Mubadalah.id – Fungsi Islam rahmat bagi semesta dielaborasi oleh Nabi Muhammad Saw melalui sabdanya: “Aku diutus Tuhan hanya untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.”
Akhlak luhur adalah moral dan nilai-nilai kemanusiaan universal, seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, menghormati dan menyayangi orang lain, rendah hati, saling menolong, dan sebagainya.
Kekerasan, kezaliman, kesombongan, caci maki, dan berkata-kata kasar adalah berlawanan secara diametris dengan al-akhlak al-karimah.
Tuhan telah memberikan kesaksian-Nya terhadap kepribadian Nabi Saw yang agung tersebut:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Artinya: Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS. Ali Imran ayat 159)
Kerahmatan Islam juga berarti menghormati orang lain, termasuk yang berbeda agama, bukan hanya ketika dia masih hidup. Bahkan juga ketika sudah mati.
Sahal bin Hanif dan Qais bin Sa’ad, dua sahabat Nabi Saw, mengatakan bahwa suatu saat, ada jenazah melewati Nabi Saw. Beliau tiba-tiba saja berdiri. Nabi Saw diingatkan bahwa jenazah tersebut adalah seorang Yahudi. “Alaisat nafsan? (Bukankah ia adalah manusia)?” jawab Nabi Saw.
Atas dasar ini, Tuhan juga melarang orang-orang beriman mencaci maki keyakinan orang lain. Mencaci maki orang lain, termasuk dalam soal keyakinannya, bisa berarti sama dengan mencaci maki diri sendiri dan keyakinannya. []