.

Tidak menutup kemungkinan juga jika ayah justru sangat sibuk bekerja sementara ibu sibuk menghamburkan uang untuk belanja. Pasangan suami istri yang harmonis melahirkan anak yang tangguh, mandiri dan siap menghadapi segala tantangan zaman dalam segala keadaan.

Baca Juga:

Surat yang Kukirim pada Malam

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

Modal utamanya adalah pengasuhan karena ia sepaket pula dengan pendidikan. Ibu dan ayah yang sadar akan hal tersebut tentu mengarahkan para anaknya untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang baik sehingga anak akan lebih siap dan mampu menghadapi masa depan.

Anak yang diasuh dengan nilai-nilai tersebut akan lebih mudah bergaul dan melakukan kerja tanpa harus disuruh dan diperintah. Contoh: seorang anak yang secara bertanggungjawab mengerjakan tugas rumah dan sekolah tanpa harus disuruh bahkan dimarahi terlebih dahulu oleh orangtuanya.

Hal lain yang juga harus dimiliki oleh para orangtua masa kini adalah pengetahuan mengenai informasi dan digitalisasi, orangtua yang bijak anak mampu memilah mana yang tepat dan terbaik untuk para anaknya. Maka kerjasama menjadi sesuatu yang mutlak dan perlu dalam keluarga.

Jika sudah kuat pondasinya dimulai dari pembagian peran, pengasuhan dan budaya dalam keluarga maka dapat dipastikan tidak akan ada lagi perlakuan anak memarahi orang tua gara-gara tidak dibelikan sepeda motor, kabur dari sekolah dan memilih foya foya atau balapan liar, kriminalisasi akan menyusut dan kerusuhan dimasyarakat akibat perlakuan seenaknya akan terkikis secara perlahan. Lebih-lebih adalah angka perceraian dan kekerasan akan memudar pula seiring dengan semakin bertambahnya kesadaran serta semangat melakukan kebaikan.

Perihal ini, pemerintah juga perlu hadir memberikan wadah agar para anak bangsa mampu berdaya saing dengan memberikan fasilitas yang menyelaraskan antara pendidikan dan industri sehingga tidak akan ada lagi anak bangsa yang kebingungan meskipun ia memiliki banyak potensi. []

 

Tags: keluargaKesalinganketahanan keluargaparentingPola Pengasuhan Anakrumah tangga
Ela Nurlaela

Ela Nurlaela

Alumni Fakultas Syariah dan Hukum UIN SGD Bandung, Suka bercocok tanam, senang mempelajari berbagai isu

Terkait Posts

Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID